Bagian Kesembilan; [ Aksi Sekar ]

539 35 0
                                    

Hari ini, Diandra sudah datang terlebih dahulu dibanding Tiara. Saat ini Diandra sedang membaca-baca sekilas materi yang sudah dipelajarinya agar tidak lupa. Beberapa menit mendekati bel masuk, Tiara datang dengan wajah sumringahnya dan langsung duduk disamping Diandra.

"Seneng banget, kenapa?" tanya Diandra pada Tiara.

"Bu Tria masih sakit!" jawab Tiara.

"Laknat banget sih lo jadi murid, guru nya sakit bukannya di do'ain sembuh! Malah seneng guru nya sakit," ucap Diandra menatap Tiara tak percaya.

"Gapapa lah, sakit itu kan penggugur dosa Ndra, lagian kalau jam pelajaran pertama nggak ada guru gue bisa tidur lagi," sahut Tiara sambil tersenyum lebar.

"Terserah lo," celetuk Diandra yang kembali melanjutkan aktivitas membacanya.

Bel masuk telah berbunyi, namun pelajaran pertama dikelas Diandra adalah pelajaran Administrasi Pajak yang dimana guru yang mengajar adalah Bu Tria yang sampai saat ini masih sakit dan tidak bisa mengajar. Maka dari itu, kelas ini sedang jamkos.

Kebanyakan, siswa kelas XI-AKL1 kembali tidur dikelas karena cuaca masih mendukung untuk kembali tidur dan kembali ke alam yang membahagiakan, alam mana lagi yang dimaksud jika bukan alam mimpi.

Ketika teman-teman sekelasnya memilih untuk tidur, Diandra lebih memilih berkutat dengan buku Administrasi Pajak-nya. Sedangkan, Tiara yang tadi berniat akan tidur juga tiba-tiba membatalkan niatnya dan langsung membuka buku catatan Administrasi Pajak-nya tersebut.

Keadaan kelas XI-AKL1 saat ini sedang sunyi tidak ada suara sama sekali. Namun, tiba-tiba Diandra dan Tiara mendengar suara langkah kaki seseorang berlari memasuki kelas XI-AKL1. Dan ternyata benar, pintu kelas langsung terbuka dengan kencang oleh datangnya Naya dari ruang guru piket untuk meminta tugas, meskipun hanya sekedar formalitas. Tindakan yang tadi dilakukan oleh Naya sontak membuat siswa kelas XI-AKL1 menatap Naya dengan tatapan bingungnya. Dan Naya tiba-tiba berlari menuju arah Diandra.

"Ndra! Gawat! Lo punya masalah apa sama Kak Sekar dan antek-anteknya!? Tadi Kak Sekar nanya sama gue kalau lo ada dikelas apa nggak dan sekarang dia lagi jalan kesini. Mendingan, lo keluar kelas deh Ndra sebelum semuanya terlambat." ucap Naya panjang lebar.

Sepertinya, ini memang sudah garisan takdir Diandra. Ikut terlibat dalam permainan yang di dalamnya terdapat Sekar. Naya langsung menepuk jidatnya dan langsung terdiam ditempat.

"Lo telat, lo mau kabur kemana? Berdiri lo!" ucap Sekar sinis pada Diandra yang masih duduk di bangkunya bersama Tiara.

Diandra tertegun dan langsung menuruti permintaan Sekar. "Lo sadar nggak sih? Lo beda level sama gue! Lo pake jimat apa buat Bara suka sama lo hah!?" tanya Sekar dengan nada penuh tekanan dan nada bicara yang tinggi, membuat seisi kelas begitu terkejut bukan main.

"Lo nggak usah ngerasa sok cantik jadi perempuan! Lo nggak ada istimewanya sama sekali! Sadar lo! Lo tuh kampungan, culun dan nggak pantes sama Bara!" lanjut Sekar sambil menunjuk dada Diandra dengan jari telunjuknya.

Diandra tertegun dengan tindakan Sekar, bagaimana juga, Diandra tidak bisa diam saja. Harga dirinya sudah diinjak-injak hanya karena seorang laki-laki saja. "Sorry Emang lo nggak sadar? lo adalah seseorang yang nggak punya harga diri karena lo ngemis-ngemis cinta sama seorang laki-laki yang jelas nggak suka sama lo?" ucap Diandra dengan nada suara bergetar.

BARSANA [new version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang