BAB 2 Meeting

254 29 2
                                    

Note: Semua tokoh disini bukan milik saya, mereka milik Tuhan, kedua orang tua, sahabat dan para Fans masing-masing. Ide cerita ini adalah murni dari saya. Bila ada kesamaan alur, tema dan lainnya itu hanya kebetulan semata yang tak di sengaja. Mohon untuk apresiasinya agar terus mendukung, vote dan kritik saran membangun di terima dengan sangat terbuka.

***

Donghae sudah menduga jika keluarganya memanggil, hal itu akan berkaitan dengan berita kencan yang kini mulai menyebar luas. Dia memandang Ayah, Ibu dan kakaknya yang kini tengah memperhatikannya dengan serentak. "Donghae-ah, ibu tahu kau tidak serius dengan hal ini kan?"

Donghae memandang dengan begitu menyesal, kemudian dia meminta maaf dan mengakatakan jika dia tidak main-main dengan hubungannya pada pria itu. Hal ini tentu membuat sedikit harapan Lee Young Ae luruh seketika.

Disisi lain, baik Byung Hun maupun Si Young menghela nafas secara bersamaan. "Lee Donghae..." dia menyerukan nama sang anak hingga membuat Donghae beralih tatap. Pria itu dapat melihat pandangan Byung Hun yang begitu tegas dan menyeramkan. Okay kali ini Donghae benar-benar membuat ayahnya marah besar. Dengan sedikit perasaan gundah Donghae menunggu apa yang akan sang ayah katakan selanjutnya.

"Aku tidak bisa mempercayakan perusahaan dengan kau yang bertindak ceroboh seperti ini. Kau tidak hanya mempermalukan nama baik keluarga kita tapi kau membawa cintra buruk pada peruhaan yang menampung ribuan karyawan di dalamnya."

Sejenak Donghae merenung. Itu memang benar, tapi bukankah diluar sana banyak pengusaha yang juga mempunyai penyimpangan pada diri mereka dan hal itu baik-baik saja? Lagi pula, bisnis dijalankan dengan sebuah kemampuan, bukan dengan sebuah gosip. Donghae mempunyai kemampuan yang sangat mampuni untuk membangun sebuah bisnis. Setelah berfikir kini pria yang masih merasa bersalah itu kembali memandang sang ayah, dengan tegas dia berbicara "Appa, aku mempunyai kemampuan untuk membangun sebuah bisnis dan mempertahankannya. Masalah seperti ini tidak akan membuat ku gagal dalam mempertahankan bisnis dan memperlambat bisnis ini untuk terus naik ke atas..."

"...Lagi pula, banyak diluar sana pengusaha yang gay seperti ku dan mereka bisa menjalankan perusahaan mereka dengan baik."

Lee Byung Hun menghela nafas dengan kasar, Lee Young Ae menuntup sepasang bibir tipisnya dengan rasa terkejut, sedangkan Lee Si Young hanya dapat mendengus kesal merespon setiap kata yang dikeluarkan oleh Lee Donghae.

Byung Hun menggelengkan kecil kepalanya, lalu dia berkata dengan nada rendah sarat akan kekecewaan "Kau sama sekali tidak mengerti maksud ku nak. Membangun bisnis bagi orang jenius seperti mu itu mudah, pun dengan mempertahankannya. Tapi tahukah kau? Tidak selamanya kau bisa mempertahankan bisnis mu hanya dengan mengandalkan kemampuan mu sendiri. Kau butuh seseorang Donghae-ah. Kau butuh penerus, ahli waris 'Keturunan.'" Setelah mengatakan itu Byung Hun terus menatap tepat kedalam sepasang mata Donghae. Donghae terdiam, lagi-lagi dia terpojok. Apa yang dikatakan ayahnya adalah benar. Lalu bagaimana Donghae kini bisa menampik perkataan itu?

"Fikirkanlah kembali Hae-ah." Young Ae berbicara dengan nada yang begitu sedih, dia kecewa dan dia juga merasa marah pada dirinya. Sebegitu tidak mampukah dia mendidik anaknya sehingga sang anak sampai mengalami penyimpangan sexual seperti ini? Air mata lagi-lagi terjatuh disepasang pipi Nyonya besar keluarga Lee itu. Si Young yang sedari tadi hanya duduk diam dan memperhatikan mulai bergerak mendekati sang ibu. Tangannya dengan cekatan memeluk tubuh rapuh Young Ae.

Ketika isak tangis perlahan terdengar memasuki indra pendengaran seluruh anggota keluarga Lee, Si Young memandang tajam pada sosok Donghae. Sebelum wanita itu mengambil alih keadaan dengan memampah tubuh sang ibu untuk menjauh dari ruang keluarga, Si Young berkata "Kau keterlaluan Lee Donghae." Yang menusuk tepat ke bagian terdalam hati Donghae.

EraseWhere stories live. Discover now