01. TAHANAN 102

2.3K 303 27
                                    

Di dalam sebuah ruangan, terdengar suara gebrakan meja yang cukup keras, setelah apa yang dikatakan oleh pemuda itu barusan. Kerutan dahi pria paruh baya itu menyatakan bahwa dia tidak senang dengan apa yang terjadi semalam.

"Kabur katamu?!"

"Kami berjaga semalaman dan tidak sadar setelah minum-minum."

"Minum!? Sekarang katakan bagaimana aku harus mencari vampir setan itu. Jika LPBV tahu, bukan cuma aku, tapi kita semua akan mendapatkan masalah!!!!"

Tak ada satupun dari mereka yang berani mengangkat kepala saat ini. Semua orang menunduk dalam situasi yang mencekam itu.

"Saat perang, tim ku beroperasi memusnahkan makhluk-makhluk setan itu, cuma aku yang bisa bertahan hidup-hidup. Lihatlah kalian, hanya menjaga sel ini saja tidak becus!!"

Pria itu kembali meninggikan suaranya sebelum dia mendengus, sampai kemudian menciptakan suasana hening yang cukup panjang. Ia pergi setelah semua orang tak berkutik, dan saling memandang satu sama lain. Akan tetapi seorang pemuda yang mengenakan topi di barisan paling belakang itu hanya terpaku dan berusaha mengingat apa yang ia lihat semalam, Sean melirik ke wajah semua orang untuk memastikan tidak ada yang menaruh kecurigaan padanya. Karena hanya dirinya saja yang tahu persis bagaimana kejadian semalam itu terjadi.

Di sisi lain, pria yang pergi dengan perasaan kesal itu memasuki ruang pribadinya. Ia meraih mantel panjang lalu mengenakannya dan melangkahkan kakinya dengan terburu-buru.

Pergi menuju gedung utama yang berjarak seratus meter dari tempat penampungan itu--"tempat itu dulunya ditinggali oleh anak-anak vampir yang dikarantina, namun sekarang sudah berubah menjadi penjara bagi vampir yang melakukan kejahatan dan tidak bisa dijinakkan.

Setibanya di gedung utama, Kwang Su Yong menghampiri ruangan berdinding kaca dan di sanalah Kepala divisi yang menangani kasus kriminal berada. Ia tak lupa mengetuk pintu sebelum mendatangi Kim Ha Joon di depannya. Dengan wajah penuh tanya, Kim Ha Joon tak lepas memandangi wajah Kwang Su Yong yang mulai dipenuhi keringat dingin.

"Kwang Su Yong?"

Kwang Su Yong menarik nafas panjang. Ia berdiri di hadapan Ha Joon dan memposisikan kedua tangan di depan tubuhnya.

"Sebelumnya, aku ingin meminta maaf atas apa yang terjadi. Aku melakukan kelalaian karena tidak ada saat kejadian itu berlangsung."

"Apa yang terjadi?"

Kim Ha Joon menumpukan kedua tangannya di meja. Mencoba menerawang masalah itu dari raut wajah Kwang Su Yong yang terlihat tegang.

"Tahanan 102 berhasil melarikan diri malam tadi."

Mendengar hal itu, Ha Joon diam sejenak. Ia bersandar pada bangkunya tanpa melepaskan tatapannya dari wajah Su Yong yang terus menunduk.

"Apa kau sudah siap menanggung resikonya?"

Ha Joon bertanya yang membuat seluruh kedua telapak tangan Su Yong bertambah basah.

"Aku akan mengirim tim untuk melakukan pencarian--"

"Kwang Su Yong.." Ha Joon memotong, seakan tak ingin mendengarkannya lebih dulu. Sontak saja membuat kepala Su Yong terangkat dengan cepat.

"Negara ini sedang kekurangan amunisi. Diperlukan sebanyak dua ribu peluru perak untuk bisa membunuh semua vampir di Won Han City. Dan memerlukan tujuh atau delapan peluru biasa untuk membunuh satu vampir saja. Tidak semua jenis peluru ampuh. Kau tahu itu? Bukankah kau sendiri sudah pernah melihat bagaimana situasi perang itu berlangsung? Bangsa itu sangat kuat."

"Aku tahu." Su Yong menjawab tegas setelah menegup saliva nya dengan kasar.

"Kau harus menanggung semua akibatnya jika dia membuat keributan di tengah kota. Dan bahkan yang terburuk, jika manusia ditemukan mati dengan gigitan lagi, kau akan dihukum karena kelalaianmu oleh lembaga itu."

"Aku mengerti."

"Aku tidak terlibat untuk masalah ini, kau harus memikirkan bagaimana pun caranya. Kau harus berhasil menangkap vampir yang kabur itu. Aku tidak akan melaporkanmu, sehingga ini dapat dirahasiakan dari LPBV untuk sementara waktu. Jadi, gunakan waktumu sebaik mungkin."

Kwang Su Yong mendapatkan sedikit kelegaan di dadanya, sehingga ia dapat bernafas dengan lancar setelah Ha Joon memberinya waktu untuk menangkap vampir itu.

"Terima kasih--" Telpon berdering sesaat sebelum Kwang Su Yong menyelesaikan kalimatnya. Ia langsung membungkam mulutnya ketika Ha Joon menjawab panggilan itu dengan cepat.

"Hallo, Komandan."

Ha Joon memindahkan gagang telepon itu di bahu kiri, dan mengapit benda pipih itu. Sedangkan tangan kanannya segera meraih pulpen lalu membuka sebuah buku catatan miliknya.

"Hutan Won Han, baik. Pukul sembilan malam, baik."

Kwang Su Yong yang mendengarkan sekali-sekali mengintip catatannya. Peristiwa, lokasi dan waktu kejadian itu dicatat oleh Ha Joon di dalam buku kecilnya.

"Ah.. Soal itu, aku sudah meminta tim lain untuk melakukan razia besar-besaran. Anak-anak itu mengadakan pesta gabungan di pusat kota. Sebagian sudah ditangkap dan dipulangkan ke orang tua mereka. Sisanya kabur, jadi kami mengirim surat peringatan ke beberapa universitas."

"Halloween? Baik, komandan."

"Baik,"

Kim Ha Joon mengembalikan gagang telepon seperti semula saat panggilan itu telah berakhir. Dia menangkup kedua tangannya di meja sebelum menatap wajah Kwang Su Yong cukup lekat.

"Kau punya petunjuk,"

"Petunjuk?"

"Ada ledakan besar yang terjadi di sekitaran hutan Won Han. Seseorang melaporkannya ke polisi tadi malam. Ledakannya terjadi sekitar pukul sembilan malam, laporannya datang lima menit setelah itu. Aku ingin kau bekerjasama dengan detektif Kang untuk menyusuri tempat tersebut."

"Baik, dan yang satunya.." Karena sudah terlanjur menguping, Kwang Su Yong bertanya tentang razia besar-besaran itu.

"Anak-anak vampir dan manusia itu masih sering mengadakan pesta gabungan. Komandan berharap tidak akan ada pesta gabungan lagi menjelang Halloween. Aku akan mengurus yang itu."

"Baik, kalau begitu aku akan menghubungi detektif Kang sekarang juga."

Kwang Su Yong lekas pergi meninggalkan ruangan dan membiarkan pintu tertutup dengan sendirinya. Sementara itu, Ha Joon kembali menyibukkan dirinya dan mengemasi seluruh berkas yang menumpuk di atas meja.

Saat mengangkat berkas-berkas itu, selembar kertas terjatuh dan mendarat tepat di bawah kakinya. Ia segera memungut kertas itu dan menatap gambar wanita muda itu selama beberapa detik. Itu merupakan salah satu kasus yang pernah ia tangani enam tahun yang lalu, saat keluarga Smith melaporkan kehilangan salah satu putri mereka. Tetapi kini, kasus itu telah selesai. Lantaran putri mereka yang bernama Jill pulang dengan sendirinya dalam keadaan selamat setelah satu bulan pencarian.

Ha Joon bangkit dan membawa gambar Jill itu ke papan mading. Ia menyematkannya di antara kasus-kasus lain dan membiarkannya terpajang begitu saja. Setelah itu, Ha Joon menyimpan berkas-berkas lainnya ke rak lemari, dan menenteng mantel panjangnya untuk segera pergi.

****

BLOOD MOON | VOL II [JENLISA E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang