#Masa Lalu#

9 0 0
                                    

Anisa tengah tiduran di kamarnya, sebuah notif pesan WhatsApp dari Vania. Anisa membuka ponselnya.

Vania sange
Nis, gue pengen ketemu
            
                                                                              me
                                                                            Dimana?
                                                                             Read

Vania sange
Taman kota dekat rumah Lo

                                                                             Me
                                                                           Ok, Otw👍
                                                                          Read

Anisa segera mematikan ponselnya dan bersiap menemui Vania.

°°°
Sesampai di taman, ternyata Vania belum datang Anisa duduk di salah satu bangku yang di siapkan di taman sembari menunggu Vania.

25 menit, Anisa menunggu Vania tapi tak kunjung tiba. Anisa Anisa sudah malas menunggu ia akhirnya memutuskan untuk pulang, namun niatnya berhenti ketika namanya dipanggil oleh seorang gadis yang tidak asing baginya.

“sorry lama, tadi di suruh nyokap beli bahan kue” ucap Vania mulai duduk di samping Anisa.

“sans aja, gue juga baru sampai kok” ucap Anisa memaklumi.
"Jadi" sambungnya.

Raut wajah Vania mendadak berubah serius" gue mau ngomong sama Lo, penting!" Ucap Vania membuat Anisa penasaran.
"Ngomong aja?" Ucap Anisa penasaran.

Vania menarik nafas dulu sebelum memulai bicara"sorry, gue gak bisa nahan perasaan ini lebih lama lagi? Gue suka sama Ali!"

Deggg…….. Bagai di sambar petir di siang bolong. Anisa sungguh terkejut bukan main, tidak menyangka Vania akan mengucapkan kata itu didepannya, apakah ia tidak berpikir sebelum mengucapkan hal itu terhadapnya pikir Anisa.

"Ma- maksudnya apa gue gak ngerti?" Ucap Anisa mencoba menepis ucapan Vania dan berpikir mungkin Vania hanya salah ngomong atau hanya prank semata.

"Lo sok polos atau berlagak gak ngerti sih!" Ujar Vania tersenyum sinis.
"Gue suka sama Ali, sama cowok yang sekarang jadi pacar Lo, Paham atau perlu gue jelasin lagi biar Lo tambah ngerti! Ujar Vania mulai emosi.
"Sejak kapan?" Ucap Anisa berusaha menahan sesak di dadanya.

Vania mulai menghela nafas meredakan emosinya itu." Gue suka sama Ali sejak SMP waktu pertama MOS".
Dan gue minta lebih tepatnya mohon sama Lo buat mutusin sama Ali demi gue yang suka sama Ali udah bertahun tahun" lanjut Vania sedikit menjeda ucapannya tadi.
"Alasannya?" Ucap Anisa to the point.

" Lo masih tanya alasannya, oke gue jelasin sejelas jelasnya sampai Lo paham! Lo dengerin baik - baik" ucap Vania menjeda
"Gue suka sama Ali, emmm lebih tepatnya gue udah cinta mati sama Ali, tapi kenapa Ali gak pernah mandang gue, kenapa harus Lo yang bisa mengambil hatinya Ali! Kenapa bukan gue, kenapa? Apa yang ada di diri Lo yang gak gue punya apa? APA!" Jelas Vania membuat Anisa mematung tidak percaya. Lalu Vania pergi dari hadapan Anisa. Tapi sebelum pergi Vania sempat mengucapkan kata kata terakhir. " Gue harap Lo bisa timbangin permohonan gue tadi, karena Ali pantasnya hanya buat gue " ucap Vania sebelum pergi.

Anisa, gadis itu kini bingung dan tidak percaya apa yang baru saja keluar dari mulut sahabatnya itu, terlebih lagi sahabat baiknya itu. Vania suka sama Ali dan dirinya adalah orang ketiga di antara mereka berdua pikirnya untuk saat ini.

Ia sungguh dilema antara rasa cintanya pada Ali atau rasa persahabatannya dengan Vania, mereka berdua adalah orang penting dalam hidupnya setelah keluarganya. Bingung dan dilema hingga akhirnya, Anisa memutuskan untuk menghidupkan ponselnya, mencari nama seseorang di kontaknya “Ali💜” nama yang tertera di kontak itu. Mengechat kontaknya Ali dan mengetikkan sesuatu di layar ponselnya itu.

Me
Sorry, aku mau kita mengakhiri hubungan ini aku mau kita putus, kita kayaknya udah gak cocok lagi aku udah bosan sama kamu, Al aku minta maaf? Semoga kamu bisa mendapatkan perempuan lebih baik dari aku.
Terima kasih atas kenangan yang kamu berikan mungkin aku gak lupa untuk itu.
Kebersamaan kita akan selalu ku ingat!
Very again, good Bye May it happen ❤️
✓✓ 10.20 pm.

