Part 1. Prank Gone Wrong

750 81 45
                                    

🌋


Hari Minggu sebenarnya hari paling ideal untuk melakukan hibernasi dan merebah total. No excuse buat pekerjaan, minimal itulah pemahaman Renitha hingga detik ini. Sialnya, Renitha yang sering dipanggil Retha itu malah terjebak dengan kegiatan super tidak penting bersama seorang teman semasa kuliahnya di Bandung.

Sangat malas tapi toh akhirnya pun pasrah saat dijemput paksa. Karibnya itu bernama Windy, teman dekat Retha. Hari ini, gadis berisik itu telah memaksa Retha untuk ikut serta dalam pembuatan konten videonya. Ya, Windy memang seorang public figure tenar di platform media sosial yang sedang naik daun saat ini. Windy dan kekasihnya itu memiliki satu rencana untuk menyeret Retha sebab ia selalu menolak permintaan mereka berdua.

Oh, jangan tanya kenapa gadis itu bisa rela dijadikan obat nyamuk di antara mereka berdua. Kekasih Windy masih pegawai senior di kantor Retha, lebih tepatnya orang yang duduk di samping kubikel ruangannya. Hogi, tipe Windy sekali sejak jaman dulu. Retha jelas tahu Windy akan menyukai lelaki itu sejak pertama kali mereka dikenalkan olehnya. Lelaki periang bersemangat yang selalu menularkan kebahagiaan di mana pun dia berada.

Such a clown.

Berlebihan memang, tapi memang Hogi seperti itu. Dia selalu menjadi mood-maker di ruangan Retha yang cenderung kaku dan kering kerontang, bahkan sampai pada skala gedung kantor. Ah, kenapa jadi bicara melenceng banyak tentang Hogi? Peringatannya dari awal, ini bukan tentang Retha yang menjadi duri dalam hubungan mereka. Hell, no!

"Retha sayang, jadinya lo mau makan apa? Anything you want deh, Babe," Windy mendusel di bahu Retha sementara tangannya sibuk memasang kamera ke ujung tripod-nya. "By the way, kok lo bisa cantik gila sih, Babe? Udah deh, gue kasih saran mendingan lo cari pacar aja. Tuh cowok-cowok ya, nggak yang single nggak yang double pada main mata ke kamu dari tadi."

Bola mata Retha memutar sebal tapi disertai dengan kekehan kecil khasnya. "Ahahaha lucu banget?! Emangnya lagi main badminton? Gini aja ya lo panggil-panggil gue sayang?" cibirnya.

"Windy sayang, Retha tuh dilirik banyak orang gara-gara perutnya. Kalo cowok lihat cewek bunting jalan sendirian sih yang ada langsung mundur kali, takut diminta tanggung jawab," ceplos Hogi menyengir lebar. 

Retha memajukan bibirnya untuk protes besar-besaran, tapi toh ditanggapi dengan gelak tawa puas dari mereka. Dasar pasangan laknat!

Netra Retha turun ke bagian menyembul di daerah depan perutnya sendiri. Ragu-ragu ia mengelusnya dengan perasaan aneh juga merinding. Belum bisa membayangkan bagaimana rasanya jika suatu saat hari nanti ia akan menjadi seorang ibu secara nyata.

Sebenarnya, ia tidak pernah suka hal-hal aneh seperti ini. Jadi kemungkinan besar Retha terpaksa berbuat hal sinting begini hanya karena orang lain, bukan atas kemauannya sendiri.

In the name of friendshit? Benar, itu hanya demi Windy semata.

Sebelum tiba di sini, Windy memakaikan pada perut Retha sebuah korset hamil yang sudah lebih dulu diisi dengan tumpukan silikon. Hampir tidak percaya saat Windy memintanya melakukan hal nyeleneh seperti sekarang ini. Gadis itu sudah menjelma dan berpura-pura menjadi seorang ibu hamil.

"Ini harus banget lo bikin kontennya di mall Senayan? Nggak bisa di minimarket atau apa gitu yang tempatnya lebih kecil? Malu-maluin tau nggak, Win."

Bibir Windy maju seketika meminta untuk segera dikuncir. "Tapi kan lo udah janji?"

"Hhh, ya udah iya udah," pasrahnya.

Senyum sumringah itu terbit di wajah sohibnya Retha. Tapi tiba-tiba Hogi terkekeh lalu menyeletuk, "Tha, ati-ati aja identitas lo ketauan, auto SP dari kantor. Hahahaha."

The Disaster PrankTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang