DUA

4K 459 8
                                    

Pertengahan hari dibulan Desember, sudah masuk semester akhir dan orang-orang masih mengeluh tentang dua orang aneh di kelas mereka. Satunya aku dan yang lain bernama Byun Baekhyun

Aku tidak memiliki masalah apapun sebenarnya, hanya dikenal sebagai anak pendiam dan dia entah bagaiamana masuk sebagai pertukaran pelajar dari China sejak kelas sebelas

Gosip menyebar, ada yang bilang kalau dia pembully di sekolah lama, anak konglemerat yang gemar mencari kesenangan dari raungan minta ampun. Singkatnya dia berandal atau lebih buruk, aku tidak tahu

Ditambah sejak kedatangannya yang waktu itu baru terhitung tiga hari, sekolah menjadi seperti di terror oleh kematian adik kelas kami di ruang perpustakaan. Nama Baekhyun tidak akan disebut-sebut dalam kasus ini kalau saja Kyungsoo tidak melihatnya keluar dari perpustakaan di hari yang sama ditemukannya mayat

Tapi tidak ada bukti yang mengarah pada pelaku, maupun Baekhyun, satupun tidak ada, hanya ada sebatang cigarette yang tersisa separuh disamping mayat itu dan lama kelamaan gosip yang selewengan menjadikan semua murid waspada terhadapnya

"Park Chanyeol"

Lamunanku sebelumnya terganggu akibat teguran yang diberikan oleh Pak Song, guru Matematika di kelasku

Aku membenarkan posisi, melihat beliau memberikan alat tulisnya padaku dengan tatapan remeh dan kesal "Kerjakan soal ini" perintahnya, aku tidak segera bangun, memandang sekeliling yang menatapku dengan tidak nyaman

Sedikit mengerang, aku maju, menggeser tubuhku dengan enggan, mengerjakan semua soal di papan tulis tanpa ada kesalahan

"Ini" kataku singkat, mengembalikan spidolnya

Pak Song tidak mengatakan apapun, sebelum akhirnya melanjutkan materi yang sempat tertunda

Aku dengar Kyungsoo yang duduk dibelakangku berbisik pada Luhan, teman sebangkunya "Untung yang tertangkap dia, kalau aku, mati sudah"

Luhan cekikian dengan suara pelan, hampir tidak terdengar "Jangan bodoh, makanya"

Mataku melayang entah bagaimana sampai pada bangku Baekhyun yang ada jauh di sebrang, barisan paling akhir dekat jendela yang mengarah langsung ke jalanan kota

Padahal dia juga tidak memperhatikan, tapi selalu hanya aku

Aku mendengus sebal

Dengan sisa minat yang aku miliki, akhirnya pelajaran paling membosankan ini selesai dan bel istirahat berbunyi seperti lantunan musik di telinga. Pak Song sekali lagi mengingatkan untuk fokus dipelajarannya karena sebentar lagi akan ujian, hanya tinggal beberapa minggu

Aku merengut, tahu siapa yang di maksud oleh Pak Song

Orang-orang didalam kelas segera berlarian, Kyungsoo mengajakku ke kantin bersama tapi aku menolak dengan alasan tidak lapar, padahal malas, lebih suka menghabiskan waktu istirahat di kelas dengan membaca buku

Sampai hanya tersisa aku seorang di sini

"Angkuh sekali" atau mungkin tidak, karena aku dengar ada orang lain. Aku menoleh pada Baekhyun yang entah sejak kapan sudah duduk menghadap padaku, atau pada tembok dibelakangku "Caramu menjawab soal di papan tulis tadi, angkuh sekali"

Aku tidak setuju "Aku tidak seperti itu"

Dia mencemooh, sebelum akhirnya juga pergi keluar. Padahal dia sendiri yang selalu terlihat angkuh, dengan wajah dingin dan surai cokelat yang selalu tidak tersisir rapih, memangnya apa yang membuat semua orang takut padanya?

"Aneh" gumamku, sebenarnya masih tidak terima dengan penilaiannya terhadapku

Di menit terakhir, aku memutuskan untuk keluar, ke kamar mandi, membasuh wajahku yang entah sejak kapan menjadi kaku. Tidak ada yang bahkan hanya mencoba untuk menyapaku disaat melewati mereka di koridor

Tidak peduli, aku hanya terus melangkah, memenuhi keinginanku sebelumnya, setelah itu kembali, melewati jalan yang barusan aku lalui. Aku tidak bermaksud untuk sok tahu, tapi Baekhyun yang berjalan sembrono dengan sepuntung rokok mengepul dibelah bibirnya sungguh mengganggu

Aku tidak sadar berhenti berjalan, menatapnya yang juga menatapku, dia menjauhkan rokok dari bibirnya, mengapit itu di telunjuk dan jari tengahnya, bersuara dengan dingin "Apa?" katanya

"Apa?" Kataku kemudian

Tapi serius, aku melihat bibirnya bergetar juga mata yang bergerak tidak tenang, apapun yang kami berdua lakukan terhenti karena bel masuk. Baekhyun berlari, bukan ke kelas tapi ke atap dengan menggunakan tangga darurat

Dan dia tidak kembali bahkan sampai bel pulang









Pelajaran tambahan selesai di jam sepuluh malam, semua orang menggerutu tentang kejamnya kurikulum di negri ini, begitu juga aku

Aku baru sadar kalau Kyungsoo juga tidak ada sepanjang waktu, saat aku berbalik untuk menaruh buku ke dalam tas, aku berbisik pada Luhan

"Dimana Kyungsoo?"

Satu-satunya orang yang selalu menempel padanya menggeleng resah "Aku sudah mengirim pesan seratus kali tapi dia tidak menjawab satupun"

Aku mengangguk pelan, sebelum melenggang pergi "Aku duluan, kalau begitu"

Aku selalu jadi yang terakhir untuk keluar, bersama Luhan biasanya atau paling tidak dengan Hyewon si Ketua kelas. Tidak ada alasan khusus, aku menunggu agar tidak terdorong yang lain saja

Saat aku membuka pintu, dengan mata membulat aku hampir berteriak karena melihat sesuatu yang sepertinya itu adalah seseorang terjatuh atau menjatuhkan dirinya dari lantai atas

Aku membeku, mendengar suara jatuh yang lain dibelakangku, itu Luhan, dia pingsan, pasti karena terkejut juga

Aku berlari mendekat pada balkon, melihat itu yang sudah tergeletak dengan darah menggenang disektar tubuhnya, aku tercekat bukan main

Berlarian menuju atap sekolah, aku berhenti saat melihat dia yang sedang duduk di lantai berlapis semen itu seorang diri, menengadah menatap langit malam tanpa bintang

Jantungku seperti diburu, berdebar dengan keras

"Kamu benar seperti apa yang mereka katakan, Baekhyun?"

Aku tidak tahu orang seperti apa yang sedang ada dihadapanku, saat ini





• TBC •

Update setiap hari aja apa ya? Wkwk

Cigarette, Wine, Red lipstick and Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang