ciggarettes

13.5K 948 94
                                    

anak lelaki itu tampak sendirian dengan sebuah sloki terpajang di counter yang ada di depannya. ia mengenakan crop top berwarna merah yang memperlihatkan lekukan indahnya dan ripped jeans yang membungkus bokong padatnya dengan fishnet stocking yang sempurna.

jeno menahan napas ketika netra mereka bertemu.

dan ketika dilihatnya jaemin menenggak habis satu shot dengan buru-buru, jeno tahu bahwa ia tak bisa menahan diri lagi. ia tahu ia tidak bisa tinggal diam saat melihat jaemin menggoyangkan pinggulnya ke lantai dansa. ia meminum beberapa whiskey sebelum meletakkan gelasnya. jeno hampir kehilangan kendali.

jaemin bergerak dengan malas sepanjang irama lagu yang terasa asing baginya. matanya memindai ke sekeliling ruangan berharap menemukan si anak laki-laki yang bersurai hitam pekat.

jaemin sadar bahwa jeno telah pindah dari tempat duduknya dan minumannya tampak seperti tidak tersentuh.

namun tak lama setelah itu, jaemin merasakan remasan kuat dipinggangnya.

"apakah kau mencariku?" suara jeno terdengar rendah ditelinga jaemin, napasnya yang hangat membuat bulu roma jaemin merinding.

"apa yang membuatmu berpikir begitu?" jaemin melenguh saat merasakan tangan jeno menggerayangi  tubuhnya yang berada dibalik crop top.

sentuhan jeno membuat dirinya panas bak terbakar ribuan api neraka.

"aku tahu bahwa kau mencoba menarik perhatianku sepanjang malam. atau kau bahkan sudah bersikap murahan seperti ini sejak kita putus untuk mendapatkan perhatianku... bukankah begitu?" jeno menggigit telinga jaemin dan membuat si empu mendesah.

"apa kau mengawasiku selama ini?"

"lihat sekelilingmu, semua mata tertuju padamu. mungkin jika kau berhenti bertingkah seperti pelacur murahan, semua itu tidak akan terjadi. tapi bukankah kau suka menjadi pusat perhatian?" jeno mengisap leher jaemin dengan kuat sementara yang lebih muda sibuk menggeliatkan bokongnya, tanpa sengaja membuatnya bergesekan dengan selangkangan jeno yang sudah mengeras.

"kau benar, aku menyukainya." jaemin mati-matian menjaga intonasi suaranya agar tak terdengar seperti desahan. ia menyingkirkan tangan jeno dengan cepat sebelum membalik badan dan menampilkan senyum manisnya.

"kau lah yang mengatakan bahwa aku terlalu... apa itu? oh ya, polos."

"kurasa kau salah," jaemin mengerucutkan bibirnya sambil menelusuri dada bidang jeno dengan jarinya. suaranya penuh dengan nada kasihan yang dibuat-buat.

"sayang sekali, bukan? kau putus denganku dan kau kehilangan kesempatanmu. nyatanya aku tidak begitu polos sekarang kan?" ujarnya menggoda sebelum akhirnya pergi menuju toilet.

jeno mengikutinya dengan tergesa, sesuatu yang sesak didalam celananya terasa sangat tidak nyaman. ia mendorong jaemin ke salah satu kamar lalu menguncinya.

jaemin terperangah karena ia hampir saja tersandung. alisnya terangkat dan bibirnya mencibir.

"kau sangat gigih,"

"berlututlah."

jaemin memiringkan kepalanya, berpura-pura bingung. jeno mengerang dan menarik tengkuknya. menyatukan bibir mereka dalam ciuman yang penuh kerinduan dan gairah. jaemin tidak bisa melakukan apa-apa selain mendesah.

"kubilang, berlututlah dan hisap aku seperti jalang kecil pada umumnya."

jaemin mematuhinya, ia telah menunggu saat ini setelah sekian lama. saat jeno menyadari apa yang telah hilang, saat jeno akhirnya kembali padanya.

exes - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang