Bagian Keenam; [ Koch - Koch Hota Hai ]

793 47 0
                                    

Sebenarnya pertandingan yang saat ini sedang berjalan antara kelas XII–TKR2 dengan XII–TKJ1 bukan lah pertandingan saling merebut pemenang. Melainkan, pertandingan ini hanya mengisi waktu jam kosong pelajaran saja.

"Liat deh Ndra, Kak Bara cakep, lo nggak naksir gitu? Mana tadi dia ngucapin pagi sama lo." tanya Tiara pada Diandra yang sedang fokus memperhatikan pertandingan basket tersebut.

Diandra langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak lah, masa gue suka sama Kak Bara sih."

"Lagipula, ucapan pagi itu, satpam juga bisa ngucapin kali," sambung Diandra.

"Ya kenapa nggak? Kak Bara itu cakep, pinter, cucu pemilik yayasan apalagi coba yang kurang dari dia?" tanya Tiara.

"Dia bandel Ra, gue nggak suka tipekal cowok kayak begitu." tegas Diandra.

Tiara berdecak kesal. "Jawaban lo klasik Ndra, naksir sama Kak Bara aja lo baru tau rasa." 

"Eh, gue ke air dulu bentar ya!" sahut Diandra yang langsung bangkit dan pergi meninggalkan Tiara di lapangan.

Setelah beberapa menit berlalu, pertandingan berakhir yang dimenangkan oleh kelas XII–TKR2, Diandra masih saja belum kembali.

Agung berjalan seorang diri menghampiri Tiara. "Temen-temen kamu yang lain pada kemana?" tanya Tiara.

"Bara ke air, sisanya pada ke kantin." jawab Agung sambil duduk disebelah Tiara dan meminum sebotol air mineral.

Disisi lain, Diandra baru saja beres dari Toilet. Sebenarnya bukan karena Toilet penuh yang membuat Diandra menghabiskan waktu lama. Tetapi, tadi Diandra bertemu dengan Bu Diah yang membuat Diandra menjadi dibawa terlebih dahulu ke ruang guru untuk diminta kejelasan atas terjadinya kejadian kemarin, yaitu kaburnya Diandra.

Namun, untungnya Bu Diah tidak memarahi Diandra. Bu Diah hanya bertanya apakah Diandra pulang ke rumah dengan selamat atau tidak karena kemarin terjadinya aksi penyerangan itu pas sekali ketika Bu Diah kembali ke ruang guru dan tak mendapati keberadaan Diandra.

Diandra menjawab dengan penuh kebohongan kepada Bu Diah, Diandra mengatakan bahwa Diandra baik-baik saja dan pulang ke rumah dengan keadaan selamat, padahal kemarin menjadi hari yang tak bisa Diandra lupakan.

"Diandra!"

Merasa ada yang memanggil namanya, Diandra langsung menghentikan langkah kakinya. Dan langsung membalikkan tubuhnya, terlihat seorang laki-laki yang bisa dikatakan menjadi laki-laki yang Diandra takuti di SMK Laksana siapa lagi jika bukan Bara Saka Laksana, laki-laki itu sekarang berdiri dihadapan Diandra.

Penampilan Bara sangat menunjukkan bahwa dia adalah Barudak Warlan, dengan seragam putih yang tidak rapih, dua kancing baju seragamnya terbuka, celana cutbray, tidak memakai dasi dan gesper. Intinya, sangat tidak mencerminkan seorang murid disiplin.

"Habis darimana?" tanya Bara.

"Daritadi." jawab Diandra, ketus.

"Mau nemuin Tiara?" tanya Bara.

Diandra langsung menganggukkan kepalanya. "Si Tiara pasti udah di kantin sama si Agung, gue juga mau kesana. Gimana kalau kita bareng?" tawar Bara.

Diandra langsung terdiam ditempat, bagaimana bisa Bara mengajaknya untuk pergi bersama-sama menuju kantin? Bagaimana  bila siswa-siswi SMK Laksana melihatnya? Apalagi, siswa perempuan yang sudah jelas nantinya Diandra akan menjadi bahan perbincangan.

"Kalau lo diem, itu artinya lo setuju. Ayok, lo jalan duluan." ajak Bara kepada Diandra.

"Ogah. Ngapain bareng sama lo?" tanya Diandra, sedikit tak suka.

BARSANA [new version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang