line!
"bales, hee." awalnya minhee mau nolak, tapi kemudian pemuda di sampingnya—lee woojin, berkata lagi, "terlepas lu kesel sama dia atau lu patah hati karena si junho, gak ada orang yang suka chatnya cuma di read."
minhee cemberut. "gua harus bales apa?" tanyanya.
"kayak biasa. kecuali lu mau dia tau kalo lu lagi kesel karena dia baikan sama junho," jawab woojin cepat.
pada akhirnya kang minhee benar-benar membalas chat itu seperti biasa. diikuti dengan emoticon yang biasanya gadis itu pakai.
minhee
udah putus aja,
jadian juga belum😡minhee
atau lu mau gua
tembak dulu, ding?"udah," lapor minhee akhirnya. woojin cuma ngangguk, kemudian secara tiba-tiba malah menatap minhee serius.
"sekarang lu mau apa?" tanya pemuda itu. ia benar-benar tidak suka berbasa-basi.
"gak tau. move on kali?" balas minhee asal sambil sedikit ketawa.
woojin mendegus pelan, giliran urusan cinta kenapa temen-temennya ini lemah banget? mulai dari eunsang yang demen sama kakak kelas tapi gak berani bilang, terus dongpyo yang suka sama seksi kebersihan kelasnya tapi cuma bisa caper dan gak berani memulai fase pendekatan.
sampai pada akhirnya, minhee yang mengikuti jejak teman-temannya itu.
"pertama kali eunsang bilang suka sama kak nako, lu yang bilang dia cupu. waktu dongpyo kita interogasi tentang yeojin, lu katain juga dia menajiskan. tau gak sekarang lu harus ngatain diri lu apa? cupu dan menajiskan, hee."
minhee terlonjak kaget, matanya menatap woojin gak percaya. asli, itu bukannya terlalu berlebihan buat orang yang lagi patah hati kayak minhee?
"t-tapi bukannya junho itu tem—"
woojin mengerutkan keningnya. "terus kenapa? dia temen gua, dan lu juga temen gua. gua gak bakal mihak siapapun di antara kalian. gua cuma mau negasin, lakuin sesuatu sebelum lu nyesel dan pada akhirnya terlambat."
"bukannya emang udah terlambat? yuding itu suka sama juno, dan itu mutlak. gua udah kalah."
"ya udah kalo lu mikir kayak gitu, gua gak bakal maksa. tapi setahu gua dari novel dan film yang ada, bukannya perasaan manusia bisa berubah?"
minhee tertawa renyah. "kenapa harus banget infonya itu dari novel sama film, sih?"
"karena kebanyakan novel dan film itu ngambil dari apa yang ada di kehidupan sebenernya. gak salah juga, kan?"
woojin dan kalimat yang keluar dari mulutnya adalah hal yang sering bisa membuat minhee diam membeku.
"sayangnya kisah gua bukan novel atau film, jin."
lagi, pemuda itu mendengus, "siapa yang nyuruh lu harus jadi tokoh utama dalam novel? ini kehidupan lu, jalanin sesuai kemauan lu. lu bukan tokoh yang hidupnya diatur oleh penulis."
"tetep aja pada akhirnya gua udah kalah telak." minhee mengembuskan napas panjangnya, tampak lelah berdebat dengan woojin sedari tadi.
"berarti lu emang cupu dan menajiskan, hee. bang jaemin bakal malu ngakuin lu adek kayaknya."
rasanya berbicara sama woojin tuh kayak naik roller coaster, lu bisa tertohok dengan kalimatnya, membenarkan apa yang keluar dari mulutnya, ataupun kesal tiba-tiba.
"gak ada adab lu, jin."
"kalo emang lu takut karena lu ngerasa udah kalah telak, lu pengecut. tapi kalo lu nyerah segampang ini, lu menajiskan. dan kalo lu cuma takut karena rasanya udah ngerebut seseorang dari kehidupan orang lain, itu yang bakal gua apresiasi. namun, di situasi ini, yuding itu bukan rebutan. dia bukan milik siapa-siapa. kita hidup buat diri kita, kita hidup untuk diri sendiri."
dan sekarang, minhee malah takjub mendengar ocehan woojin yang berbobot. mulutnya bahkan ikut menganga kala woojin berbicara penuh ketegasan tadi.
"gua jadi speechless," ucapnya bermaksud memuji.
woojin tidak menghiraukan perkataan minhee, dia malah berdiri—bersiap untuk kembali ke kelas.
"asal lu tau, junho bukan orang yang gampang ngelepasin apa yang udah dia punya. gua harap lu ngerti itu. gua masuk duluan."
perdebatan itu berakhir dengan minhee yang malah membuka hpnya kembali. menampakkan ruang obrolannya dengan yujin.
minhee
—
kiw kiw minhee😚
KAMU SEDANG MEMBACA
ica ica✓
Fanfiction(𝘧𝘵. 𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘪𝘯𝘩𝘦𝘦, 𝘢𝘩𝘯 𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯) -kata orang sih, iseng-iseng berhadiah. coba tanya minhee, bener ga? [!] lowercase