yujin bersyukur karena tempat duduknya jauh dari bang seongwoo dan pacarnya—kak nayoung. kalo ditanya kenapa? yujin belum siap ngelihat kakak satu-satunya itu bucin!
"heh bengong aja," peringat minhee sambil ketawa.
"ih, aku lagi liatin bang seongwoo tau, tuh liat di atas, lagi mesra banget sama kak nayoung. suap-suapan popcorn lagi," balas yujin kesal. langsung mengalihkan pandangannya pada layar besar di depannya.
"mau disuapin sama gua, gak?" minhee kembali bersuara, mengundang balasan penuh ujaran kekesalan dari yujin.
"kakak apa sih," tolak yujin. tapi pipinya perlahan terasa panas, padahal ac di studio ini kelewat dingin.
"filmnya udah mau mulai, ding." pemuda itu menolehkan kepalanya pada yujin, menatap gadis kecil itu lama. "nanti kamu kalo takut, tutup mata aja ya."
"aku kan anak berani, gak mungkin takut cuma karena film horror!" elak yujin. tangannya ikut bergerak ketika mulutnya sibuk mengelak apa yang dikatakan minhee tadi.
"gua kan cuma ngingetin, khawatir aja sama lu yang sebelas duabelas sama bocah sd."
"kakak jahat banget sama aku." kurang lebih begini ekspresinya yujin (。•́︿•̀。)
minhee ketawa, malah mengacak rambut milik gadis lucu itu. "gua gak tau lu mau aja nonton film horror kayak gini," katanya.
"aku gak tau, tiba-tiba abang ngasih tau kalo udah dibeliin tiket film horror."
"terus? kok ngajak gua?" minhee mulai kepo, sebenernya sedikit geer karena yujin memilih dirinya di antara banyak orang.
"jiheon gak dibolehin papanya, terus kalo ngajak dongdong sama doyoung, ogah banget. kalo kak juno, aku—"
"udah udah berhenti, denger nama juno kayaknya lebih horror daripada setannya," putus minhee. dilihatnya, muka yujin langsung sendu banget cuma karena nama kak juno terpintas di mulutnya.
jadi perjuangan minhee masih panjang ya?
"kak mini," panggil yujin tiba-tiba.
"hm?" balas minhee seadanya. atensinya mulai terbagi untuk memperhatikan yujin atau film yang sedang diputar ini.
"cuma mau bilang, aku lagi berusaha move on dari kak juno, hehe."
pemuda itu lantas menengok, memperhatikan gadis di sampingnya dengan seksama. ini dia gak salah denger kan?
"kemarin aku nonton drama korea, disitu tokohnya bilang, 'di saat kamu masih terus sakit karena mengejar seseorang, itu bukan cinta lagi, tapi obsesi' bener gak, kak?"
minhee tersenyum simpul, tangannya tergerak untuk lekas menautkan jari-jarinya dengan jari-jari yujin yang berada di dekatnya. "terlepas dari bener atau enggaknya, gua seneng. berarti peluang gua semakin besar, kan?"
"kak mini," balas yujin sedikit malu. tangannya juga tidak menolak ketika minhee mengenggamnya dengan erat, seakan-akan dia ikut senang atas perlakuan pemuda itu.
"ayo, nonton yang bener. gua gak sabar ngeliat lu ketakutan," ujar minhee. memilih untuk tidak menghiraukan panggilan yujin tadi. perlahan, tangannya makin erat mengenggam tangan gadis itu, sembari bergumam, "gua suka sama lu, ding."
yujin terdiam, badannya terasa kaku untuk bergerak akibat kalimat yang keluar dari mulut minhee. terlepas dari dia hanya bergumam atau memang berniat untuk mengungkapkannya.
"gua suka sama lu, gua gak tau kenapa. entah karena sikap lu yang lucu, yang selalu berekspresi dan selalu semangat, gua gak pernah tau alasannya. tapi gua cuma gak mau ngelihat lu nangis lagi, apalagi karena cowok itu."
kali ini yujin yakin itu bukan hanya gumaman semata, walau netra milik pemuda itu senantiasa menatap pantulan cahaya di hadapannya.
"makasih karena udah ngajak gua di antara banyaknya orang yang lu kenal. makasih karena lu ngebuat gua sadar betapa pentingnya untuk peduli dengan orang lain yang bahkan gak sedarah sama gua."
"yuding, makasih," ucap minhee dengan senyuman yang mungkin tidak akan yujin lupakan. terlebih ketika minhee menatap matanya dengan serius, kemudian kembali berucap, "semangat move on nya, ya?"
—
KAMU SEDANG MEMBACA
ica ica✓
Fanfiction(𝘧𝘵. 𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘪𝘯𝘩𝘦𝘦, 𝘢𝘩𝘯 𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯) -kata orang sih, iseng-iseng berhadiah. coba tanya minhee, bener ga? [!] lowercase