Gasp!
Dia membuka matanya. Dadanya berdegup kencang sekali. Sekelilingnya terlihat buram. Apa ia berada di luar? Lampunya terasa pudar.
Rasanya ia baru saja memimpikan mimpi yang panjang. Tapi tentang apa, ya? Dia kurang bisa mengingatnya....
"Chogiyo? Kau baik-baik saja, Pelajar?" Sebuah suara mengagetkannya. Dia mendongak dan menyipitkan mata.
Buram. Dia tak bisa melihat wajah orang ini dengan jelas.
Susah payah, dia mengucek matanya hingga dia sadar sepenuhnya.
Ah, orang di depannya ini. Kim Seokjin.
Tung--KIM SEOKJIN?!
"AAAAAHH!" jeritnya histeris.
Seokjin terlihat panik, dia dengan cepat menaruh telunjuknya di dekat bibirnya, meminta dia tidak berisik.
BAGAIMANA DIA TIDAK BERISIK?!
Di depannya ini Kim Seokjin, tahu! Biasnya! Orang yang selalu ia kagumi dan ia cintai dari jauh! Sebagai ARMY! Dan kini dia ada di hadapannya! Dia kan tidak pernah bertemu dengannya--
Kau pernah, Sayang.
"Pelajar, kau sungguh tak apa?" tanya Seokjin. Dia terlihat cemas.
Dia meneguk ludah gemetar. Barusan itu.... Suaranya familiar sekali.
"Me.. mangnya aku kenapa?" Kini dia yang bertanya dengan suara bergetar.
Seokjin tersenyum canggung. "Kulihat kau tergeletak di sini, jadi aku menaikkanmu ke kursi taman, tapi kau langsung terbangun. Eum," jelasnya, sambil memperhatikan sesuatu di baju dia. Dan kemudian, dengan lembut Seokjin memanggil namanya!
Oh, Tuhan. Terima kasih Kau menggeletakkan dirinya di sini.
"Aku baik-baik saja--ah--" Tepat saat dia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba tubuhnya oleng dan terjatuh.
Entah kenapa, lututnya terasa lemas sekali.
Sedetik setelahnya, dia pingsan.
-- --
Mimpi yang panjang itu. Akhirnya dia ingat. Tapi itu bukanlah benar-benar mimpi. Saat ia kembali ke tahun 2012, dan fakta bahwa ia belum kembali ke tahun 2020, semuanya bukanlah mimpi. Ini semua realita. Hanya karena dirinya tergoda oleh sebuah pintu usang itu, realita ini terbentuk.
"Aku gak mau tanggung, ya, hyung."
"Aku juga."
"Lagian kenapa gak kasih Sejin-hyung saja, sih? Kenapa malah dibawa ke sini?"
"Habis aku bingung, tahu! Dia ini anak SMA, lho! Di bawah umur, lho! Pingsan, woy! Kau mau aku hanya berdiri di sana dan pura-pura gak liat apa-apa?"
"Sst, hyung, kau akan membangunkan dia."
"Lebih bagus kalau begitu. Begitu dia bangun, suruh dia pulang ke rumah orangtuanya."
"Yoongi-hyung, bukan itu maksudku!"
Pertengkaran apa itu?
Perlahan dia membuka matanya dengan susah payah. Tidak seperti tadi, dia bisa melihat dengan jelas. Tidak buram lagi. Entah kenapa tubuhnya terasa lemas. Benar, kalau tak salah, ia belum memakan apapun sejak ia kembali dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS • ONESHOOT / TWOSHOOT
RandomHanya tulisan acak tentang member BTS. Kadang bikin baper, lebih sering biasa saja. Tertarik? Baca saja. Waktu dan tempat dipersilahkan. Tidak tertarik? Tinggalkan saja. >///<