Suzy nya marah, dia tahu itu. Marah yang bukan marah biasa tapi marah dalam tahap paling tinggi. Yang saking marahnya sampai rasanya sudah tidak bisa mengucapkan apapun.
Yoongi tahu dia yang salah. Melupakan obat yang harus dia rutin minum gara-gara terlalu cemas dengan keadaan orang tuanya beberapa hari yang lalu dan berakibat sakit di bahunya kembali kambuh.
"Zy!" Panggil Yoongi pelan. Matanya mengikuti gerakan Suzy yang sedang membereskan peralatan bekas ia makan.
Tidak ada sahutan. Wanita itu pergi keluar dari kamarnya tanpa suara. Perasaan Yoongi mencelos melihat Suzy bersikap seperti itu.
Yoongi tahu Suzy bersikap seperti itu karena khawatir. Wanita itu paling cerewet kalau sudah menyangkut masalah kesehatan dirinya, bahkan dibandingkan dengan orang tuanya.
Helaan nafas berat menjadi suara pengiring. Diusap wajahnya kasar, Yoongi kembali membaringkan badannya diatas ranjang dan menjadikan satu lengannya sebagai penutup wajah. Kantuk menyerangnya, mungkin efek samping dari obat yang baru saja dia minum.
------------
"Bagaimana Yoongi?" Suzy menoleh melihat Jin yang ikut bergabung di dapur.
"Dia sudah makan dan minum obat pereda nyeri. Mungkin sekarang oppa tidur lagi." Jawab Suzy kembali melanjutkan aktifitas nya. Omong-omong dia sedang mencuci piring.
"Menginap lagi?"
"Belum tau. Kalau Yoongi oppa agak mendingan, aku mungkin pulang. Tapi kalau masih tidak ada perkembangan aku menginap lagi. Oppa tau sendiri dia kalau sakit menyusahkan semua orang. Kasihan kalian nantinya. Udah sibuk dengan acara comeback, nanti di buat susah juga sama kucing jadi-jadian."
Jin terkikik pelan. Dia tahu betul bagaimana 'menyusahkannya' Yoongi kalau sedang sakit. Pria itu selalu mengambil kesempatan dalam kesakitan.
"Lalu bagaimana dengan jadwal kamu? Syuting movienya belum bereskan?" Tanya Jin. Dia mengeluarkan berbagai macam bahan dari dalam lemari. Dia ingin membuat cemilan.
"Jadwal satu minggu ke depan di cancel mengingat kita banyak melakukan scene di luar. Paling mulai lagi nanti di minggu kedua, jadi jadwal aku free sekarang -"
"-dan berakhir kamu liburan dengan terkurung di sini." Timpal Jin yang di balas senyum kecil Suzy.
"Rasanya lebih menyenangkan terkurung disini dari pada pergi keluar atau berdiam sendiri di rumah."
"Benar. Kita memang ada kalanya butuh yang namanya privasi dan ingin sendiri. Tapi yang aku rasa, tidak berkumpul dengan yang lain ada perasaan kosong dalam hati. Mungkin karena kami selalu bersama mulai dari membuka mata sampai menutup mata, jadinya tidak melihat satu dua hari rasanya seperti kehilangan."
Suzy tersenyum mendengar ucapan Jin. "Aku iri dengan kalian yang memiliki hubungan yang tidak hanya karena ikatan pekerjaan. Kalian lebih dari pada itu. Kalian sudah seperti saudara kembar tujuh yang saling ketergantungan."
"Jangan iri, kamu sudah jadi bagian dari keluarga ini Zy."
"Yeoksi seperti biasa, oppa yang terbaik. Senang di akui sebagai keluarga disini." Suzy mengangkat kedua jempolnya kearah Jin.
"Aku tahu aku yang terbaik." Jin mengedipkan matanya saat berkata, membuat Suzy hanya bisa tertawa melihat tingkah pria yang lebih tua dua tahun diatasnya itu.
"Kalau sudah beres, istirahat saja. Matamu sudah terlihat sayu begitu. Pasti sulit mengurus kita bertujuh dua hari ini. Gomawo."
"Bukan pekerjaan yang sulit. Aku senang bisa membantu kalian." Ucap Suzy setelahnya dia pamit undur diri guna mengistirahatkan badannya yang lelah.
Dia jujur, walaupun dia lelah secara fisik karena mengurus anak bangtan selama dua hari ini, mulai dari membersihkan dorm sampai ke masak, tapi dia merasa sangat bahagia karena bisa membantu.
Bahagia memang tapi melihat sosok kekasihnya yang sekarang terbaring lemah karena cidera di bahunya kembali membuat dia khawatir, terlebih saat ini bts sedang dalam masa promosi album.
Menyelinap, Suzy menarik tangan Yoongi yang menutupi wajahnya untuk dia jadikan bantalan. Memberikan pelukan erat dengan wajah yang dia benamkan di antara perpotongan leher Yoongi.
"Cepat sembuh." Bisik Suzy lalu memberikan kecupan ringan di leher Yoongi.
Yoongi terganggu, sangat malah. Area leher adalah bagian tubuhnya yang paling sensitif. Suzy bernafas di dekat sana saja sudah membuatnya meremang, apalagi di tambah kecupan seringan bulu membuatnya melayang.
Shit
TBC