Kujatuhkan tubuhku di atas kasur, dengan mata yang masih terbuka sempurna. Menatap langit-langit kamar yang terasa sangat membosankan. Hati dan pikiranku bagai sepasang anjing dan kucing, mereka saling beradu dan menyalahkan. Sungguh aku dibuat bingung olehnya. Perkataan Widya sore tadi seolah terus bermain di dalam pikiranku.
Jam terus berdetak, hingga saat ini kulihat jam dinding menunjukkan pukul sebelas malam. Mataku masih gencar, enggan untuk ditutup. Entah kenapa hanya bayangan Widya yang muncul sesaat aku memejamkan mata. "Apa ini yang dinamakan jatuh cinta?," tak terasa bibirku bergumam seenaknya.
***
Matahari sudah muncul dari penyemayamannya,berusaha memberikan cahaya pada setiap makhluk bumi. Aku mulai bangun dari tidur yang sangat terasa singkat ini, dan bergegas memulai hari. Kupaksakan tubuhku untuk segera bangkit dari tempat tidurku, walau kepalaku masih terasa pening karena kurangnya waktu tidur.
"Bay ... tunggu!," sontak suara itu membuat langkahku terhenti, dan kubalikkan tubuhku untuk melihat siapa sumber suara tersebut, dan ternyata ia adalah Aldo teman sebangku ku.
Sebenarnya aku ingin menceritakan hal yang terjadi tadi malam padanya, karena aku tahu ia adalah teman curhat spesialis cinta. Mantan pacarnya pun sudah tidak diragukan lagi, hampir 20 hati ia taklukkan. Memang wajahnya masih termasuk dibawah rata-rata, tapi ia mampu memikat mata setiap perempuan. Entah, mungkin ia menggunakan aji – aji jaran goyang bareng Mbak Nela Kharisma.
Karena waktu masih sangat pagi, dan kelas juga masih sangat sepi. Hatiku berniat untuk menumpahkan pertanyaanku yang menghantuiku malam tadi. Juga untuk meminimalisir rasa pening. Tanpa menunggu lama, mulutku berbicara lantang.
"Do ... Aku mau tanya sama lo," Pintaku tanpa basa-basi.
"Iya," Jawabnya singkat.
"Ceritanya begini, kemarin aku cerita tentang masalahku pada Widya. Dan lo tau, ..."
"Enggak," Ujar Aldo memotong pembicaraanku, membuatku mendesis pelan dan melanjutkan pembicaraanku yang terpotong.
"Dia memberikan motivasi panjang lebar,Do dan yang apling parah, aku tadi malam nggak bisa tidur akibat kalimatnya itu. Aku dibuat gelisah sepanjang malam, ehmm ... nggak tau aku sedang kenapa,dan mohon pencerahannya," Ucapku panjang lebar dengan memohon padanya.
Mendengar pembicaraanku itu, Aldo terkekeh tak jelas. Membuatku mengernyitkan kening karena masih tidak paham apa maksudnya tertawa.
"Jawab Aldo, Sang spesialis cinta yang mantannya segambreng, itu mantan kekasih apa mantan napi ya?" Desakku dengan mengatainya sesuka hati dan membuatnya ia berhenti tertawa.
"Lo tau, lo sedang jatuh cinta, Bay?" Jawabnya singkat namun nampak serius.
Aku melongo mendengar jawabannya, walaupun menurutku jawabannya ini sangat tidak meyakinkan. Tapi, bagaimana lagi aku harus menjawabnya, aku hanya dapat mematung dan dibuat mati kutu olehnya.
"Hey, Bayu," Ucap Aldo membuyarkan lamunanku. "Ciee ... yang lagi kasmaran. Aku doakan semoga kamu segera mendapatkan hatinya," Lanjut Aldo semakin ngaco.
Jika dipikir-pikir memang benar apa yang diucapkan oleh Aldo. Aku sekarang sedang jatuh cinta. Namun pikiranku tetap bersikukuh, bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan cewek secantik dia, yang bisa menaklukkan semua lelaki seantero sekolah. Dan sedangkan aku hanya lelaki culun dan cupu yang tidak bisa melindungi diriku sendiri, sehingga menjadi bahan lelucon teman-teman. Kepalaku benar-benar sangat pusing.
Semoga rasa ini tidak membrutal, apalagi membuatku semakin kesal.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Selaksa Rasa (SUDAH)
Teen FictionPersahabatan bisa tiba-tiba hancur karena cinta. Seorang lelaki culun bernama Bayu Baskara yang mulai menaruh hati pada gadis bernama Widya Anggraini. Gadis itu merupakan seorang yang menjadi dambaan bagi setiap laki-laki seantero sekolah. Meski Ba...