4/Gabut

121 6 0
                                    

Rashti pov

Aku mendekatkan hpku ke telingaku.

"Assalamualaikum, haloo mah?

"...."

"Emangnya ada apasih?" tanyaaku

"...."

"APA!!!" Teriakku kaget.

"Ada apa" tanya diki dan vani bersamaan dengan wajah panik.

"Ssst" kataku sambil menaruh telunjukku ke bibirku pertanda menyuruh diam.

"..."

"Iya mah oke-oke" kataku sambil mengakhiri telephonku.

Tut...

Mereka berdua sahabatku sedang memandangku mungkin dengan hati bertanya tanya.

🎤tanya.. tanya.. tarik        mang🎶
         Ehe maaf di lanjut ya hhu.

"Jadi gini..."

"Apa?" tanya mereka berdua.

"Yeh jangan di potong dong omongan aku emangnya omongan aku kue"kesalku

" elo yang gantung gantung omongan lo"kata dikki

"Emang omongan aku baju di gantung segala" jawabku

"Bukan" kata vani

"Apa dong?" tanya kami berdua bingung.

"Hubungan gue sama si doi yang di gantung" kata vani sambil terkekeh.

Aku dan dilan mengerjabkan mata beberapa kali,emang dasar sahabtku yang satu ini bucin akut.

"Lo krik banget dah" kata dikki

"Iya ni kan kamu bentar lagi mo nikah vani vani masih aja bucin hhhha" kataku

Dan kamipun tertawa bersama-sama sambil bercanda.

----------------------------------

Author pov

Rashti di sini di kamarnya sedang rebahan bersama yang nyaman aman dan damai menurutnya itu surga dunia.

Dia menghembuskan napas nya kasar.
"Huhhhhh..."saat teringat telphonan tadi dengan mamah tersayangnya.

Kata mamahnya tadi dia akan pulang semingguan lagi karena ternyata mamahnya itu betah di sana dengan ayahnya mungkin serasa hanimun lagi tanpa anak-anaknya ini.

Tetapi uang yaang di berikan oleh orang tuanya sudah mau habis.

Dan makanan di rumah juga udah no abis kecuali beras doang Dan sayuran udah layu lagi.

bisa aja sih rashti minta uangnya lagi tetapi rashti sudah malu jika minta minta uang mulu ke orang tuanya.

Massa sudah dewasa masih minta uang jajan kaya masih anak sma aja.

Rashti pun berpikir di rumah mulu gabut," apa aku kerja lagi aja ya?"katanya bermonolog sendiri.

Memang rashti sudah pernah bekerja di kantor keluarganya tetapi rasanya canggung dan gak mandiri karena gak ada yang berani memerintahnya pikirnya.

Lagian kalo di kantor keluarganya tugasnya hanya mondar mandir dan diem kan kayak guna banget.

Jadi ia ingin keluar aja dan beralasan mau liburan dulu.

"Ya benar,kenapa aku gak ngelamar kerja aja yah di kantor lain?lagian percuma sekolah tingi-tinggi samle sarjana,kalau  gak di pake kerja kan sayang"pikirnya.

Rashti mengambil telphonenya Dan menelphon sahabatku vani.

"Assalamualaikum vani?"

"Ya waalaikum salam,ada apa ras?"

"Aku butuh bantuan"

"Bantuan apa?"

"...."

                @@@@@

Tok..tok.. Tok..

" ya masuk"ucap pria tampan yang sedang menandatangani berkas berkas
Penting di dalam ruangan.

Wanita ITU pun masuk Dan menyodorkan amplop.

"Maaf pak saya mau Resign" kata perempuan yang diyakini ITU skertaris Dari sang CEO.

"Dan...sa..ya juga udah jauh-jauh hari bilangnya"kata sang skertaris gugup melihat bos nya dengan tatapan datarnya.

" oke"katanaya singkat.

"Pak?mm.. ini undangan saya bulan depan"katanya" dan saya punya temen,kalo bapak butuh skertaris dia juga udah ada pengalama kerja kok pak".sambungnya.

Raffa membawa kartu undangan yang di sodorkan oleh mantan sekertarisnya.

"Oke besok datang dan bawa surat lamarannya" jawab raffa.

"Oke pak,makasih" jawabnya sambil tersenyum.

Raffa hanya mengangukan kepalanya singkat dan berkata.

"Oke vani selamat menempuh hidup baru dan.." sambil mengangkat tangan untuk berjabat tangan dan tentu di balas jabatannya oleh vani"makasih sudah pernah bergabung di kantor kami"lanjutnya.

Dan vani pun tersenyum simpul dan mengangangguk singkat.

"Terima kasih pak,kalau begitu saya permisi" kata vani sambil melenggang pergi dari ruangan sang matan bosnya.

💠💠💠

Cold CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang