"Park Chanyeol, kamu pilih truth atau dare?"
Aku merotasi mataku, merasa kesal pada nada bicara Jongin yang dibuat-buat, atau memang seperti itu jika dia sedang mabuk
Yixing bersorak dengan sebotol soju ditangan kanannya yang dia angkat tinggi-tinggi "Chanyeol pasti akan memilih dare!"
Aku menggeleng "Aku akan mulai dengan truth, karena serius, kalian pasti akan sangat menyebalkan"
"Apa kamu masih ingat dengan cinta pertamamu?" kini Joonmyeon melayangkan pertanyaan, dia menjadi satu-satunya yang masih bertahan dari pengaruh alcohol, bersamaku
Lagi-lagi mereka menyinggung soal itu dan aku benci sekali
Aku mengangguk dengan enggan, kemudian mereka kembali bersorak dan mulai meledekku "Itu bukan berarti kalau aku masih memiliki perasaan khusus padanya!"
Yixing tersenyum dengan sangat lebar "Jangan berbohong, jangan berbohong! Jika dia kembali, kamu pasti akan sangat kegirangan"
"Kamu mengenalnya? Cinta pertama Chanyeol?" Yixing menggeleng dengan cepat dan berbisik pada Joonmyeon kalau dia tidak mengenalnya
Dasar tukang bohong!
Aku mendesah "Yah, itu tidak akan mungkin. Sudah lebih dari empat tahun dan dia tidak juga disini"
Yixing menyenggol lenganku dengan sikutnya "Wajahmu berkata kalau dia masih ada disini" dia menunjuk dadaku "Di hatimu"
Aku yang kesal mendorongnya untuk menjauh, sampai jatuh di pangkuan Joonmyeon yang berteriak kesakitan "Aku tidak!" setengah berteriak
Jongin menggantungkan lengannya di pundakku "Aku penasaran, orang seperti apa dia"
Aku menepis lengannya dengan wajah merengut "Tanya saja pada pacarmu!"
Dia memasang ekspresi terkejut yang menyebalkan "Luhan tahu tentang your first love story?"
"Jangan menggangguku!"
Aku hanya berjalan sampai ke aula asrama dan baru sadar jika Joonmyeon mengikutiku ketika duduk di bangku taman
Dia terlihat, juga terdengar menyesal "Maaf, jika aku menyinggungmu"
Aku berdecih, sebenarnya memang sedikit terganggu "Kalian sudah biasa melakukan itu"
Joonmyeon cemberut, dan aku terkejut karena itu hal yang paling jarang dia lakukan "Aku tidak bermaksud, okay?" dia menatapku dengan linangan mata yang sedih "Jangan marah padaku, aku bisa mati jika kamu melakukannya"
"Tidak, hyung, aku tidak marah"
Joonmyeon pada akhirnya tersenyum
Aku mengulum bibir, memainkan ujung bajuku dengan tidak nyaman "Aku tidak tahu apakah aku harus masih mengingatnya atau melupakannya"
"Memang kenapa?"
"Dia sudah terlalu lama pergi dan mungkin terlalu jauh juga untuk aku kejar, hyung, kami sudah tidak bertemu sekitar hampir lima tahun"
Joonmyeon menepuk pundakku sebagai penyemangat "Yixing pernah mengatakan ini padaku" dia berdehem "Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang indah di waktu yang bukan semestinya"
Aku mengernyit "Lalu?"
Dia mendengus sebal "Jika dia tidak kembali sekarang, berarti ini bukan waktu yang tepat untuk kalian bertemu!"
Aku mengangguk saja "Itu sedikit mengejutkan, entah karena kamu yang menasihatiku atau fakta bahwa Yixing hyung masih ingat pada Tuhan"
Jonmyeon melotot, memukul lenganku, dan aku balas dengan tertawa
Dia mendesis "Kepalaku pusing sekali, sepertinya aku minum terlalu banyak" dia memijat kepalanya sendiri sambil meringis
Aku menatapnya dengan kasihan dan mulai berpikir untuk sesuatu yang mungkin bisa membuat perasaanku lebih baik
"Hyung, kamu ingin dengar kisah ini?" Aku melirik dengan senyum kecil "Tentang cinta pertamaku"
• TBC •
Aku nemu cerita ini di notebook, setelah sekian lama tidak tersentuh karena nongkrong di tukang service dan aku kaget karena original story aku pakai cast member NCT Dream, anak-anak cimit yang gedenya cepet banget. Sayang juga kalo cuma di simpen, jadi aku publish sajah dengan cast ChanBaek
Kabar baiknya, aku udah nulis ini sampai ending jadi ga akan discontinue.
Dan aku udah baik-baik aja sekarang, terimakasih untuk support kalian, love ya 👉👈
KAMU SEDANG MEMBACA
Cigarette, Wine, Red lipstick and Park Chanyeol
FanfictionBoys love • ChanBaek • Dark • Romance "Lagi pula aku sudah legal" dia memelet "Jika kamu sudah berumur dua puluh, aku bisa merekomendasikan beberapa alcohol atau wine, dan juga beberapa film" Aku mendengus sebal "Tidak, terimakasih" "Serius, Chan...