Hari sudah berganti lagi.
Kini sudah tepat pukul 07.00 pagi, itu artinya sudah tidak ada satupun orang yang berada di luar kelas.
(Kecuali beberapa guru dan staf)Semua sudah duduk manis di kelas masing-masing bersama dengan wali kelas mereka.
-XI D-
Seperti biasa ruangan dipenuhi oleh pesawat kertas yang berterbangan.
Melempar kertas sana-sini, ada yang bermain permainan papan, ada yang membaca komik, ada yang bergosip, ada yang menggambar, dan aktivitas lainnya.Yap, tidak ada guru yang datang.
Oreo yang duduk sambil memegang keningnya pusing.
Di tengah-tengah kebisingan kelas nya, ia mulai terganggu.
"Ck," kecaknya."Semua duduk di kursinya masing-masing!" Bentaknya sambil menghentakkan meja.
Kelas hening sementara.
Namun, tidak ada yang menggubrisnya dan kembali melanjutkan permainan mereka.Oreo sedikit tersentak karena tidak ada yang mendengarkannya.
Lalu ia berdiri lalu beranjak keluar kelas.
Salah satu dari teman sekelas Oreo yang melihatnya membuka pintu pun tersentak kaget.
"Eh eh eh! Mau ke mana lu?!""Manggil guru," Oreo menjawab sambil menatapnya malas.
"Heh! anjir si laknat!! Jangann!"
Oreo melepas genggamannya dari gagang pintu kelas.
"Oke, gua ga manggil guru. Tapi.."Duk!
Ia menghentakan tangannya ke papan tulis. Kini semua perhatian terpapar padanya.
"Duduk di tempat masing-masing sekarang."Semua mengikuti apa yang ia katakan.
"Lihat garis lantai dibawah kalian?""Jangan sampai ada yang melewati garis, membuat kebisingan, berteriak-"
Belum selesai bicara, sisa pesawat kertas tadi sudah berterbangan lagi. Dengan kali ini tidak ada yang keluar dari kursinya ataupun berbicara dengan kencang.
"Shhhyuuuu~" Suara bisik mereka yang menerbangkan pesawat kertas.
Oreo menatapnya datar.
"Atau bermain lempar-lemparan kertas," lanjutnya.
Beberapa detik dalam keheningan, kemudian mereka yang bermain tadi melanjutkan permainannya.
Gumpalan kertas yang dilempar tidak sengaja terkena tepat di wajah Oreo.
Seseorang membuka pintu kelas
dan ternyata itu adalah Mr. Oath.
Sudah terbiasa dengan kertas-kertas yang berterbangan hingga mengenai wajahnya, refleks nya menjadi bagus untuk menangkap kertas yang akan menghantamnya ketika masuk kelas XI D."Kali ini siapa lagi yang melempar?" Tanya nya.
Sangat pas Oreo berada di depan sambil ancang-ancang melempar kembali gumpalan kertas yang mengenai wajahnya tadi.
"Oreo," Mr Oath menatapnya dan menghela nafas sabar untuk kali ini. Hal itu ia lakukan karena kali ini ia tidak datang ke kelas XI D sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet or Bitter
General Fictionʟɪꜰᴇ ɪꜱ ʟɪᴋᴇ ᴀ ꜰᴏᴏᴅ. ɪꜱ ɪᴛ ꜱᴡᴇᴇᴛ ᴏʀ ʙɪᴛᴛᴇʀ? sweet for the talented bitter for all dumb 𝑺𝒍𝒊𝒄𝒆 𝒐𝒇 𝑳𝒊𝒇𝒆 Kehidupan tentang murid-murid Glory Highschool yang memisahkan kelas antara murid-murid berpotensi denga...