hay gimana self quarantine nya? tugas banyak pasti ya?
(:
———
Dua hari setelah bimbingan yang dilakukan para anggota PMR yang akan dikirim mendampingi tim basket, akhirnya selesai.
Semuanya hari ini dikumpulkan diruang OSIS yang dipinjam sementara buat rapat membahas keperluan nanti.
"Alat kesehatan darurat jangan sampai ketinggalan, ya, jangan lupa. Yang kecil-kecil, perintilan-perintilan yang modelannya kayak apapun, bawa aja. Kalian ngga tau apa yang akan terjadi disana nanti. Buat jaga-jaga aja," cerocos Sakura. Karena emang dia ketua yang ditunjuk buat penanggung jawab selama disana nanti.
"Okay, kak."
Sakura manggut-manggut dan ngebubarin yang lain buat cepet balik karena dia juga capek ngurusin ini itu. Surat dispensasi juga udah dikasih ke kepala sekolah tinggal nunggu berangkatnya besok.
"Sibuk banget kayaknya."
Sakura langsung ngejengit kaget saat mendadak ada suara berat yang tentunya udah sangat amat dia kenal. Sasuke muncul tepat di belakangnya.
"Apaan, sih!?" Sakura mundur dua langkah karena ngerasa Sasuke tuh mukanya deket banget.
"Lu kenapa, dah?" kata Sasuke sambil ngusap-usap lehernya merinding karena baru aja denger teriakan Sakura yang melengking sekaligus bikin dia rada kaget.
"Y-ya elo ngapain tiba-tiba dateng? G-gue kaget, tau."
Smirk kecil muncul sekilas di bibir Sasuke. Cowok itu melangkah maju lalu nyamain tingginya sama Sakura.
"A-apa? Hah?"
"Kenapa ngomong lu gagap gitu?" kata Sasuke sambil makin ngebuat badan bongsornya maju.
Mentang-mentang koridor lagi sepi.
Sakura nyelipin rambutnya ke belakang telinga lalu berusaha biar nggak keliatan aneh. Padahal mah emang daritadi dia udah aneh. Gelagatnya kayak orang salting. Padahal ya emang salting.
"Kap-an gue gagap?"
"Itu barusan."
Sasuke negakkin badannya lalu benerin tas yang udah ga bener letaknya. "Ayo pulang. Udah mau gelap."
Sakura langsung balik badan dan jalan menjauh dari Sasuke. "Gua dijemput!"
Sasuke segera nyusul Sakura lalu nyamain langkahnya. Cowok itu berjalan mundur supaya bisa liat muka Sakura yang malu abis.
"Cia, mukanya merah."
"Berisik!" Kata Sakura sambil berusaha nutupin mukanya pake tangan.
"Iya-iya, pasti malu."
"Malu apaan? Emangnya gue ga pake baju?!"
"Oh. Mau lepas sini aja?"
"Anj—"
"Udah ayo pulang."
Sasuke tiba-tiba ngambil tangan Sakura yang dipake cewek itu buat nutupin mukanya lalu dipegangnya sampai akhirnya tiba di parkiran.
"Kan gua bilang, gua dijemput!" Kata Sakura rada sewot sambil narik tangannya.
"Oh, iya. Gua lupa bilang." Sasuke ikut berhenti jalan lalu dia balik badan menghadap Sakura.
"Gua udah bikin janji sih, sama mama lu kemarin." Sasuke natap tali sepatu Sakura yang lepas lalu dia jongkok buat ngebenerin.
"Janji apa?" tanya Sakura yang masih kesel, tapi penasaran juga. Ada urusan apa cowok itu sama mamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
utang
أدب الهواة"Am i in love to you, or am i in love with the feeling?" -Sakura Anindya ff dengan kearifan lokal.