Eunha menatap hujan diluar sana, menatap pada jendela kamarnya. Tetes hujan yang turun mewakil kan perasaannya tiap saat.
Kini ia berdiri diberanda kamarnya, menyandar pada pembatas besi. Tangannya terulur menyentuh tiap tetes hujan yang turun.
'Kamu tidak bisa menggenggam nya!'
Suara itu menyadarkan eunha, tangannya ia tarik kembali. Matanya terpejam menghilangkan tiap bayangan yang selalu muncul, melupakan kejadian yang pernah dirinya lalui.
'Kim Sowon...'
Teriak kan itu menyentak kan tubuh eunha, ia kembali menangis. Kakinya dengan cepat berlari keluar, menerobos hujan dan menangis sejadi nya dibawah hujan.
Ia menangis tanpa suara, menangis meluapkan semua perasaannya hingga ia lelah sendiri. Tubuhnya luruh ketanah, Sowon yang sedari tadi melihatnya dari jauh kini mendekat dengan payung melindungi tubuh atasnya. Ia semakin mendekat melindungi tubuh eunha dengan payung nya meski ia sendiri harus terkena tetes hujan.
Eunha mendongak keatas melihat payung yang dipegang Sowon, mereka telah sama sama basah namun payung itu telah melindungi tubuh eunha.
"Kau akan sakit jika bermain hujan terus..." suara itu terdengar dingin, eunha menangis meski suara itu begitu dingin namun yang ia rasakan adalah rasa peduli yang begitu besar.
Tubuhnya bangkit mereka sama sama berhadapan dibawah hujan, saling memandang satu sama lain. Mencari kerinduan yang mereka simpan selama ini, ingin memeluk dalam dekapan tapi mengapa terasa ada jarak. Kedua membisu yang berbicara hanyalah tatapan mereka, eunha sedikit maju mengikis jarak diantara mereka. Tangannya menggenggam payung ditangan Sowon lalu menjatuhkan nya ketanah, Sowon tidak melawan atau mengalihkan tatapnya. Ia terlena akan tatap mata bening didepan nya, mata yang sembab meski berada dibawah hujan. Aliran air hujan diwajahnya menjadi hal menarik yang Sowon rasakan sekarang.
"Kamu pernah bilang jika aku tidak bisa menggenggam hujan, kamu benar aku tidak bisa menggenggam nya tapi aku bisa merasakan nya...aku bisa merasakan derasnya dan sakitnya bagaimana sekarang.." ucap eunha menatap dalam mata Sowon, ada sebuah arti dalam ucapannya namun Sowon tetap diam mematung menunggu eunha berbicara apa yang ingin diucapkan.
"Aku bisa merasakan nya dan apa yang aku rasakan akan selalu membuatku sakit..." lanjut nya, wajahnya mulai pucat karna dingin. Namun ia lebih sakit melihat Sowon hanya diam menatapnya, gadis tinggi itu menatap nya datar. Seperti aspal jalanan, eunha tidak menyukai wajah itu, wajah yang menusuk nya menyakiti nya secara tidak langsung.
***
Didalam sebuah mall yerin dan sinb telah berada, menunggu Sowon yang tak kunjung datang. Berkali kali sinb terus menghubungi nomor Sowon namun tak ada jawaban. Mereka tahu diluar sedang hujan, ketiga nya telah berencana jalan bersama walau gimana keadaannya.Sinb berdecak kesal sekarang, ia tidak suka jika salah satu dari mereka tidak datang. Mencoba tetap positif, mungkin saja Sowon dalam perjalanan.
"Apa kau ingin menunggu didalam cafe saja? Aku ingin ketoko buku sebelah dulu..." ujar sinb. Yerin hanya mengangguk lalu masuk kedalam cafe.
Sinb pun masuk kedalam toko buku, mencari novel yang disukai nya hingga tanpa sengaja menabrak punggung seseorang karna terlalu serius melihat buku dirak.
"Maaf aku tidak sengaja..." ucap sinb membungkuk tanpa melihat wajah yang ditabrak nya.
"Aku tidak apa apa..." suara itu tidak asing lagi ditelinga sinb, ia pun mendongak memastikan dan benar pemilik suara itu yuju.
Yuju tersenyum padanya, senyuman yang membuat sinb tertular. Semakin yuju tersenyum semakin sinb merasakan malu entah karna diperhatikan atau karna senyuman cantik yuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love Song (Gfriend)
Fanfiction"Kamu pernah bilang jika aku tidak bisa menggenggam hujan, kamu benar aku tidak bisa menggenggam nya tapi aku bisa merasakan nya...aku bisa merasakan derasnya dan sakitnya bagaimana sekarang.." ucap eunha menatap dalam mata Sowon, ada sebuah arti da...