Pesan masuk ke room chatnya Ali, sebelum di lihat, Anisa segera memblokir kontaknya Ali.
Ali💜 terblokir. Ketuk untuk membuka pemblokiran.

***
Anisa masih menangis, dia selalu mencoba untuk melupakan masa lalunya itu, tapi kenapa masa lalu itu malah muncul dan mengobrak - abrik hatinya dan pikirannya.
Anisa selalu memendam perasaannya sendiri, ia tidak mau membagi bebannya kepada orang lain terlebih lagi sahabatnya itu.

Anisa terus menangis sampai mata dan hidungnya memerah
Kenapa tuhan tidak adil padanya, ketika ia akan berusaha melupakan tapi kenapa muncul lagi setelah bertahun tahun hilang pikirnya yang mulai terbawa suasana.

Sampai bel masuk pun Anisa tak menghiraukannya, ia tetapi menangis meratapi nasibnya itu.

°°°
"dari pada terus dengar bacotannya bunga, lebih baik kita cari Anisa saja? Kasihan dianya" ucap Ririn sok bijak.
"Tumben Lo bijak gitu ngomongnya, habis makan apa Lo Rin" ucap Cindy sedikit meledek.

"Yang pasti makan nasi lah" ucap Ririn masih dengan nada sok nya.
" Garing Lo"
" udah yuk cepetan kasihan Anisanya, pasti sekarang Anisa butuh bahu yang hangat untuk menyender" lanjut Ririn.

"Lo mau jadi senderannya" tanya Cindy
" Ya ogah lah, edan gue nanti baju gue kena ingusnya lagi kan gak bagus" ujar Ririn dengan nada jijik.
" Ya ya semerdeka Lo lah Rin Rin" ujar Cindy yang muak dengan Ririn.
" Ya harus dong, bukan hanya Indonesia saja yang merdeka tapi kita harus merdeka juga, MERDEKA!" Ujar Ririn sambil mengangkat tangan ke atas membentuk kepalan.
"MERDEKA!!!" Sorak bunga ikutan nimbruk bareng Ririn.

"Udah kalau lo berdua masih bacot gue tinggal" ucap Zia mulai kesal dengan tingkah Ririn dan Bunga, kalau tidak ada Anisa selalu ada Ririn yang bikin ke gaduhan.
"Iya ibunda ratu yang agung" ucap Bunga dan Ririn sambil cekikikan.

•••
"Yo, Al ngopi ngapa ngopi" ucap Doni membuyarkan lamunan Ali.
"Bacot Lo"
"Serah gue dong yang bacut gueh kenapa Lo yang zewot" ucap Doni alay bin lebay sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.
Emang punya rambut Lo ~ author
Ya punyalah~ Doni.
Mana?~ author
Ini dibawah dibalik celana ~ Doni
Gue tendang Lo ~ author
Eh jangan dong, sorry sorry author cantik deh? ~Doni.
Makasih gue emang cantik~ author
Ya, iya author yang agung ~Doni

"Udahlah Don, gak usah mancing mancing emosinya Ali. Ali sekarang lagi dilanda kegalauan cinta yang belum tau kepastiannya" ucap Dimas sok bijak dan sedikit meledek di akhir kalimat.

"Kepastian apa? Ucap Doni polos polos begok pengen nabok
"Kepastian mengenai hubungannya dengan Anisa." Ucap Dimas memberi tahu sambil melirik ke arah Ali.

Tiba tiba saja, Rivan yang semula sibuk dengan ponselnya menghampiri Ali. Ditepuk pundaknya Ali "lebih baik Lo lupain Anisa daripada Lo sakit hati kayak gini."ucap Rivan membuat Ali melotot tak percaya.

"MAKSUD LO APA? BILANG GITU!" Bentak Ali di hadapan Rivan.
"GUE BILANG KAYAK GITU BIAR LO NYADAR!" Bentak Rivan balik karena tak terima dengan perlakuan Ali.
"ANISA ITU SUDAH GAK CINTA SAMA LO, DAN LO UDAH PUTUS, LO ITU UDAH JADI MANTAN BUAT ANISA. SEHARUSNYA LO ITU NYADAR, PIKIR ITU PIKIR!" Lanjut Rivan membuat Ali diam mematung.

"Wez jangan gas - gassan dong nabrak, gue yang repot." Ucap Dimas melerai.
"Sorry gue kelepasan." Sesal Rivan lalu pergi meninggalkan Ali, Doni, dan Dimas.

Love SkenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang