〰 First Date - 05 〰

344 50 21
                                    




◌◌◌




Sidney.


Tama Group office, 08.45 am.
Gue sudah duduk manis di salah satu sofa yang di letakan di daerah lobby ini, jujur saja semalam sepulang dari NNG gue gak bisa tidur, alhasil gue tidur ayam yang dikit-dikit kebangun gitu.

Gue memang sengaja datang lebih awal karena mau apapun dan gimanapun pekerjaannya kita tuh harus komitmen dan kelihatan profesional, sebenarnya gue sudah sampai di 08.30am tadi, tapi salah satu resepsionis yang sudah menghubungi serketaris pak Bian meminta gue menunggu sebentar lagi sampai dia memberi ijin gue untuk naik.

Jujur, gue sangat-sangat suka bagaimana karyawan-karyawan di kantor ini melayani tamu, sangat ramah dan gue di berikan teh hangat dengan sebuah sandwich untuk menuunggu waktu keatas, kebetulan juga gue belum sarapan, uang gue sisa buat naik ojol bolak balik,untungnya lagi hari ini gue libur di NNG jadi gak perlu pusig-pusing amat deh.

Baru saja gue mau memasang headset dan mendengarkan lagu, mbak-mbak resepsionis yang tadi meminta gue menunggu menghampiri gue dan mengatakan bila gue sudah bisa naik keatas,

Baru saja gue mau memasang headset dan mendengarkan lagu, mbak-mbak resepsionis yang tadi meminta gue menunggu menghampiri gue dan mengatakan bila gue sudah bisa naik keatas,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu Sidney, silakan.."
guepun bangun dan mengucapkan terima kasih kemudian naik.

Sampai di lantai 18 setelah keluar dari lift dan berjalan sedikit kearah kanan, seorang perempuan cantik berambut blonde sudah tersenyum lebar ke arah gue dan gue sangat meyakini, dia adalah serketaris dari pak Bian.


"Halo selamat pagi, ibu Sidney?" sapa dan tanyanya super ramah, gue balas senyum.
"Pagi, iya saya Sidney.."

"Saya Nessie, serketaris dari bapak Sabian" Bener kan dugaan gue.
"Bapak sudah menunggu di ruang meeting, ibu Sidney bisa mengikuti saya, kearah sini.."
Perempuan bernama Nessie ini benar-benar anggun,lembut dan terlihat cerdas, gesture tubuh serta aura tuh gak akan pernah bisa bohong.
Jujur, gue rasa dia jauh lebih cocok menjadi pacar sewaan untuk pak Bian daripada gue, asli gue sebagai cewe aja liat Nessie ini, wah banget gitu.

Kami berdua berjalan menuju lorong gedung dan berakhir bertemu dengan pintu kaca geser, didalamnya sudah ada pak Bian yang duduk membelakangi kami berdua dari arah pintu masuk dan sibuk dengan pikirannya sambil memandangi langit pagi ke arah jendela, kenapa gue bilang sibuk?
dia bahkan tidak menoleh saat kami berdua masuk kedalam ruangan, sampai pada akhirnya..


"Permisi pak, ibu Sidney sudah datang"

Dia agak sedikit kaget saat mendengar suara Nessie, namun langsung bersikap biasa dan tersenyum kearah kami berdua.

Emergency GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang