DELAPAN [END]

3.5K 406 25
                                    

"Lalu setelah itu dia pergi dan tidak kembali sampai hari ini, dia hanya meninggalkanku sebuah surat juga seorang teman"

Joonmyeon yang sedari tadi masih setia mendengarkan ceritaku mengusap matanya yang tiba-tiba basah

Aku tertawa meledek "Apa kamu menangis?"

"Aku tidak" dia berbicara setengah terisak dan itu benar-benar membuatku tertawa sampai kehilangan keseimbangan dan terjatuh di tanah, Joonmyeon yang melihatku juga jadi ikut tertawa sampai perut kami berdua sakit













"Aku bersyukur karena akhirnya ada orang yang bisa kamu percaya untuk bercerita tentang semuanya, dan lebih baik lagi karena orang itu adalah aku"

Sebenarnya tidak juga, aku tidak menceritakan semuanya, ada beberapa bagian yang tidak akan aku biarkan orang lain tahu, juga tentang Yixing, karena bisa saja hal itu akan membuat hubungan mereka tidak seperti sekarang

Aku menendang udara sambil bergumam setuju "Aku tidak mungkin cerita pada Jongin karena dia bodoh, aku dan Luhan juga tidak pernah menjadi dekat sampai sekarang"

"Yixing?"

"Yixing?" Aku bergumam "Ah, Yixing!" teriak kami bersamaan, berlari untuk kembali masuk ke asrama dan mendapati semua orang yang tertidur karena terlalu lelah dan mabuk

"Yixing selalu menjadi sangat kacau jika mabuk, aku takut dia kembali merusak komputermu seperti waktu itu" Joonmyeon meringis

Yah, mengingat kembali hari itu memang menyebalkan, entah bagaimana, Yixing yang mabuk bisa membuat komputerku mati total, dan buruknya lagi, ada file tugas yang belum aku salin ke flashdisk, jadi harus mengerjakan dari awal dengan waktu yang sedikit

Aku hampir meninju wajahnya, waktu itu

---
--
-

Yixing terbangun karena deringan diponselnya, dia mengangkat panggilan itu dengan masih setengah sadar dan berbicara melantur

"Heum?"

"Yixing, apa kabar?"

Matanya terbuka seratus persen, memeriksa tulisan di ponselnya, nama pemanggil yang terpampang itu membuatnya panik setengah mati

"Park Chanyeol!"

Chanyeol yang awalnya masih tenggelam di dunia mimpi terlonjak kaget, mencoba sekuat tenaga untuk menendang Yixing dengan kakinya agar menyingkir segera

"Ini Baekhyun, bodoh!"

Chanyeol ikut membuka mata lebar-lebar "Apa?" dan berteriak

Yixing membuat pengeras suara di ponselnya bekerja, dan Chanyeol, dia bersumpah demi apapun yang dia miliki, jantungnya serasa jatuh ke telapak kaki saat satu-satunya suara yang sangat dia ingin dengar mengalun halus ditelinganya

"Incheon, aku ada di Incheon"

Dengan itu, Chanyeol segera berlari, meninggalkan Yixing yang berteriak, mengingatkannya untuk memakai jaket, tapi tidak diindahkan sama sekali

"Aku rasa Chanyeol akan menjemputmu"














Chanyeol mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, melewati gedung-gedung pencakar langit tanpa memikirkan apapun kecuali Baekhyun, Byun Baekhyun tengah menunggunya.

Dia mengumpat saat hampir menabrak mobil lain karena ceroboh, panjang jalan yang biasanya memakan waktu hampir setengah jam untuk sampai, hari ini Chanyeol hanya perlu lima belas menit. Dia memarkir asal mobilnya saat sampai di bandara, berlarian tidak tahu harus kemana, yang dia cari hanyalah Baekhyun yang mungkin banyak berubah atau mungkin masih sama seperti terakhir kali mereka bertemu

Chanyeol beberapa kali tersandung, tersesat dan hampir menyerah karena lelah juga teguran dari staff bandara yang memintanya untuk tenang

Dia mengambil napas dalam-dalam, mulai membenci dirinya karena menaruh harap terlalu banyak

Di kepalanya kini hanya ada bayangan Baekhyun yang tengah mengejeknya

"Chanyeol, hi!"

Chanyeol menoleh dengan cepat, senyum cerah langsung menghiasi wajah yang sebelumnya hampir menangis

"Hi!" dia berseru "Hi, hi, ya Tuhan! Baekhyun, hi!"

Sesuai apa yang dia bayangkan, Baekhyun tidak banyak berubah, hanya saja kini rambutnya berwarna hitam legam, tidak lagi cokelat dan itu sangat cocok untuknya

Mereka berdiri, saling menilai penampilan satu sama lain dengan sama-sama tersenyum lebar, mata Baekhyun tenggelam dalam senyumnya dan itu satu dari sejuta alasan Chanyeol merindu sedalam ini

Biarlah semua penantian yang mereka alami begitu menyiksa, jika pada akhirnya pertemuan sesederhana ini saja bisa membuat mereka memaafkan rindu yang sudah sangat bersalah hadir ditengah manusia yang mabuk cinta

"Aku ingin pelukan"

Begitu pada akhirnya, Chanyeol mengambil langkah untuk merengkuh cintanya yang sudah terlalu lama pergi, membawa sebagian jiwanya. Tidak apa, sekali lagi dia berkata pada dirinya, asal dia sudah kembali sekarang, pun, dirinya memang tidak akan bisa membenci manusia super imut yang satu ini

Jika saja dari awal Chanyeol tahu kalau rasanya bertemu dengan Baekhyun lagi akan sangat menyenangkan, dia tidak akan banyak mengeluh, hanya akan menunggu dengan sabar dan bahagia yang melimpah dia dapatkan

"Baekhyun, jangan pergi lagi"









End.

Terimakasih untuk waktu kalian, yang udah mau baca cerita aku, love ya 🥰

Cigarette, Wine, Red lipstick and Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang