Setelah menempuh waktu yang terbilang cukup lama, ditambah lagi dengan kemacetan Ibukota Jakarta, tiba lah mereka di rumah kediaman mereka. Abel pun keluar dari dalam mobil dan langsung masuk menuju kamar nya. Ia membaringkan tubuhnya diatas ranjang kesayangan nya itu.
Seketika Abel teringat dengan kata-kata Gavin.
"Mau apa lagi sih tu anak, heran ya ! Ga habis-habis nya ganggu hidup gue. Buat ngelupain dia selama satu tahun lebih itu gak gampang banget loh dan dengan seenak jidat nya nyuruh ketemuan lagi di Batavia cafe, mana disitu banyak kenangan nya"ucapnya yang langsung membenamkan kepala nya di antara beberapa bantal.
Flashback on...
"Vin?"sahut Abel memecah keheningan.
"Eh iya kenapa Bel? Maaf aku lagi ga konsen, kamu mau ngomong apa,"tanya nya sedikit ragu.
"Ih apaan sih kamu aneh tau ga, kan kamu yang ngajak kesini mau ngomongin sesuatu sama aku. Malah balik tanya,"jawab nya sedikit kesal dengan perubahan sikap Gavin terhadapnya.
"Oh itu ya,hmmm....Bel menurut kamu sikap aku gimana sih sekarang?"tanya nya.
"Kalau aku boleh jujur sih, sikap kamu itu jadi lebih cuek sama aku udah gitu kamu berubah yang dulu nya care always sekarang seperti orang asing bagi aku."
"Aku juga sih merasa hubungan kita kayak udah enggak ada lagi, diantara kita seperti bukan siapa-siapa lagi, aku merasa kalau kamu udah gak seperti dulu lagi,"sambungnya.
"Bel, sebelum nya aku mau minta maaf sama kamu kalau aku banyak salah sama kamu selama ini, udah ngatur-ngatur hidup kamu, gak ngebolehin kamu kumpul sama teman-teman. Makasih juga ya Bel udah mau nemani hidup aku selama 4 bulan ini dan aku harap kamu bisa menemukan cowok yang lebih dari aku bel, maaf kalau aku ga bisa jagain kamu lagi,"ucapnya.
"Maksud kamu apa sih, gausah aneh-aneh lah. Siapa juga yang mau cari cowok lain, kan udah ada kamu."jawabnya heran.
"Aku mau kita putus Bel, aku mau fokus sama kuliah aku dulu. Aku juga mau memperbaiki semua nilai aku Bel, dan kita ga bisa lanjutin hubungan ini lagi"ucapnya sambil melihat fokus ke mata Abel.
Abel hanya terdiam tak percaya dengan semua perkataan yang dilontarkan oleh Gavin.
"Kamu bercanda kan Vin?"tanya nya sedikit tertawa.
"Aku serius Arabell Ghaitsya, emang aku lagi bercanda sekarang?"ucapnya tegas.
"Tapi kenapa harus putus sih Vin? Kan kita masih bisa perbaiki semua nya. Kalau kita ada masalah, masalah nya yang seharusnya diselesaikan bukan hubungan nya."
"Maaf Bel aku rasa kita udah ga cocok lagi. Aku harap kamu bisa terima semua nya ya Bel."
"Yaudah makasih buat semuanya, permisi aku mau balik."
Saat Abel ingin melangkah namun tangan nya tertahan.
"Aku antar ya?"ucap Gavin.
"Gak perlu, aku bisa pulang sendiri kok." Ucapnya yang langsung saja meninggalkan Gavin di cafe tersebut.
Flashback off.....
🥀🥀🥀🥀
Abel pun menangis didalam kamarnya mengingat semua kejadian yang ada di hubunganya tahun lalu dan lalu larut dalam mimpi nya pagi itu.
Abel pun tebangun dalam mimpi nya karena mendengar seseorang sedang ngetuk pintu nya.
Cklekkk.....
"Abel sayang, bangun yuk makan dulu nak. Kamu belum makan kan dari tadi pagi?"sahut Naura sambil mengusap puncak kelapa Arabell.
"Hhmmmm... Mama. Abel ga lapar ma, mama makan aja ya luan sama papa nanti abel nyusul kok ma,"ucap nya yang masih setengah sadar itu.
"Yaudah kalau begitu mama tunggu kamu dibawa dan tidak ada kata penolakan."
"Iya ma lima menit lagi."
Naura hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat tingkah anak semata wayang nya itu dan berlalu pergi dari kamar arabell.
Abel pun turun dari tempat tidur nya menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan langsung turun kebawah untuk makan bersama kedua orang tua nya.
Abel menurunin anak tangga dengan sangat malas, kalau bisa ia seluncuran dari atas menuju meja makan mungkin itu sudah dilakukan nya hari ini, karena tidak tahu kenapa abel sangat malas melakukan apa pun untuk hari ini.
"Abel sini makan, papa udah sangat lapar menunggu kamu dari tadi"sahut Belvan.
"Iya pa,"jawab nya yang langsung menuju meja makan.
Selama makan hanya terjadi keheningan di keluarga ini karena mereka sedang menyantap makanan mereka masing-masing.
"Oia ma, pa . Nanti sore Abel keluar sebentar ya mau main sama teman, Boleh ya ga lama kok?"ucap nya memecah keheningan di meja makan .
"Mau keluar sama siapa nak?"tanya Naura.
"Sama Andira ma,"ucapnya bohong karena ga mungkin dia jujur kalau ia lagi janjian dengan Gavin.
"Yasudah kamu boleh pergi tapi jangan pulang kemalaman,"ucap Belvan.
"Siap bos,"ucapnya sambil hormat kepada kedua orang tua nya.
"Yasudah lanjutin makan kamu. Papa mau kekantor, soalnya ada meeting mendadak siang ini. Papa pergi dulu, Assalamualaikum." Ucap Belvan.
"Waalaikum salam, take care pa."sahut Naura dan Arabell.
See you next time🖤🖤
Vote, comment and share gaes
Next chap-🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
ARABELL
Teen FictionAku percaya dengan takdir dan karena takdir itu aku ditakdirkan kembali bersama mu. . . . . . . Warning!!!! Don't copy my story, because this is purely from my own mind. 🖤🖤🖤