SERANGAN SILUMAN BABI

804 119 8
                                    

Klik ⭐nya dulu dong sayang. Gratis dan gampang kok ⛔

Selamat Membaca

*****

"Mas Kay kok udah pulang?" Seseorang tiba-tiba saja muncul dari balik pintu rumah Kay yang terbuka.

"Kamu belum berangkat, Ser?" Kay berjalan begitu saja meninggalkan Joda yang bertanya-tanya akan perubahan sikap pria itu.

"Nih Sera mau berangkat, Mas." Sera menunjukan satu koper besar miliknya dibalik tubuhnya. "Ngomong-ngomong itu siapa?" Sera memandang penuh selidik pada Joda yang masih berdiri diam ditempatnya.

"Sekertaris Mas." Kay menjawab tanpa menoleh kebelakangnya.

"Oh." Sera nampak bersikap biasa-biasa saja. "Tuh, taksi Sera udah dateng. Sera berangkat dulu ya, Mas."

Sera pun melangkahkan kakinya untuk menghampiri taksi yang telah menunggunya.

"Mbak, titip Mas Kay, ya. Mas Kay mainnya suka kasar." Sera tersenyum jahil saat ia melewati Joda.

"Pak, itu siapa, sih?" Tanpa memperdulikan Kay yang sedikit dingin itu, Joda menghampiri Kay dan mempertanyakan siapa gadis yang baru saja berbicara dengannya.

"Adik saya." Kay menjawab sebelum pria itu melangkah masuk ke dalam rumahnya.

"Pak! Kok saya ditinggal?!" Joda pun mengikuti langkah kaki Kay yang mulai menjauh darinya itu.

"Enggak kakak, enggak adek, kelakuannya sama. Sama-sama erotis!" batin Joda saat langkah kakinya membawanya masuk ke dalam rumah Kay.

Rumah bergaya Gatsby itu memukau netra Joda yang baru pertama kali melihatnya secara langsung. Biasanya, wanita itu hanya bisa melihatnya di film-film Holywood yang ia tonton.

"Duduk aja." Suara Kay menginterupsi kekaguman Joda akan interior rumahnya.

"Apa Siluman Babi ini beneran pangeran, ya?" Jiwa fantasi Joda mulai bangkit saat ia menduduki kursi yang ada di ruang tamu Kay itu.

"Apa Siluman Babi ini beneran pangeran, ya?" Jiwa fantasi Joda mulai bangkit saat ia menduduki kursi yang ada di ruang tamu Kay itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kay terlihat berjalan ke suatu ruangan yang Joda yakini adalah dapur rumah pria itu.

"Kapan gue punya rumah kayak gini." Joda lagi-lagi membatin saat mengedarkan pandangannya. Suara musik klasik samar-samar terdengar. Harum dari minyak aromaterapi yang dibakar menyeruak masuk ke dalam penciuman Joda.

"Kayak mimpi anjer." Joda yang masih terkagum-kagum dengan rumah Kay terus membatin.

"Nih, minum." Suara Kay membuat Joda tersentak di atas sofa.

"Bapak ngagetin aja!" Joda mengaduh sebelum ia meraih segelas minuman yang Kay bawakan untuknya.

Saat gelas yang ia pegang sudah hampir menempel di bibirnya, Joda memundurkannya dan meletakan gelas itu di atas meja.

MAROKO AND HER BOSS [LOVE, SAD, PAST #BOOK : 2] ON-HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang