03- Awal dari Segalanya

25 1 0
                                    

Sorry for typo~~~

"Chika kamu kenapa ayo ngomong jangan diem aja jangan bikin aku takut" tanya ribka sekali lagi sambil mengoyangkan tubuh chika.

"ribka..."

"Apa aku begutu menyedihkan? Apa aku seburuk itu dimata mereka? Sampai mereka tak mau peduli sedikitpun denganku?"

"Enggak chik, kamu berarti kok bagiku, kamu gausah liat ke kebelekang kamu cuma harus liat disini di depan kamu ada aku yang selalu bersamamu"

Chika melirik sekilas kearah ribka sambil tersenyum tipis.

"Ribka janji ya?"

"hmm apa?"

"Janji kalo ribka akan selalu ada buat chika, janji ribka gaakan ninggalin chika kayak yang lain, janji kalo ribka gaakan ngecewain chika kan?" ucap chika penuh harap pada ribka.

"Iya, ribka janji chik"

Berakhirlah mereka saling peluk satu sama lain.

Singkat cerita...
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dan banyak murid yang berhamburan keluar agar cepet pulang.
Beda halnya dengan 2 insan ini...
Ribka dan Chika, mereka saat ini sedang membereskan buku-buku nya karena perilah tadi yang chika pingsan saat olahraga.

"Ribka pulang duluan ya soalnya chika mau mampir ke suatu tempat dulu" ucap chika.

"Eh mau kemana? Kan bjsa bareng sekalian"

"Enggak deh takut ngerepotin apalagi kan upir ribka udah nyampek tadi. Aku jyga lama perginya, mending ribka duluan aja entar dicari nyokap bokap loh"

"Hmm yaudah deh chika hati-hati ya jaga diri, kalo ada apa-apa jangan lupa kabarin ribka ya dah" ucap ribka sambil melambaikan tangannya pada chika.

"Hufttt maaf ribka aku bohong, sebenernya aku cuma mau sendiri aja sekali lagi maaf ya" lirih chika saat ribka sudah tak ada.

Singkat cerita chika saat ini sedang ada di seberang jalan memang sengaja tak naik taxi atau angkot karena emang mau jalan aja pengen sendiri.
Tanpa disadari ada yang mengikuti chika sedari tadi...

Sesekali chika menoleh tak ada siapapun sampai disuatu gang kecil orang-orang yang tadi mengikuti chika dari belakang pun keluar secara bersamaan menimbulkan rasa kaget sekaligus takut di benak chika.

"Ka...Ka...kalian, mau apa kalian ha?" ucap chika gemetar karena mereka tentu saja mereka banyak sedangkan chika hanya sendiri, bahkan ada juga komplotan lelaki diantara wanita-wanita itu.

"Hei chika kau telah membuat agnes pjngsan dan itu semua gara-gara lo!" ucap salah seorang lelaki sambil menunjuk jarinya tepat didepan mata chika yang diketahui merupakan lelaki yang naksir dengan agnes sejak lama namun tak direspon oleh agnes membuat chika merinding dan gemetar ketakutan.

Dengan lantang chika angkat bicara dan seolah olah tak takut
"kok gue? Jelas-jelas dia yang duluan jambakin rambut gue"

"Elu ya udah salah nyolot lagi!"

"Udah gaes tanpa babibu kita hajar aja nih cewek kampungan"

"Ka...ka...kalian mau apa?"

Plak

Perih yang dirasa chika sat itu juga sebuah tangan mulus mendarat di pipi kirinya.

"Elu ya kenapa lu harus hadir ditengah-tengah kelas kita?"

Plakk
Sekali lagi tangan mulus itu kembali mendarat di pipi kiri chika membuat bekas dipipi mulus chika.

"Kenapa lu ngerebut ribka dari kita? Padahal jika lu ga hadir maka gue akan berhasil merebut tahta ribka tau gak dasar ke caperan banget sih jadi orang dasar j*lang"

Dengan tatapan melongo chika terkaget dengan kalimat yang baru saja dilontarkan oleh agnes si penampar tadi jika lu ga hadir maka gue akan berhasil merebut tahta ribka tau ga ternyata benar firasat chika jika teman-teman nya selama ini berbaik hati pada ribka karena mereka ingin menempati posisi ribka yang merupakan gadis Polpuler disekolah dengan segudang prestasi ditambah paras cantik dan kekayaan ortu nya yang membuat semua kaum lelaki mengejar nya dan membuat para wanita di sekolabnya merasa tersaingi. Dengan amarah yang ditahannya chika menampar balik agnes setelah menelan baik-baik ucapannya tadi.

Plakk begitu keras dan menyakitkan sampai bibir manis itu terluka dan sobek akibat tamparan dari tangan kecil dan halus namun memiliki kekuatan seperti halnya lelaki bagaimana tidak? Chika ini suka sekali olahraga gym pasti ada otot-ototnya kan.

"Kurang ajar si*lan" amarah agnes semakin menjadi dan chika? Dia menjadi umpan amarah para ciwi-ciwi alay itu.

Ada yang menjambaki rambutnya ada juga yang menamparnya berkali-kali, ada yang menceplokinya dengan telur busuk bahkan menyiramnya dengan minyah jelantah. Miris bukan? Dan chika? Hanya diam dan meangis memeluk lututnya sedangkan para lelaki itu hanya diam menyaksikan aksi pengeroyokan tersebut ada yang nerasa kasihan ada juga yang merasa sangat senang karen si kampungan pasti akan kapok.

Saat itu udah larut dan chika belum pulang sampai neneknya khawatir dan menelpon temannya yaitu ribka.

Beberapa panggilan tak terjawab dari ribka untuk chika.
Jangan tanya kenapa bukannya tak mau nengangkatnya namun jarena ponsel chika sudah hancur remuk tak berbentuk dan ulahnya mereka, yang membully chika sehabis pulang sekolah yah tentu saja pelakunya kaum adam. Siapa lagi? Karena para cewek tadi sibuk memukul dan membully chika.

Chika pulang dalam keadaan tak berbentuk, rambut yang acak acakan dan seragam yang kotor dan robek. Muka bonyok, dan pipi yang memerah akibat tamparan berkali-kali, bahkan ia hanya mengenakan 1 sepatu saja dan tas sekolahnya? Bukunya tak temu arah bebrserakan di TKP.

Ia pulang dengan oandangan kosong ke depan. Nenek yang mengetahui cucunya pulang dalam keadaan seperti itupun turut syok saat ini.

"Astaga, chika ada apa kenapa kamu seperti ini nak?" tanya nenek khawatir pada chika.

Tatapan kosong terus saja mengiringnya hingga ia sampai didalam rumah. Ia terduduk dan menangsi tersedu-sedu dipangkuan sang nenek.

Hiks......

Tbc

Oleh kav!
Senin, 24-02-2020

Aduh, ga nyambung ya ceritanya 🙁 maaf gaes aku buntu otakku tak mencair 😅😓 tapi tanganku ingin mengetik jadilah cerita asal asalan ini huhu 🤧
Maaf kalo ga yambung ya!
Makasih jangan lupa voment buat tumbuhin semangat author:)

Aku dan duniaku (depresi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang