Kisah Nabi Khidir
Mengenal Nabi Khidir
KHIDIR THE VERDANT ONE (Seorang yang Hijau)
“Ia dinamakan Khidir tidak lain karena, jika ia duduk di farwah(permukaan tanah, rumput kering), maka tiba-tiba tanah di bawahnya itu menumbuhkan tanaman yang MENGHIJAU.” (Abu Hurairah)
• Pengertian Hijau:
Mewakili kebenaran, kekuatan, subur-berkembang, alam, pengetahuan, kehidupan, umur panjang, kebangkitan, warna surga, emerald, jubah keagungan Muhammad Saw dan Al-ISLAM.
“Three things of this world delight the heart: water, green things, and a beautiful face.” (Hadis)
GENEOLOGI
• Nabi Khidhir adalah Balya bin Malkan bin Qali’ bin Syalikh bin Abir bin Arfakh-syadz bin Sam bin Nuh as. (Wahb bin Munabbih, Ibnu Kathir, al-Alusi, Imam Nawawi dan Ibnu Qutaybah)
• Khidir as adalah rekan seperjuangan Nabi Ibrahim as saat berdakwah kepada Namrud di Babilonia. Saat Nabi Ibrahim berhijrah meninggalkan Babilonia, Nabi Khidir as pun ikut serta bersama Nabi Ibrahim as dan keluarganya. Khidir as juga sempat menjadi penasihat dan pendamping Zulqarnain as. (Imam At-Tabari)
Dari berbagai pendapat soal geneologi Khidir as, yang paling kuat dan mayoritas adalah, beliau keturunan Nuh as, hidup sezaman dengan Dzulqarnain as dan Ibrahim as, pada era Mesopotamia kuno.
Pendapat kuat ini melemahkan tesis yang menyatakan Khidir keturunan Harun as dari nasab Ishaq as. Sekaligus menggugurkan tesis bahwa Alexander The Great adalah Dzulqarnanin as. Tesis Alexander sebagai Dzulqarnain as dan Khidir as keturunan Harun as, sangat lemah dan kontradiksi, sarat distorsi dan konspirasi.
Al-Fakhrurrazi rah.a dalam tafsirnya berkata: “Dzulqarnain adalah seorang Nabi, sedangkan Iskandar(Alexander) adalah seorang musyrik. Gurunya adalah Aristoteles, dan Iskandar memerintah (negerinya) dengan perintah Aristoteles, yang tidak diragukan lagi merupakan penyembah berhala.”