22

8.2K 1K 76
                                    

Sebulan kemudian.

Aileen merebahkan tubuhnya di samping Jisung. Hari ini cukup melelahkan karena Aileen harus ke dokter untuk menenukan jadwal lahiran, berkemas untuk menginap di rumah sakit setelah lahiran, dan membeli kebutuhan lainnya. Seperti roti jepang. Setelah lahiran, Aileen harus memakainya untuk beberapa hari. Karena darah kotor yang tak keluar selama 9 bulan biasanya akan keluar setelah melahirkan. Itupun kalau tidak terjadi apa-apa sama Aileen.

Malam ini malam terakhir Aileen tidur di ranjang kamarnya. Karena, besok Aileen akan mulai menginap di rumah sakit. Jadwal lahiran jatuh pada jam 7 besok malam.

Aileen tak henti meringis saat kedua bayinya sangat aktif bergerak di dalam sana. Ditambah, karena sudah bulannya, kedua bayi itu mulai berada di bawah sehingga sangat menekan bagian sensitif Aileen.

“Sakit ya?” tanya Jisung khawatir.

“Sakit ya?” tanya Jisung khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aileen mengangguk lemas, “Banget..”

“Kalo begini keadaanya, kamu yakin bisa lahiran normal Ai? Sekarang aja kamu udah lemes banget..”

“Bisa kok.”

Jisung mengusap perut Aileen yang terlihat hampir meledak itu.

“Hei, jagoan-jagoan papa.. baik-baik di dalem sana ya? Kasian tuh mama kalian kesakitan.”

Hati Aileen tersentuh mendengar perkataan Jisung. Tanpa sadar Aileen meneteskan air matanya.

“Loh kok mamanya jadi nangis?”

“Jisung.. peluk..” Aileen merentangkan tangannya. Tentu, disambut dengan pelukan hangat dari Jisung.

Tangis Aileen kian memilu. Tak kuasa menahan isakannya. Aileen seperti melampiaskan semua ketakutannya selama ini.

Jisung yang mengerti hal itu hanya bisa mengusap punggung Aileen, “I’m sorry and thanks a lot.. semangat ya besok! Aku tau kamu pasti bisa kok.”

“J-jisung..hiks..” tubuh Aileen semakin bergetar.

“Udah jangan nangis, tuh dedenya malah nendang-nendang aku. Mereka kira aku yang bikin kamu nangis.” karena tak ada jarak antara mereka, Jisung dapat merasakan dengan jelas perutnya ditendang oleh calon anak-anaknya yang berada di dalam perut Aileen.

• TOO YOUNG •

Jisung dan Aileen berangkat ke rumah sakit. Jalan kaki. Tentu sangat sakit buat Aileen. Tapi ini permintaannya. Agar lahirannya lancar. Jisung sangat khawatir dengan permintaan Aileen. Ia tak henti memperhatikan setiap langkah Aileen.

“Ai, aku gendong aja ya?”

“Gak usah.. aku gapapa kok..” ucap Aileen meyakinkan Jisung.

Mereka akhirnya tiba di penyeberangan jalan. Di seberang sana, ada rumah sakit yang akan menjadi tempat Aileen melahirkan. Mereka berdua menunggu hingga lampu lalu lintas berubah menjadi warna merah. Sehingga, mereka dapat menyeberang dengan aman.

“Nah dah tuh lampu merah. Yuk!” ucap Aileen.

Mereka berjalan bergandengan.

“AWAS!!”

“DEK DEK AWAS DEK!!”

“DEK CEPET ADA MOBIL GAK MAU BERHENTI!!”

Jisung yang paling cepat merespon teriakan orang-orang. Jisung menatap kepada mobil yang sedang melaju kencang ke arah Aileen. Dengan cepat Jisung menarik Aileen ke samping kirinya.

BRAKK!!

Jisung maupun Aileen terjatuh di pinggir zebracross.

Tak lama orang yang berada di dalam mobil itu keluar.

“K-k-kak Jisung!”

Sebisa mungkin Jisung menatap orang itu. Saat menyadari orang itu adalah Lami, Jisung langsung menatapnya penuh kebencian. Sedangkan di sisi lain, Aileen dapat melihat orang yang selama ini ia takuti akan muncul lagi di dalam kehidupannya. Om-nya.

Tanpa memikirkan rasa sakitnya, Jisung berdiri dan menggendong Aileen. Jisung membawa Aileen ke rumah sakit secepat mungkin. Berharap ketiga nyawa yang disayanginya akan baik-baik saja.

TOO YOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang