———
"Jadi, karena tim basket sekolah kita mau tanding di Bogor minggu depan, ekskul kita mau kirim anggota untuk mendampingi tim basket kita disana."
Sakura merhatiin ketua ekskul yang dipimpin sama Ino. Iya nggak heran tuh anak suka ngilang-ngilang nggak jelas karena kebanyakan ikut ekskul. Dan dia juga ketua ekskul PMR yang ngebuat dia jadi orang super sibuk. Sok sibuk sih iya.
"Kebetulan karena ekskul kita punya tiga divisi, satu divisi akan dikirim kesana, sisanya tetap di sekolah."
Sakura negakkin badannya saat Ino ngeliat ke arah dia.
"Sak, divisi lo mau gue kirim kesana nggak?"
Sakura auto ngeliatin anggota lain di divisi dia ya kan. Semuanya pada geleng-geleng karena nggak mau kesana. Bukan cuma tempatnya yang lumayan jauh, tapi juga kudu ngeluarin ongkos juga.
"Enggak deh—"
"Tapi selain mendampingi tim basket, kalian juga bisa sekalian liburan disana loh. Refreshing."
"Capek. Banyak tugas."
"Kan kita bisa tulis surat dispensasi. Pasti guru pun kasih toleransi, kok."
"Ya, jangan divisi gue juga lah. Yang lain juga pasti mau."
"Gimana? Yang lain ada yang mau?"
Ino nanya ke divisi lain. Semuanya ada yang cuma diem, ada yang geleng-geleng, ada yang nolak mentah-mentah dan lebih memilih untuk di sekolah aja.
"Tuh, semuanya nggak ada yang mau." Kata Ino. "Gue udah ngasih kepercayaan ke elo buat kirim divisi lo kesana karena gue tau kemampuan lo. Lagian, kapan lagi bisa refreshing kesana?"
Sakura nunduk ya kan. "Yaudahlah."
Yaudah, toh cuma ngedampingin tim basket doang apa susahnya.
*******
"Break dulu! Ada yang mau gue sampein sama lo semua! Mana bolanya sini!"
Sasuke yang notabenenya kapten tim langsung nyuruh anggotanya untuk berhenti main lalu minggir dari lapangan dan jalan ke tempat berdiri sang kapten basket tahun lalu. Kakinya berasa sakit semua setelah nyaris dua jam latihan.
Ada yang tegang tapi bukan lagi di ruang BK.
Ototnya ya yang tegang.
"Kiba, permainan lo sejauh ini udah bagus. Tapi cara lo nge-shoot bola ke ring masih belom sebagus Sasuke. Kalah lo sama anjing gue," kata si kapten ngebuat semua anggota ketawa ngakak. Kiba aja sampe dibandingin sama anjing.
"Kampret lo bang."
"Makanya otot kaki lo tuh sering-sering dilatih biar kuat loncat."
"Iya-iya, bang, ngerti gua ngerti."
Abang-abang kapten dengan nama lengkap Gahar Aryarendra itu pun naruh dua bola basket di tangannya ke samping tempat dia duduk bersila. "Ini latihan terakhir sama gue. Gue nggak bisa lama-lama soalnya gue juga punya urusan di kampus. Kalian kelas dua belas pun harus bisa latihan sendiri tanpa pembimbing."
Yang lain manggut-manggut denger penjelasan dia. "Waktu kalian nggak banyak, mingdep lo-lo pada dah tanding. Jangan malu-maluin. Minimal masuk semifinal lah kalo bisa."
"Kalo ga masuk semi gimana, bang Gar?" sahut salah satu member yang langsung disorakin sama yang lain.
"Ya, lo mikirnya gitu. Gimana mau maju?" Sang kapten masang muka serius. "Inget, teamwork adalah koentji."
"Yeh, anjir gua nanya doang napa lo pada nyorakin gua?"
Selama lima belas menit semua masih duduk ditempat masing-masing. Ada yang ngelap keringet, minum, peregangan, kayang. Cuma Sasuke doang yang ngelamun dan itu ngebuat sang kapten langsung notis dia.
"Lo napa lagi? Lo kaptennya. Harusnya lo yang paling semangat," kata Gaara.
Sasuke cuma ngeiya-iyain nggak niat.
"Oh, iya. Anak PMR mau nyumbangin anggotanya buat ikut lo semua tanding. Mereka udah koordinasi juga ke gue sama pembina basket, katanya mereka mau ada studi banding juga disana."
Hah? PMR? Si bantet itu juga?
"Mereka selain ngedampingin kalian, juga mau belajar. Jangan pada modus lo semua mentang-mentang PMR kebanyakan cewek. Gue tau kalian pasti banyak yang buaya sifatnya." Lanjut Gaara ngebuat yang lain pada rusuh karena nggak terima dikatain lelaki buaya.
"Yaudah, gih balik lo semua. Gue ada kuliah malem abis ini."
Semuanya pada siap-siap buat balik termasuk Sasuke. Cowok itu udah beres ganti kaos item polos dengan tetep make celana basketnya.
So pasti ganteng.
Sasuke ngambil tas lalu cabut dari sana. Cowok itu ngeliat cewek dengan postur tubuh yang sangat amat dia kenal. Sakura lagi sibuk mindahin dus-dus besar dengan hape yang dia jepit di antara bahu sama telinganya.
"Iya, ma. Bentar lagi pulang ini Sakura lagi—" Sakura diem sebentar saat matanya menangkap sosok tingi Sasuke yang lagi menghadap ke dia dalam jarak nggak lebih dari lima meter. "Ma. Nanti lagi ya telponnya."
Sakura naruh dus berisi air mineral yang akan dibawa pergi ke Bogor itu lalu matiin sambungan telepon.
"Abis latihan?" tanya cewek itu sambil peregangan.
Sasuke ngangguk. "Lu abis latihan?"
"Nggak, gue cuma kumpul biasa. Ngebahas tentang PMR yang mau ngirim anggota ikut tim basket nanti. Emang sialan. Siapa sih itu kapten basketnya, malah iya-iya nyuruh ngirim anak PMR gitu aja. Awas aja sih nanti gue sabotase aer minum mereka."
Sasuke ngangkat sebelah alisnya. Jadi nih cewek nggak tau tim basket yang tanding itu tim nya dia?
"Anggota divisi gue marah-marah ke gue semua gara-gara gue ngeiyain. Harusnya tadi gue nolak aja suruhan si Ino."
Sasuke terkekeh. "Yakin lu nolak? Katanya kapten basketnya ganteng. Tinggi, jago nyetak skor, punter basket. Urusan basket aja dia pinter, apalagi urusan 'itu'."
"Hah. Urusan 'itu' apaan?" Sakura yang gantian ketawa singkat. "Lagian lo udah nggak waras ya? Belok otak lo sampe muji-muji orang ganteng kayak gitu?"
Sasuke mendelik saking nggak percayanya sama cewek modelan Sakura beneran ada.
"Terserah lu." Sasuke ngangkat tangannya yang udah megang kunci motor. "Mau bareng gua ga?"
"Nggak deh. Mama dah jemput didepan."
"Mama lu jemput?"
"Hm. Baru pulang dinas. Sekalian mantau sekolah anak-anaknya secara langsung— heh mau kemana lo?!" teriak Sakura saat Sasuke udah ngacir ke arah gerbang utama.
"Salaman sama calon mertua!"
———
mmf ya kalo ada typo. ngebut ni

KAMU SEDANG MEMBACA
utang
أدب الهواة"Am i in love to you, or am i in love with the feeling?" -Sakura Anindya ff dengan kearifan lokal.