15

1 1 0
                                    

Kisah Utsman Bin Affan


Kisah Kedermawanan Utsman bin Affan

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. washolatu wassalamu ‘ala asrofil ammbiyai wal mursalin, wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. ‘amma ba’du.
Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan Islam. Salawat dan doa keselamatanku semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw berserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya.
Pembaca yang dirahmati Allah, Pada kesempatan ini, saya akan membawakan kultum yang berjudul Kisah Kedermawanan Utsman bin Affan.
Siapa yang tidak mengenal seorang sahabat Nabi yang dikenal dengan kedermawanannya? Beliau adalah Utsman bin Affan, sahabat nabi yang merupakan seorang saudagar kaya raya yang terbiasa hidup sederhana. Beliau merupakan orang ketiga setelah Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khatab yang meneruskan roda pemerintahan Islam setelah Rasulullah SAW wafat.
Ada sebuah kisah ketika kaum Muslimin hijrah dari Mekah ke Madinah, mereka dihadapkan pada masalah kesulitan air. Di Madinah itu hanya ada sebuah sumur, tapi sumur itu milik seorang Yahudi dan sengaja airnya diperdagangkan. Hijrahnya kaun Muslimin ke Madinah amat menggembirakan bagi orang Yahudi tersebut karena memberinya kesempatan untuk memperoleh uang yang banyak dari hasil penjualan airnya.
Oleh karena itu Rasulullah SAW sangat mengharapkan ada salah seorang sahabat yang mampu membeli sumur itu untuk meringankan beban kaum Muhajirin yang telah menderita karena harta benda mereka ditinggalkan di kota Mekah. Mengetahui kejadian seperti itu, Usman bin Affan bergegas pergi ke rumah orang Yahudi tersebut untuk membeli separuh sumur tersebut. Setelah terjadi tawar menawar maka disepakatilah harga separuh sumur itu 12.000 Dirham dan dengan perjanjian satu hari menjadi hak orang Yahudi itu, dan keesokan harinya adalah hak Usman bin Affan atas sumur tersebut.
Pada giliran hak pakai Usman bin Affan, kaum Muslimin bergegas mengambil air yang cukup untuk kebutuhan dua hari. Dengan demikian si Yahudi merasa rugi, karena pada giliran hak pakai dirinya terhadap sumur itu tidak ada lagi kaum Muslimin yang membeli air padanya. Orang Yahudi tersebut mengeluh kepada Usman, dan akhirnya menjual separuhnya kepada Usman dengan harga 8.000,- Dirham. Sehingga kemudian sumur itu dapat menyuplai air berlimpah untuk kaum Muslimin dengan gratis.
Kisah lain:
Bentuk kedermawanan lain Usman bin Affan, pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., kaum Muslimin dilanda paceklik yang dahsyat. Masyarakat mendatangi khalifah Abu Bakar seraya berkata, “Wahai.. khalifah Abu Bakar..! Langit tidak menurunkan hujan dan bumi kering tidak menumbuhkan tanaman, dan orang-orang meramalkan bakal terjadi bencana besar, maka apa yang harus kita lakukan..?“
Abu Bakar menjawab, “Pergilah dan bersabarlah… Aku berharap sebelum tiba malam hari Allah akan meringankan kesulitan kalian.“
Pada sore harinya ada serombongan kafilah dari Syam yang terdiri dari seribu unta yang mengangkat gandum, minyak dan kismis. Unta-unta itu kemudian berhenti di depan rumah Usman bin Affan, lalu kafilah-kafilah itu menurunkan muatannya. Tak lama kemudian para pedagang (tengkulak) datang menemui Usman dengan maksud ingin membeli barang-barang tersebut.
Lalu Usman bin Affan berkata kepada mereka, “Dengan senang hati, berapa banyak keuntungan yang akan kalian berikan kepadaku..?” Mereka menjawab, “Dengan dua kali lipat.” Usman menjawab, “Waduh sayang..! Sudah ada penawaran yang lebih tinggi dari kalian.“
Para pedagang itu kemudian menaikkan tawarannya empat sampai lima kali lipat, tetapi Usman bin Affan tetap menolak dengan alasan sudah ada penawar yang akan menawar lebih tinggi lagi dari penawaran para pedagang tersebut.
Akhirnya para pedagang (tengkulak) semuanya menjadi penasaran, lalu berkata lagi kepada Usman, “Hai Usman, di Madinah ini tidak ada pedagang selain kami, dan tidak ada yang mendahului kami dalam penawaran, siapa orang yang berani menawar lebih tinggi dari kami..?” Akhirnya Usman menjawab, “Allah SWT memberikan kepadaku sepuluh kali lipat“.
Karena sudah jelas dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 160, Allah berfirman: “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya”.
Bahkan dalam surat lain, yaitu surat Al-Baqarah ayat 261, dikatakan bahwa Allah melipatgandakan 700 kali lipat ganjaran dari harta yang diinfakkan.
Kemudian Utsman bin Affan berkata pada para tengkulak, “apakah kalian mau memberi lebih dari itu..?“
Mereka serempak mejawab, “Tidak..!” Usman berkata lagi, “Aku menjadikan Allah sebagai saksi bahwa seluruh yang dibawa kafilah itu adalah menjadi sedekah untuk para fakir miskin dari kaum Muslimin, aku ikhlas karena Allah, karena aku mencari ridha-Nya.“
Maka pada sore hari itu juga Usman bin Affan r.a. membagi-bagikan seluruh makanan yang dibawa oleh kafilah tadi kepada fakir miskin. Mereka semuanya mendapat bagian yang cukup untuk kebutuhan keluarganya masing-masing dalam jangka waktu yang lama.
Sedekah itu boleh terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 31: “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman : Hendaklah mereka mendirikan Sholat, menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan.”
Jika takut munculnya sifat riya’, maka sedekahlah secara sembunyi-sembunyi. Jika sudah mampu mengatasi sifat riya’ ini dan jika dengan sedekah mampu memotivasi orang lain untuk bersedekah, maka lakukanlah secara terang-terangan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat meniru kedermawanan Utsman bin Affan. Mungkin sesuatu yang membuat kita berat untuk bersedekah, apalagi bersedekah sesuatu yang berharga, bisa jadi itu hubud dunya, yaitu cinta dunia berlebihan. Semoga dapat sedikit-demi-sedikit terkikis dengan sedekah secara rutin.
Demikin sedikit kultum singkat yang saya berikan, semoga bermanfaat, kurang lebihnya mohon maaf.
Akhirul kalam, Billahi Fissabilhaq, Fastabiqul Khoirot.
Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.


kisah 4 sahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang