prolog

12 6 3
                                    


Namanya Alhena, Alhena Velisyia Algieban. Hobinya adalah menggambar. Dan terkadang dia juga suka mendengar musik.

Hidupnya selalu bahagia, saking bahagianya senyum di bibirnya menghilang selamanya, seperti sebuah tulisan yang telah habis dibakar bersama kertasnya.

Hingga setiap hari, tatapannya selalu dingin dan tak pernah tersenyum karena telah hilang kebahagiaan dimata itu, mata cantiknya.

Matanya terlalu indah, hingga membuatku tak bisa berkata-kata saat berada dihadapannya, apalagi bertatap dengannya.

Tapi terlihat jelas di sana, tersimpan sejuta rasa sakit, tapi tak ada air mata. Karena telah habis bersama dengan rasa sakit yang tak pernah pudar dan bahkan masih melekat jauh didalam lubuk hatinya.

Aku pernah berfikir...
apa aku bisa mendapatkannya, juga mengembalikan bahagia serta air mata yang ketika terjatuh akan kuusap lembut dan penuh cinta pipinya. Dan apakah akan ada lagi senyum manis itu?

Jika dia tidak bisa menjadi milikku, lalu siapa yang akan memilikinya juga mengembalikan semuanya?

Aku tak akan rela dia dimiliki siapapun, tapi jika memang bahagianya bersama orang lain, maka ku biarkan dia pergi.

Karena bagianya juga bahagiaku seutuhnya.

Dan semoga...
ketika aku bertemu dengannya lagi, ku ingin sudah ada senyum dibibir tipis itu juga bahagia serta air mata.

Dan terhapus sudah kecewanya...

Sungguh, aku bahagia...
Aku sungguh bahagia...

Jika kukirim ini untukmu, aku takkan menulis nama pengirimnya. Karena kau pasti sudah tau siapa, ya, aku laki-laki pengusik hidupmu...

Elnart Achernar

Minggu, 1 Maret 2020

Rahmadhani

What I wantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang