Lalu ia sampai pada sebuah nisan yang terlihat masih baru. Yang membuatnya terkejut adalah nama yang tertera di nisan tersebut.
Air matanya bergerumul di sudut matanya, siap tumpah kapan saja. Ia menahannya dan menoleh kepada keluarga Taehyung.
“A..ap..pakah ini Taehyung?” katanya terputus-putus dengan suara bergetar. Ayah Taehyung mengangguk sementara Ibu Taehyung sudah kembali terisak dipelukan Kakak Taehyung.
Ia sendiri merasakan tohokan yang sangat keras di relung hatinya. Air matanya sudah tidak tertahan lagi. Ia menangis dalam diam.
Sooyi bersimpuh dan menyentuh nisan itu. Beberapa kali ia menggumamkan nama Taehyung. Ia juga memeluk nisannya. Disela tangisnya, terputar kembali kenangannya bersama Taehyung. Jadi ini alasannya Taehyung tidak menemuinya kembali dan ini pula alasannya Taehyung memberi mantelnya kepada dirinya dan berkata sebagai kenang-kenangan karena lelaki itu tahu bahwa umurnya tidak akan lama.
Sooyi merutuki dirinya sendiri, jika tahu bahwa Taehyung akan meninggalkannya jauh seperti ini, ia akan mengatakan perasaannya kepada laki-laki itu dan menemani sisa-sisa hidupnya.
Beberapa saat kemudian ibu Taehyung menghampiri dirinya dan memeluk lagi. Sooyi membalas pelukan itu dan berusaha saling menguatkan.
Ibu Taehyung melepaskan pelukannya, ia tersenyum disela tangisnya. Jemarinya mengusap air mata di wajah Sooyi.
“Kau cantik, pantas Taehyung menyukaimu.”
Sebuah fakta yang membuat Sooyi terkejut. Ternyata Taehyung menyukainya dan ini semakin membuat dirinya menyesal.
Tiba-tiba tangannya diraih Ibu Taehyung yang memberikan sebuah amplop berwarna biru kepadanya.
“Ini surat dari Taehyung. Ini satu-satunya hal yang bisa ia lakukan ketika ia berbaring di rumah sakit dan menitipkan kepadaku agar memberikannya kepadamu.”
“Taehyung sakit?” tanya Sooyi dengan bergetar.
“Ya, cancel otak peringkat akhir,” kata Ibu Taehyung. “Beberapa hari sebelum mengenalmu, Taehyung sudah putus asa untuk hidup. Ia bahkan kabur dari kemoterapinya di hari ia bertemu denganmu. Aku bersyukur karena setelah bertemu denganmu, ia menjadi ceria dan mempunyai semangat hidup. Ia berkata bahwa kau adalah teman sekaligus cinta pertamanya.”
Hati Sooyi tentu saja sakit mengetahui kenyataan tentang Taehyung. Laki-laki itu menyembunyikan kesedihan dan kesakitannya dibalik tingkah cerianya.
Dipeluknya surat dari Taehyung. Ini adalah kenangan yang Taehyung tinggalkan selain mantel dan momen indah bersana lelaki itu. Ia akan menyimpan perasaan cintanya kepada Taehyung di ruang hatinya dan akan selalu tersimpan dan terkenang. Ia berjanji kepada dirinya sendiri.
~bersambung~
YOU ARE READING
Destiny(C)
FanfictionMereka dipertemukan dengan ketidaksengajaan yang dinamakan oleh keduanya sebagai takdir. Takdir yang sama sekali tidak bisa dihindari. Hari itu awan hitam bergerumul mendung. Bahkan rintikan hujan sudah mulai turun ke bumi dengan cukup deras.