Katanya aku dan mereka sama, sama sama manusia.
Katanya mereka peduli, tapi tak pernah mau mendengarkan.
Katanya mereka selalu mendukung, tapi tetap menyudutkanku saat semesta melakukan hal yang sama.
Bukankah gadis dua puluh tahun ini masih terlalu muda untuk berbicara tentang hidup? tapi setidaknya ia tahu jelas sudah bukan saat yang tepat untuk bermain - main dengan kesempatan setiap harinya.
Tapi sampai saat ini aku tak bisa benar - benar membedakan, mana yang benar - benar peduli dengan yang hanya menghargaimu hanya karena kau masih bernafas.
Aku hidup untuk siapa? Untuk diriku sendiri, atau membalas kebaikan mereka semua satu persatu?
Akankah aku menyesal nantinya dan terluka karena tak mendengar isi hatiku sendiri?
Akankah aku bahagia dengan menuruti kata mereka?