Karena balasan pesan dari Indah yang terlihat cuek, malah membuat Reyhan kembali bete. Dia memutuskan untuk menghubungi Indah saja dari pada harus menahan kekesalan.
Terdengar bunyi getaran dari ponselnya, membuat Indah melihat ke arah ponselnya yang berdering.
Incoming call from Reyhan gantengku.
Ya, itulah ID caller yang tertulis di layar ponselnya. Jika kalian berfikir bahwa Indah yang memberikan nama itu, kalian salah. Sangat – sangat salah!. Karena sang pemilik nama sendirilah yang menulis nama alay itu, dan Indah tidak mempermasalahkan hal itu. Bahkan tidak ada keinginan untuk merubahnya. Alasannya, hanya agar sang pemilik nama bangga dan bahagia dengan tindakannya sendiri.
Tanpa menunggu lama, Indah segera menerima panggilan itu.
“Hm ?.”
“Cuek amat sih elo, Nyil..... .”
“Ada apaan sih ?.”
“Gabut gue.”
“Makan, nguras kolam, boker apa gimana gitu. Jangan gangguin gue !.
“Dih ! Apasih lo ?. Garing becandaan lo ! HA!!.”
“Bacot!.”
“Mulutnya kasar ihh.”
“Jijik.”
“Lo kenapa sih ???.”
“Nggak usah tanya!.”
“Kalo nggak mau tanya – tanya ke elo, ngapain gue nelpon ?!. Udah cerita aja !.”
“Dih !. Gue tuh nggak papa.”
“Nggak usah boong, muka lo tuh udah kebaca dari sini. Kelihatan kusut kayak celana dalem gue.”
“Jangan sok jadi cenayan lo !.”
Terdengar dari sambungan telponnya Reyhan sedang terkekeh. Membuat air matanya seketika menggenang di pelupuk matanya, hanya dengan sekali berkedip akan membuat air mata itu menetes.
Membuat Indah menengadahkan kepalanya menatap langit malam, dan entah kenapa malam ini tidak ada bintang yang terlihat menghiasi malam. Indah tau, bahwa tanpa dirinya menceritakan kepada Reyhan. Dia pasti mengetahui dari sikap yang Indah tunjukkan.
“Dengerin gue. Kita kenal itu udah lama. Gue tuh udah paham sama sikap dan sifat lo. Nggak papa kalo lo masih belum mau cerita sekarang. Mungkin nanti kalo lo berubah pikiran, gue siap buat dengerin cerita lo. Syukur – syukur gue bisa kasih nasihat ke elo.”
“Udah. Gue mau tidur dulu!.” Tanpa menunggu jawaban dari Reyhan. Indah memutuskan sambungan telponnya terlebih dahulu.
Setelah mematikan bara pada rokok yang iya biarkan menyala dari tadi, dirinya bergegas masuk ke dalam kamar untuk istirahat, tak lupa menutup pintu balkon dan gorden kamarnya. Malam ini ia tidak ingin menangis, karena mengingat besok dia harus bersekolah dan tidak ingin datang dengan keadaan mata sembab.
^^^
Sedangkan Reyhan, masih berada di balkon kamarnya menghabiskan rokok yang dia hisap sedari tadi. Menghisapnya dalam – dalam dan menghembuskannya secara perlahan ke udara yang membuatnya hilang diterpa udara malam yang entah kenapa berhembus sangat kencang.
10 menit lamanya hingga Reyhan mematikan bara pada rokonya, dan bergegas untuk istirahat. Setelah menutup pintu balkon, membiarkan gordennya terbuka agar cahaya malam masuk ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed
Roman pour AdolescentsMasa remaja memang menyenangkan. Apalagi ketika manginjak masa SMA. Masa dimana kalian akan belajar untuk berpikir dewasa, memandang dunia dengan berbeda, menentukan masa depan kalian. Agar nantinya kalian bisa berdiri sendiri di atabs kaki kalian...