Oreo POV
"Nama saya Oreo Chocolate, biasa dipanggil Oreo atau Reo.
Dari sekolah Glory juga. Hobi saya main basket. Sekian tentang saya, terimakasih."Apa kalian pernah merasakan terombang-ambing di atas harapan yang di berikan oleh orang lain?
Terutama sekolah.
Hmm, sudah berapa lama aku bersekolah di sini ya?
Satu.. dua.. oh! 3 tahun. Ya, 3 tahun di sekolah yang sama dan kelas yang sama, D.
Oh bukan, saat kelas IX aku pernah masuk ke kelas C.
Tapi itu tidak ada bedanya.Aku yakin kalian pasti sudah tau dengan sistem aneh sekolah yang ada di Glory ini.
Aneh? Iya aneh. Di mana-mana sekolah menjungjung kesetaraan, bukan malah menghancurkannya.Sekolah memberikan janji kepada para murid 'kelas bawah'
Ck, aku tidak suka mengatakannya.
Kelas C dan D tentang kenaikan kelas ke kelas A atau B, dengan syarat harus mengikuti peraturan sekolah dan nilai minimal 90 keatas untuk semua mata pelajaran yang terdapat di sekolah.
Tidak ada yang pernah mendapatkannya, satupun.Mungkin hal itu terlihat mudah bagi sebagian orang.
Tapi bekerja seperti robot bukannya sangat melelahkan?
Apalagi sekolah tidak terlihat mendukung sama sekali.
Mereka hanya fokus pada murid 'kelas atas' karena merekalah harapan untuk menaikan derajat sekolah di mata dunia pendidikan.Menurut kalian kenapa masih saja ada orang yang mau bersekolah di sini? Termasuk diriku.
Asal kalian tau, sistem pembagian kelas ini dilakukan secara tertutup. Orang-orang akan diperlihatkan seluruh sisi baik dari sekolah mereka tanpa menggubris sedikitpun tentang pembagian kelas yang sebenarnya sekolah lakukan dan membuat para orang tua dan murid terpanah oleh sekolah ini.
Baiklah aku akui aku salah satu dari korbannya.Sekolah Glory terlihat begitu sempurna dipenuhi dengan murid yang pintar.
Itu yang dipikirkan pertama kali oleh orang awam yang tidak tau apa-apa tentang Glory.Keamanan sekolah sungguh ketat, mereka bahkan tau jika seseorang telah menyinggung soal pembagian kelas di luar sekolah.
Surat Peringatan pun menunggu.
Denda juga harus dibayar.
Itu salah satu peraturan sekolah.♥♥♥
"Udah sampai," 🍫
...
Aku melihat kearahnya dan ternyata ia sudah tertidur dengan lelap.
Aku berusaha membangunkannya.
"Candy, bangun udah sampai," Ucapku sambil menepuk pundaknya pelan.
Aku memanggilnya berkali-kali ia hanya terganggu sebentar dan tidur lagi.Baiklah aku menyerah.
Ku lepas seatbelt nya dan menggendongnya masuk ke rumahnya.
Hujan sudah berhenti daritadi.
Ternyata rumahnya cukup besar ya.
Aku memencet bel rumahnya.
Lalu seseorang datang, nampaknya itu satpam yang menjaga rumahnya. Ketika ia melihat perempuan yang ku gendong, ia terkejut dan segera membuka gerbang pintu masuk."Eh! ini si mas apain si adek sampe kayak gini?!" 👮
Sepertinya terjadi kesalahpahaman.
Aku menjelaskannya secara singkat kemudian membawa Permen itu masuk.Aku menurunkannya di sofa pelan-pelan agar tidak membangunkannya.
Baiklah sudah selesai.Aku beranjak pulang.
Ketika ingin berbalik,
aku tersentak ia menarik tanganku kencang sehingga aku terjatuh tepat di hadapannya.
Dengan refleks aku menahan badanku yang hampir saja menimpanya.
Aku langsung melepas tangannya yang mencekam tanganku. Tetapi setelah itu ia malah langsung memeluk leherku dan menarikku kencang ke pundaknya. Tentu saja aku sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet or Bitter
General Fictionʟɪꜰᴇ ɪꜱ ʟɪᴋᴇ ᴀ ꜰᴏᴏᴅ. ɪꜱ ɪᴛ ꜱᴡᴇᴇᴛ ᴏʀ ʙɪᴛᴛᴇʀ? sweet for the talented bitter for all dumb 𝑺𝒍𝒊𝒄𝒆 𝒐𝒇 𝑳𝒊𝒇𝒆 Kehidupan tentang murid-murid Glory Highschool yang memisahkan kelas antara murid-murid berpotensi denga...