Dalam membaca bab ini, mari memanggil Hoshi dengan sebutan Soonyoung.
Happy reading! ^^
***
Usia Soonyoung telah legal.
Dia sudah berhak minum bir, masuk diskotik, berpacaran, dan tentu saja wajib mengikuti diskusi publik untuk menemukan mafia.
Soonyoung menghembuskan napas berat saat Dokyeom menyeretnya menuju lapangan kota.
Dari awal program diskusi publik dicanangkan, Dokyeom sangat tertarik dan tidak sabar untuk menghabisi mafia. Sahabat Soonyoung satu ini bahkan sering mencuri dengar pembicaraan orang dewasa tentang mafia.
Berkebalikan dengan Dokyeom, Soonyoung cenderung tidak peduli dan pilih menyerahkan kasus ini kepada polisi dan penduduk kota lainnya.
Jika bukan kewajiban, Soonyoung tidak akan berdiri di lapangan kota demi mengikuti orang-orang bersilat lidah untuk adu pendapat.
Hari itu hari kedua diskusi publik. Soonyoung telah berada di samping Dokyeom yang mulai bicara mengenai mafia dan teori turunannya.
Soonyoung menghela napas bosan. Ia mengitarkan pandangan ke sekeliling, dan di situlah Soonyoung menemukan seseorang yang menarik perhatiannya.
Pemuda itu memakai penutup wajah. Dia hanya menampakkan kedua matanya yang kecil. Berambut hitam, kontras dengan kulit lehernya yang putih pucat.
Soonyoung sempat terpana beberapa detik, sebelum moderator di depan mulai memimpin diskusi.
Diskusi pada hari itu dimulai dengan pernyataan resmi dari pihak kepolisian bahwa seorang warga bernama Choi Seungcheol bukan mafia. Penduduk kota bertepuk tangan riuh, mengapresiasi kinerja kepolisian.
Setelah itu, baru moderator memberi kesempatan kepada warga untuk mengutarakan pendapatnya.
"Siapa yang pantas kita curigai sebagai mafia?" tanya moderator.
"WOOZI!" Dokyeom berteriak dengan lantang.
Sesaat lapangan hening. Soonyoung menoleh pada Dokyeom, kemudian mengikuti arah pandang Dokyeom yang lurus kepada Woozi.
Soonyoung terkejut sesaat. Pemuda itu.
"Kenapa Woozi?" salah seorang warga bertanya.
Dokyeom menjawab serius, "Lihat, dia memakai masker! Itu penampilan seorang mafia!"
Tunjuk Dokyeom pada Woozi. Orang-orang secara serempak menoleh pada Woozi.
Woozi kontan tertawa, matanya menghilang.
Setelah tawanya reda, Woozi kemudian melepas penutup wajahnya.
"Aku menjadi mafia karena ini?" Woozi menghadap Dokyeom. Dia mengacungkan maskernya.
"Tidak. Tidak mungkin dia mafia," Soonyoung berkata tanpa sadar. Woozi lalu beralih menatap Soonyoung.
Detik itu Soonyoung bersumpah bahwa Woozi adalah manusia paling tampan yang pernah ia lihat.
Dokyeom melotot pada Soonyoung. Soonyoung balas menatap Dokyeom tanpa takut.
"Bagaimana mungkin kau mencurigai seseorang hanya melalui penampilan?" tanya Soonyoung.
Dokyeom beralasan, "Tidakkah kau lihat dia berdiri dengan canggung di sana? Itu karena dia semalam telah membunuh warga!"
"Ya. Aku setuju dengan Dokyeom. Woozi terlalu misterius!" seorang warga menambahkan. Beberapa yang lain mengiyakan.
"Jadi, bagaimana? Siapa yang akan kita hukum hari ini?" moderator bertanya, menengahi pembicaraan.
"Woozi!" para warga menjawab serempak.
Soonyoung panik. Di sampingnya Dokyeom tampak yakin memberikan suaranya untuk menghukum Woozi.
"Tunggu! Tunggu sebentar!" Soonyoung, entah mendapat kekuatan darimana, menghentikan proses pemungutan suara.
Semua orang langsung mengarahkan pandangannya pada Soonyoung.
"Apakah kalian tidak melihat Vernon lebih mencurigakan?" tanya Soonyoung menuding Vernon.
Vernon seketika gelagapan karena tiba-tiba ditunjuk.
"Apa maksudmu? Bagaimana mungkin aku menjadi mafia?" Vernon mengedarkan pandangan ke sekitar.
"Tidak ada yang tahu bagaimana proses menjadi mafia selain mafia itu sendiri, Vernon," seseorang berkata pada Vernon.
"Tidak. Aku bukan mafia," Vernon terus berkilah.
"Kau jadi banyak bicara, Vernon? Tidak biasanya. Apakah karena semalam kau membunuh warga?" tanya Soonyoung membuat Vernon menggelengkan kepalanya cepat.
"Aku rasa, Vernon hari ini aneh," seorang warga menyipit menatap Vernon. Vernon kembali menggeleng, kemudian sibuk menyangkal tudingan orang-orang.
Soonyoung tersenyum tipis. Sudut pandang orang-orang mulai teralihkan.
Laki-laki itu lantas menatap Woozi yang ternyata juga memandangi Soonyoung.
Dari tempatnya berdiri, Woozi tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Soonyoung.
Dada Soonyoung seketika mengembang. Jantungnya berdegup sangat kencang. Akhirnya dia tahu rasanya jatuh cinta.
Sampai hari ini.
Sampai Woozi menjadi Jihoon, dan Soonyoung menjadi Hoshi.tbc.
Bab ini terinspirasi dari Mafia Games Going Seventeen Spin-Off.
Link videonya aku taruh di atas ya ^^ Selamat menonton dan bernostalgia!
Amati Soonyoung dan Jihoon dalam permainan ini ya 👀
YOU ARE READING
M A F I A
FanfictionHoshi tahu nyawanya berada di ujung tanduk. Identitasnya sebagai mafia telah terungkap di hadapan publik karena kesalahannya sendiri. Namun, di antara pilihan hidup dan mati, Hoshi justru menemukan seseorang yang membuatnya yakin untuk bertahap hidu...