S a t u • Supermarket

4K 319 24
                                    

"Mau susu,"

"Hah? Susu siapa?"

"Susu lo lah— maksudnya yang lagi lo pegang,"

"Noh minta susu sama mbak kylie aja sono. Gue tau gue tepos."

"Sensi amat kayak abis disunat," Haruto memutar kedua bola matanya lalu merampas susu cokelat yang baru sedikit Hara minum.

"Susunya udah gue ludahin."

"Emang gue peduli?"

"Balikkin!"

"Gamau, gue lebih butuh protein."

"Tapi gue lebih butuh karena gue pengen tinggi."

"Ya salah siapa kenapa bisa bantet!"

Plak.

Hara memukul sadis kepala Haruto yang membuat lelaki itu meringis pelan. "Sakit anjing!"

"Bodo amat!"

Hara beranjak pergi hendak meninggalkan sofa yang tadi ia duduki bersama Haruto.

"Mau kemana?" Haruto bertanya soalnya Hara mengarah ke pintu luar.

"Boker, kenapa? Mau ikut?"

"Mau!" Haruto pun langsung memasang jaketnya dan menggandeng pundak Hara.

"Ih kok malah ikut?"

"Gue tau kok lo mau ke supermarket."

"Oh."

Hara dan Haruto pun berjalan menuju supermarket yang berada tidak jauh di dekat rumahnya. Hanya butuh waktu 5 menit dan mereka sampe.

Mereka langsung mencari susu. Entah mengapa satu hari tanpa susu itu rasanya aneh bagi mereka. Sebenarnya masih ada 5 susu rasa vanilla lagi dirumah mereka yang sudah disediakan mama nya tapi mereka tidak suka rasa vanilla melainkan rasa cokelat.

"Lo ambil susu, gue mau nyari ramen dulu oke? Ketemuan di kasir aja." Ujar Hara.

"Siap boss." Haruto mengambil 12 kotak susu rasa cokelat dan hendak menuju kasir. Saat sampai di kasir.

Haruto malah digodain oleh mbak-mbak dibelakang yang lagi ngantri dibelakang Haruto.

"Adek ganteng punya pacar ga?"

Haruto hanya tersenyum sedikit yang membuat mbak-mbak itu tertawa.

"Minta Nomornya boleh?" Pinta mbak-mbak itu.

"Eh? Coba tanya sama pacar saya—nah itu orangnya," Haruto menunjuk Hara yang memegang 4 ramen ditangannya.

"Beb, kok ramen yang pedes? Kamu kan gabisa makan yang pedes." Haruto berbicara ke Hara dengan mengode lewat telepati.

Hara rasanya ingin menonjok wajah Haruto saat itu juga. Ia jijik sekali. Tapi berhubung ia mengerti maksud Haruto ia hanya tersenyum saja dan menyinisi mbak-mbak tersebut.

"Mau gue colok kah matanya? Sinis amat. Cuma godain dikit aja, gue kira ga ada pacar. Eh taunya ada pawangnya adek ganteng ini." Mbak itu nge wink kearah Haruto.

"Oh." Balas Hara singkat dan langsung mengajak Haruto keluar dari supermarket tersebut.

Setelah keluar dari supermarket tersebut. Hara mendumel kesal.

"Heh anjir! kenapa harus gue yang dijadiin tumbal saat ada cewek yang godain lo sih? Makan ati mulu gue monyet!"

Bagaimana Hara tidak kesal? Setiap ada yang godain Haruto, ia dijadikan pacar pura-pura oleh Haruto. Sebenernya gak apa-apa kalo cuma disinisi kayak tadi, tapi parahnya Hara dulu pernah sampe jambak-jambakkan sama orang yang ga di kenal akibat Haruto.

"Karena cuma lo yang bisa gue jadiin tumbal. Kalo gue punya sahabat cewek mah, gue juga ogah numbalin lo."

"Cih, kampret bener lo jadi adek."

Adek -harutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang