Dia II

49 23 7
                                    

Hello guys!
Update nih update...

Happy reading...!

🍁🍁🍁


Kumulai menulis dengan rasa senang membuncah meskipun rasa sakit tetap ada. Tak pernah menyesal adalah hal terburuk yang pernah dilalui manusia. Karena dengan menyesal kita bisa mengambil pelajaran dari kesalahan yang pernah kita lakukan.

Perempuan yang baik adalah perempuan yang tidak tergoda ketika dirayu oleh sang perayu.
Dan laki-laki yang baik adalah laki-laki yang tidak pernah merayu seorang wanita.

Ingin ku mengatakan, tapi tak tahu harus mengatakan pada siapa, kecuali hanya pada Sang Pencipta makhluk yang selalu mengetahui apa permasalahan setiap hambanya. Apa yang sedang kualami, apa yang sedang kurasakan dan apapun yang terjadi saat ini.

Wahai Sang Pencipta!
Sungguh, hatiku merasakan sebuah perasaan yang dengannya dapat membuatku merasa lelah.

Terkadang karena rasa, hatiku sakit, sedih, senang dan bahagia. Tapi, sakit itu bukanlah sebuah penyakit secara medis.

Ketika Tuhan kita memberikan perasa kepada seseorang berarti Dia ingin kita merasakan bagaimana rasa sakit, rindu, sedih dan senang.

Aku sendiri yang telah menanamkan benih-benih cinta dalam diriku. Dan aku pula yang telah menanamkan benih rindu yang dapat membuatku sakit. Aku pulalah yang harus merasakan sakit jika rasa itu tak pernah tercapai.

Ego yang tinggi telah memecahkan benteng kehidupan. Ingin memiliki dan menang sendiri tergolong kepada hal terburuk yang pernah memasuki kehidupanku.

Tak ada manusia zaman sekarang yang rela dan ikhlas melepaskan. Jika memang ada, hanya satu dalam seribu. Begitu pula denganku, tak ingin melepaskan ego tinggi yang melekat.

Aku tahu aku salah, tapi aku juga tak ingin kamu pergi. Aku ingin kamu berbalik dan membalas walaupun sekarang kamu tak tahu.

Benar kata orang-orang "cinta itu buta" tak memandang kesalahannya, tak memandang keburukan sifatnya, tak memandang segala hal yang ada pada lawannya. Mereka yang jatuh cinta hanya memandang orang yang dicintai tanpa peduli dengan kekurangan yang dimiliki oleh lawannya.

Hidung yang terasa perih, mata yang terasa ingin mengeluarkan sebuncah air bening merindukan dia yang jauh disana.

Andai aku bisa mengatakan padanya bahwa aku mencintainya, aku menyukainya dan merindukannya. Tapi, aku tak pernah memiliki keberanian untuk berkata jujur tentang perasaanku.

Aku bukanlah Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah yang memendam rasa kepada Ali bin Abi Thalib tanpa ada yang tahu seorangpun. Aku juga bukan wanita baik yang tak pernah melakukan kesalahan. Terlahir dalam keluarga yang baik tak pernah menjadikanku luput dari kesalahan. Setiap manusia pasti memiliki kesalahan, tak terkecuali aku.

Jika aku terus mengejarmu, maka Allah dengan tidak sungkannya menjauhkanmu dariku. Tapi, jika aku menjauhimu dan mendekatkan diriku pada-Nya, insyaallah dengan kehendak serta kuasa-Nya, Ia akan mendekatkanmu padaku. Seperti kisah Zulaikha dan Yusuf as. Tapi aku belum mampu menjadi Zulaikha atau Fatimah Az-Zahra yang memendam perasaannya pada Ali ra.

Bertemu denganmu adalah hal yang ingin kulalui untuk saat ini. Meskipun hanya melihatmu dari kejauhan, meskipun sekilas, itu telah membuatku tersenyum tanpa alasan.

"Kau dan Aku, apakah bisa bersatu?"

Pertanyaan klise seorang wanita yang menambatkan hatinya pada sang pujaan hati.

Bisakah aku mengatakan?......

Hati telah memilih. Walaupun tak pernah tahu kehidupan sebenarnya.

Ku berharap pada-Mu, jika Engkau berkenan jadikanlah dia sandaranku, tempatku berteduh, tempatku mengadu keluh kesahku, tempatku mengatakan isi hatiku selain zat-Mu yang Maha Agung.

Maafkan aku yang telah egois mencintaimu. Maafkan aku karena telah menambatkan hati padamu tanpa seizinmu.

Jika memang cintaku padanya bukanlah karena-Mu, maka jadikanlah cintaku padanya karena zat-Mu yang Maha agung.
Aku ingin cintaku padanya menjadi sebuah ibadah bagiku bukan sebuah hal buruk yang menjadi temanku.

Kata terakhirku hari ini, "aku merindukanmu Il"


🍁🍁🍁

1 Maret 2020

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang