Dia III

29 11 2
                                    

Hai semuanya!
Kita jumpa lagi di part 3 ini. Ada yang nunggu gak?
Tapi gak pa² kalau gak ada yang nunggu, aku akan tetap update. Maklum lah penulis baru di Wattpad, jadi susah cari pembaca. Aku bakal nunggu vote and koment bagi yang mampir di ceritaku ini. Jangan lupa votement-nya ya!

🍁🍁🍁

Dear diary...

Betapa senangnya diriku malam itu setelah melakukan sebuah kesalahan tapi menurutku bukanlah kesalahan, itu adalah tindakan berani yang dilakukan oleh seorang wanita yang jauh dari kata-kata laki-laki yang beberapa waktu lamanya selalu membuatku tersenyum akan hal yang terjadi.

Senyuman yang terukir dibibirku dan tak pernah pudar dalam beberapa saat untuk dirimu setelah aku mengatakan sesuatu yang tak bisa kulupakan untuk saat itu. Kemudian sebuah pernyataan yang kamu paparkan membuat senyumanku hilang ditelan kekecewaan. Setelahnya aku tak tahu bagaimana jalan kehidupan kamu dan aku untuk selanjutnya.

Apakah aku dan kamu ditakdirkan untuk bersama atau tidak?
Apakah aku dan kamu ditakdirkan untuk hidup lebih lama lagi atau tidak?
Jawaban itu semua hanya ada pada Sang Pencipta manusia.

Akulah penggemar rahasiamu.
Akulah yang menyukaimu secara diam-diam.
Akulah yang selalu melihatmu dari kejauhan.
Akulah yang selalu menanti untuk bertemu denganmu.
Akulah yang selalu mengagumi tanpa kamu tahu.
Akulah wanita yang tak kamu kenal, tapi mencintaimu.

Untuk saat ini, untuk waktu ini dan untuk pagi ini, yang kutahu sekarang aku dan kamu berada pada satu tempat yang sama tapi berjarak. Andai aku bisa, aku akan melakukan sebuah tantangan dalam kehidupanku dengan datang padamu tanpa kamu ketahui. Berpura-pura mencari seseorang padahal itu kamu. Sungguh bodoh perandaian ini. Wanita bodoh mana yang ingin mengejar laki-laki yang dia tak tau tentang kehidupannya? Bahkan dia selalu mendengar atau bertanya pada orang lain tanpa mengetahuinya secara langsung.

Di kehidupan nyata tempatku ini sangatlah jarang kita melihat wanita yang mengejar laki-laki walaupun bisa kita katakan tidak mustahil untuk ada.

Pikiran, perasaan, perhatian, hidup, hati dan keegoisan, itu semua ada pada diri kita manusia. Hati semua manusia berbeda-beda. Tak ada yang sama meskipun itu kembar identik. Semua isi hati dan pemikiran yang terlintas pada diri kita, hanya diri kita dan Sang Pencipta yang mengetahuinya. Meskipun kita selalu menorehkan tinta pena di kertas putih, tapi terkadang tidak semua isi hati kita tertera disana.

Kamu dan aku dipisahkan oleh jarak yang terbentang jauh. Jarak yang tak kasat mata, jarak yang dipisahkan oleh benang-benang halus yang tak pernah terlihat oleh mata manusia.

Usaha untuk mencoba mengenalnya lebih jauh lewat sosial medianya tapi tak membuahkan hasil yang kuharapkan, tak pernah berbalas. Dua kali telah kulakukan. Beberapa hari kutunggu tak juga ada balasan. Lalu kucoba lagi dan kutunggu hingga satu bulan lebih juga tak ada balasan sama sekali. Hanya menerima pertemanannya saja, apakah tidak bisa?

Rasa sakit di lubuk hatiku terus saja meraung saat memikirkan dia.
Seperti tak ada pembahasan lain. Dia, dia dan dia.

Sesekali aku menyesali tentang keadaan perasaanku.
Kenapa aku harus menyukai seseorang yang bahkan tidak mengenalku sama sekali?
Kenapa aku harus mencintai orang yang salah?
Kenapa cintaku harus bertepuk sebelah tangan?
Bertepuk dengan angin yang bahkan tak dapat menimbulkan sebuah suara tepukan.

Aku ingin cintaku berlabuh pada orang yang tepat bukan pada orang yang salah. Hatiku terlalu sakit saat mencintai orang yang tak pernah mencintaiku.

Aku berharap suatu saat nanti aku bisa menjadi pendamping hidupmu hingga akhir hayat memisahkan kita. Maafkan aku yang terlalu berharap agar kamu menjadi pendamping hidupku. Padahal mungkin kamu telah menyimpan pesona seseorang dalam hatimu.

Apakah salah jika aku berharap lebih pada Allah agar aku bisa bersama dengan dirimu dan kamu menjadi pendamping hidupku?

Aku berharap semoga kamu memang ditakdirkan untukku.

Aku rindu padamu. Semoga kamu selalu dalam lindungan Allah kemanapun kamu pergi.

Kata-kata terakhirku untukmu hari ini, "Aku mencintaimu Il"


🍁🍁🍁

14 Maret 2020

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang