12

9.5K 1.1K 308
                                    

Kringg kringg

Aileen yang sedang merias sedikit wajahnya segera mengangkat teleponnnya.

Bip

“Halo?”

“Ai, aku udah di depan pintu nih. Gak masuk. Langsung jalan aja yuk.”

“Ok bentar aku keluar.”

Bip

Aileen segera mengambil tasnya lalu membuka pintu apartemennya.

“Hai!” sapa Jisung.

Aileen malah mengalungkan tangannya di leher Jisung. Juga dengan susah payah meninggikan badannya karena Jisung sekitar 20 cm lebih tinggi darinya.

Jisung lalu melingkarkan tangannya di pinggang Aileen. “Tumben.”

“Gendong aku sampe bawah ya, sung?”

“Mau?”

“Iya mau.”

Jisung lalu membalikkan tubuhnya dan berjongkok. Aileen segera naik ke punggung Jisung.

“Aku berat gak?”

“Buat ukuran ibu hamil? Enggak.”

“Iya timbangan aku cuman 37..”

“Serius? Kamu musti banyak makan dong, Ai?”

“Iya. Buat dia juga.”

“Iya buat si dede.”

Mereka memasuki lift. Untung saja lift sedang tidak ada orang. Sehingga mereka tidak perlu ditatap aneh oleh orang-orang.

“Sung, mungkin gak ya dedenya kembar??” tanya Aileen random.

“Emang ada keturunan kembar dari kita?”

“Kakeknya papanya papaku kembar sung.”

“Jauh banget tapi itu.”

“Iya sih..”

“Tapi, Ai. Kalo perut kamu nanti udah melendung banget, udah gak boleh digendong gini lagi ya. Nanti dedenya keteken.”

“Iyaaaaa..”

Ting!

Mereka keluar dari lift.

“Udah turunin.”

“Ntar aja.”

“Maluuuuu sung. Diliatin tuh..”

Akhirnya Jisung menurunkan Aileen dengan sangaaattt pelan.

“Yaudah gandeng aku.”

Aileen menuruti Jisung, ia melingkarkan tangannya pada lengan Jisung.

• TOO YOUNG •

Akhirnya mereka sampai di salah satu restoran Jepang yang buka 24 jam.

“Kamu mau apa, Ai?”

“Apa aja deh. Samain kayak kamu juga boleh.”

“Ok.”

Aileen duduk di salah satu meja. Ia memainkan hp Jisung sambil menunggu Jisung selesai memesan.

“Hhh banyak banget yang nge-chat Jisung..” gumamnya.

Aileen tak sadar sedaritadi kumpulan laki-laki di meja seberangnya memperhatikannya.

Hingga Jisung dengan muka tidak santainya datang dan duduk di seberang Aileen untuk menghalangi pandangan para laki-laki itu.

“Makanannya uda—” Aileen menghentikan omongannya ketika menyadari raut muka Jisung.

“Sung.., kenapa??”

“Enggak. Selesaiin aja makanannya cepet.”

“I-iya..”

“Permisi..”

Jisung menatap datar pada orang yang baru saja menganggu makan malam mereka. Itu salah satu laki-laki yang sedaritadi melihat ke area area tertentu Aileen. Bahkan sekarang di depan Jisung dan Aileenpun pemuda itu masih melihat terang-terangan ke dada Aileen.

Dengan emosi yang membara, Jisung berdiri lalu mendorong keras bahu laki-laki itu.

“Pergi gak lo anjing.”

“Ji-jisung udah..” ucap Aileen berusaha menenangkan Jisung.

Calm bro! Kan bisa bagi-bagi cewek lo.”

BUGHH

Laki-laki itu langsung tersungkur begitu dihajar Jisung tepat di tulang pipinya.

“Anjir Guanlin!” teriak temen-temennya.

“BAJINGAN!” Jisung hendak melayangkan pukulan lain, namun Aileen segera menahannya dan membawanya pergi dari situ.

“Ntar dulu Ai, musti dikasih pelajaran ni orang!”

“Udah sung udah biarin.” ucap Aileen sambil menarik-narik Jisung.

Akhirnya Aileen berhasil membawa Jisung pergi dari sana.

• TOO YOUNG •

Di mobil, Jisung masih tetap diam.

Aileen menggenggam tangan kiri Jisung, “Udah gapapa..”

“Gapapa apanya, kamu tuh abis dilecehin sama dia! Gak suka aku.”

“Jisung.. aku—”

“—gak mungkin ya kamu gapapa.” potong Jisung.

“Jisung, aku laper..”

Seketika Jisung tertawa.

Jisung mengusap ujung kepala Aileen, “Maaf ya, sampe lupa kamu makannya berdua.”

“Yaudah pesen makanan aja di rumah?”

“Iya.”

Ting!

Pesan yang ditujukan untuk Jisung baru saja masuk dan terpampang jelas pada layar ponselnya.

Nomor tak dikenal : Kak Jisung, ini Lami. Inget gak? Hehe <3

Hening..

“Sung, bisa jelasin?” tanya Aileen dengan tegas.

TOO YOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang