secara bertahap, hal-hal mulai kembali pada tempatnya lagi. jantung jeno terasa nyeri karena berdetak sangat kencang menghantam dadanya saat melihat jaemin ada di sisinya. tempat tidurnya tak lagi kosong saat malam, karena keduanya akan berpelukan sampai tertidur dilengan masing-masing, setiap hari.
"apakah kau serius tentang ucapanmu ditelepon?" jaemin berbisik, matanya yang mengantuk menatap jeno dengan secercah harapan.
jeno mencium lembut dahinya. "tentu, aku mencintaimu. dan aku minta maaf karena terkadang aku sangat brengsek di depanmu, aku berjanji... untuk membuatmu bahagia."
"kau selalu membuatku bahagia." jaemin menghela napas sementara jarinya mengukir di dada jeno dengan malas. "melihatmu saja sudah membuatku gembira dan melihat senyum lucumu membuat hatiku meleleh. menghabiskan waktu denganmu rasanya seperti merasakan sedikit bagian dari surga, walaupun kita tidak berbincang terlalu banyak."
"ketika kau bermain video game dan aku berada diantara kakimu sambil memainkan handphone, kita berdua melakukan aktivitas yang berbeda namun kehadiranmu sudah sangat cukup untuk membuatku merasa aman dan nyaman. aku selalu mencintaimu, jeno. tidak ada yang berubah." ujarnya pelan.
jeno merasa hatinya sedikit pedih karena ucapan manis yang keluar dari bibir jaemin.
"god, tidak ada yang bisa membuatku bahagia selain kau. kau adalah cahaya hidupku, nana. tidak ada yang mengerti diriku selain kau, tidak ada yang peduli denganku seperti kau peduli padaku."
"tidak ada yang sanggup menerima kekuranganku, tidak ada yang sanggup menerima kesialanku ataupun segala hal buruk yang menimpaku, selain kau. kau tidak pernah membuatku merasakan seolah aku tidak berarti, kau adalah hal terbaik yang pernah terjadi untukku. kau adalah malaikat didunia."
"lalu kenapa kau meninggalkanku?" jaemin berbisik dengan suara lemahnya karena menahan tangis.
"karena.. kau pantas menerima pria yang lebih baik daripada aku, yang memutuskanmu hanya karena gairah seksual. aku benci diriku karenanya, namun aku takut. aku tidak ingin memaksamu melakukan sesuatu yang bukan keinginanmu."
"dan aku takut segala keegoisanku akan merenggut diriku, membuatku berselingkuh darimu. kau tidak pantas menerimanya, tidak ada yang pantas menerimanya. aku.. aku merasa kesal saat mengingat malam dimana aku meninggalkanmu. aku tidak pantas untukmu, aku tidak pantas mendapatkan maaf darimu."
jeno tidak dapat menahannya lagi, air mata turun disela-sela jari yang ia tangkupkan pada wajahnya. jaemin menarik kepalanya mendekat lalu memegang pipinya. "sshh.. jangan menangis. tidak apa-apa, aku memaafkanmu. aku mengerti, kau pantas untukku jeno, dan aku mencintaimu."
jeno berbeda, isakannya yang menyedihkan membuat hati jaemin rapuh.
"tidak, aku tidak pantas. kau sangat cantik dan aku tidak pernah memujimu sebagaimana harusnya, kau harusnya kuperlakukan layaknya berlian yang berharga tapi nyatanya aku brengsek. aku tidak pantas—" kata-kata jeno terhenti akibat jaemin menabrakan bibirnya ke bibir jeno.
dalam ciuman yang lembut dan klise, jeno merasa dirinya meleleh akibat bibir jaemin. ciuman mereka terasa lambat dan penuh dengan emosi yang tidak bisa diungkapkan oleh kedua belah pihak.
tangan jaemin masih berada di pipi jeno, mengusap air matanya dengan telaten sementara hati mereka dalam proses penyembuhan.
jaemin adalah yang pertama menarik diri, kehabisan napas sementara ia menatap mata jeno yang berair. "berhenti... berhentilah menyalahkan dirimu atas semua yang terjadi. aku bukanlah berlian. aku adalah.. maksudku dulunya adalah pacarmu. dan aku paham bahwa tidak semudah itu untuk mengekspresikan perasaanmu."
"tapi kau selalu mencoba yang terbaik untukku. dalam sebuah hubungan, kita harus satu. aku mengerti masalahmu dan menghargainya. aku mencintaimu tanpa memperdulikan itu semua. kau selalu menghargai permintaanku, tidak pernah memaksaku untuk melakukan hal yang tidak aku sukai... bisakah kau melihatnya?"
jeno tersedu. air matanya kian menetes seiring lelaki yang lebih muda berbicara. "bisakah kau melihat bahwa kau adalah satu-satunya yang aku inginkan? satu-satunya yang kucintai? aku bahkan tidak peduli mau kau memujiku atau tidak setiap harinya, atau pada saat dimana kau butuh waktu untuk sendirian. tapi aku ingin kau. aku ingin mencintaimu."
"aku ingin kau mengandalkanku, memberi tahuku tentang bagaimana harimu dan tentang mimpimu dan tentang jokes anehmu. aku ingin membantumu saat kau berada di masa-masa sulit dan aku ingin kau berada disisiku... tolong jangan tinggalkan aku lagi." jaemin memohon dengan air mata bercucuran di pipinya.
jeno menarik jaemin mendekat ke dadanya, memeluknya erat semampunya. rasanya seperti ia tidak membiarkan jaemin terjatuh.
"aku tidak akan meninggalkanmu, aku berjanji. aku sungguh minta maaf. terima kasih telah menjadi yang terbaik untukku. aku bersumpah akan menjadi lebih baik untukmu, i love you."
"i love you." lirihnya seiring melayangkan ciuman basah pada pipi jeno, membuatnya tertawa ditengah isakannya.
"sial, kita berdua sangat bodoh." jeno berkata sambil mengusak matanya dan mengelap air mata jaemin.
"kau benar, tapi aku tidak akan menukarnya demi dunia ini."
jeno tersenyum dan mendaratkan sebuah ciuman lembut pada dahi jaemin sebelum menutupi tubuh mereka berdua dengan selimut.
"mari tidur?" jaemin menggumam dengan nada yang mengantuk, matanya tertutup sementara tubuhnya mendekat ke figur jeno.
"malaaaam."
"selamat malam, sayang."
the end
tapi boong awowkwkwkwk
asliannya masih ada kira2 satu atau dua chapter lg menuju ending. oiya ini konfliknya dah selese ya. yg berekspetasi konfliknya berat jauh2 luh. sampe jumpa minggu depan💖💖💖oiya kalau ada waktu bisa kali cek works aku yg lain HAHAHAHA shameless promotion bgt but ily all
regards, hyucksenpai & liqorna.
KAMU SEDANG MEMBACA
exes - nomin
Fanfiction𝐣𝐞𝐧𝐨 𝐡𝐚𝐬 𝐬𝐨 𝐦𝐚𝐧𝐲 𝐬𝐞𝐱𝐮𝐚𝐥 𝐝𝐞𝐬𝐢𝐫𝐞, 𝐛𝐮𝐭 𝐣𝐚𝐞𝐦𝐢𝐧 𝐜𝐚𝐧𝐭 𝐡𝐚𝐧𝐝𝐥𝐞 𝐢𝐭. ⚠️nsfw. belongs to @liquorna on twt. translated by @yeayjs♡