BAB 3 The Wedding

316 39 7
                                    

Note: Semua tokoh disini bukan milik saya, mereka milik Tuhan kedua orang tua masing-masing. Ide cerita ini adalah murni dari saya. Bila ada kesamaan alur, tema dan lainnya itu hanya kebetulan semata yang tak di sengaja. Mohon untuk apresiasinya agar terus mendukung, vote dan kritik saran membangun di terima dengan sangat terbuka.

****

Ini sudah 1 minggu terlewat dari hari pertengkarannya dengan Hyukjae. Donghae sudah beberapa kali mencoba berbagai cara untuk menghubungi sang kekasih, namun sampai saat ini dia tidak bisa terhubung juga dengan pria itu. Rasa panik, khawatir dan bersalah mulai menggerogoti seluruh bagian tubuh Donghae.

'Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi silahkan-' nada sambung yang nihil, merasa frustasi, dia kembali mengirimkan pesan suara yang entah sudah berapa banyak untuk hari ini. "Hyuk-ah, aku minta maaf. Aku akan segera menyelesaikan masalah ini jadi tolong segera hubungi aku."

Dimatikannya ponsel itu lalu dia memandang jauh kedepan sana. "Im Yoona.." gumamnya. Tak banyak gerakan yang Donghae lakukan setelah itu. Dia kembali menekan tombol di layar ponsel dan mencoba menghubungi seseorang lagi.

"Ya dengan Im Yoona."

"Lost Eye Restaurant. Jam 8 malam. Aku tunggu.. ah dan nona Im, ku harap kau tidak terlambat, karena aku sangat tidak menyukai keterlambatan."

Yoona ditempatnya mengernyit bingung. Dia bahkan sampai harus menjauhkan ponsel miliknya untuk memastikan siapa orang yang saat ini sedang berbicara dengannya. "Maaf, ini dengan siapa?"

"Calon Suami mu."

Mendengar perkataan itu, Yoona sudah bisa menebak siapa orang tersebut. Tidak ingin waktu istirahat berhaganya terpakai dengan sia-sia, Yoona segera menyutujui ajakan Lee Donghae dan memutus sambungan terlponnya.

"Siapa?" seseorang bertanya tepat sambungan telpon itu terputus. Yoona menoleh dan menemukan Kwon Yuri kini tengah duduk tepat didepannya.

"Seseorang."

"Pacar baru?"

Yoona mendelik, tapi sedetik kemudian dia terdiam. Bukan pacar baru, tapi pria yang akan dia nikahi. Apakah Yoona bisa menjawab sepert itu? "Mungkin..." dan pada akhirnya jawaban singkat tersebutlah yang berhasil Yoona keluarkan.

Yuri terkejut. Wanita cantik itu bahkan hampir tersedak mendengar jawaban yang baru saja Yoona katakan. "Kau, apa kau serius?"

Terdiam sejenak, Yoona memanfaatkan waktu yang tersisa untuk menikmati sekotak bekal makan siangnya dengan lahap. "YAK IM YOONA!" pekik Yuri ketika dia belum juga dapat jawaban.

Delikan itu kembali Yoona keluarkan. "Sudahlah, aku akan berbicara pada mu setelah kita pulang nanti. Aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu berharga ku untuk hal seperti ini."

Yuri terdiam, dia mengerti bagaimana keadaan Yoona. Wanita itu selalu bekerja keras selama hidupnya. Setiap Weekend dia akan mengambil part time di tempat kerjanya sebagai pelayan cafe. Lalu di waktu weekday dia akan menghabiskan waktunya untuk bekerja di kedai mie milik tetangganya. Dua hal itu terkadang selalu dia lakukan sampai larut malam. Dan kini Yuri mulai merasa sedikit bersalah. "Tidak perlu sedih begitu. Aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin menikmati waktu makan siang seperti saat ini. Jarang-jarang kan kita mendapatkannya."

Yuri tersenyum dan kembali fokus pada makanan di depannya.

****

Lee Donghae menatap wanita didepan sana dengan begitu tajam. Sebuah helaan nafas keluar dari arah Yoona. "Apa kau memanggil ku hanya untuk mengintimidasi ku saja?"

EraseWhere stories live. Discover now