"pagi bang" sapa Salma pada Bagaskara Ethan Hutami atau akrab disapa Bagas putra sulungnya. yang kini tengah menginjak kelas 3 SMA di salah satu sekolah negeri di Surabaya.
Sementara Bagas yang disapa justru hanya berdehem sambil berjalan menuju meja makan untuk sarapan mereka bertiga (Salma, Bagas dan Raynara Shanum Hutami atau akrab dipanggil Ara (adik perempuannya))
***
lalu kemana papanya? Kenapa gak ikut sarapan?
Maklum lah papanya adalah seorang jenderal TNI AD. Jadi wajar saja jika berangkat lebih pagi untuk dinas yakni pukul 04.00 wib.
lalu bagaimana dengan mamanya Bagas? Kerja apa? Mamanya Bagas adalah salah satu dosen di sebuah universitas negeri di Surabaya.***
"pulang telat" sahut Bagas sambil memakan beberapa suap nasi
"Hah?" Sahut mamanya bingung, pasalnya anak nya itu tiba-tiba mengucapkan kalimat singkat. siapa yang pulang telat? Dirinya? Atau anak lelakinya itu?, ini kalimat pertanyaan apa kalimat pernyataan?, Kira-kira begitulah batin Salma penuh tanda tanya
"Bagas" ucap Bagas, sudah bisa Bagas baca kalau wanita di depannya itu tidak paham dengan apa yang barusan ia ucapkan
"Oh, kenapa?" Tanya mamanya lagi
"Kelas tambahan" ucapnya sambil terus mengunyah makanan
"Bagas berangkat" ucap Bagas lagi sambil beranjak dari kursinya
"Lah.. udah mau berangkat kamu?" Sahut mamanya
"Telat" sahut Bagas yang membuat Salma langsung menghela napas. Ia bingung kapan sikap sang anaknya akan berubah menjadi orang yang tidak irit bicara sih?, Susah sekali memahami perkataan sang anak yang hanya sepatah dua kata saja.
"Adek kamu? apa kabar dia?" Mulai teringat anak perempuannya yang bungsu (Ara) Maklumlah anaknya yang bungsu itu memang susah sekali dibangunin, kelakuannya pun berbeda 180% dari anak sulungnya.
"Dia udah gede. Biar dia tanggung jawab sama perbuatannya sendiri. Berani telat berani dihukum. Bagas berangkat assalamu..." ucap Bagas namun belum selesai segera di potong oleh sang mama
"BENTARR!" Ucap Salma sambil meninggikan suaranya dan mengarahkan jari telunjuknya ke depan wajah sang anak, sontak Bagas pun terdiam.
"Abang?..., Yahh cepet banget doa gue dikabulin anjir. Mama gak nyangka Abang bisa ngomong panjang kali lebar kek gerbong kereta api Huaaaaa anak gue udah gak irit ngomong lagi woyy!" Ucap mamanya antusias sambil berteriak kencang agar tetangga disamping kanan kiri tau. Bahkan tukang sayur mang oleh langganan Salma sampai kaget.
"Hiks..hiks..ngomong nya gini aja terus jangan irit-irit kalo ngomong ya hiks hiks" ucap mamanya lagi kini Salma sudah memelankan suaranya dan menangis haru sedang sang anak memutar bola matanya malas, mama nya itu memang sangatlah heboh, dan bar-bar.
"Jangan pake gue" ucap Bagas, tidak menanggapi permintaan Salma
"Apanya?" Tanya Salma
"Mama udah tua, gak cocok!" Ucap Bagas tegas lalu berangkat meninggalkan mamanya itu sambil mengucap telapak tangan sang mama
"Heh? Wah ngatain mama kamu ya? Mama nih masih muda, enak aja dikata udah tua, mau kamu mama kutuk jadi cogan hah?" ucap mamanya tak terima sambil terus mengoceh dan mengekori sang anak.
"Assalamualaikum" ucap bagas sambil menaiki motornya, tak memperdulikan ucapan mamanya itu, memang benar sih namanya itu masih muda, justru awet muda malahan tapi aneh saja mendengar orang tua mengucapkan kata-kata "gue" lagipula bukan kah tidak ada orang tua yang memanggil dirinya sendiri gue?.
"Waalaikumsalam. hati-hati di jalan ya gantengnya mama, dadahhh" ucap Salma sambil mengumbar senyum lebarnya pada sang anak
Setelah itu Salma memutuskan untuk melanjutkan kegiatannya beberes dapur. Hari ini Salma memang berangkat kerja siang, Sehingga dia bisa berlama-lama di rumah dan melakukan aktifitas kesukaannya yaitu di dapur beberes dan memasak. Namun saat asyik beberes tiba-tiba terdengar lah suara teriakan kencang.
"Ahhhhh" teriak Ara, Yap Ara anak perempuan dari pasangan Salmania Leequera (seorang dosen muda di kampus negeri ternama di Surabaya) dan Andre Pranata Hutami (seorang Tentara Angkatan Darat dengan pangkat Jenderal)
"Kamu kenapa?" Ucap mamanya sambil terengah-engah nafasny akibat berlari menuju kamar shiren yang berada di lantai 2
"Mama kenapa gk bangunin Ara. Ara telat ini ma. Abang! Abang mana?" Tanya Ara sambil turun melompat dari ranjang nya menuju ke arah sang mama
"Abang kamu mah udah berangkat dari tadi" jawab mamanya santai
"WHATTTTT? Dasar Kurang a..." segera ditutup mulut Ara dengan tangan mamanya
"Shutt! Gaboleh ngomong gitu. Lagian nih ya Salah kamu sendiri lah. Kamu tau nggak mama itu udah berulang kali bangunin kamu tapi kamu nya malah mulet - mulet kek ulet kepanasan, dibangunin susahnya minta ampun" cerocos mamanya lalu melepaskan bungkaman tangannya pada mulut anaknya itu
"Aduh ma.. ntar aja deh ya kalo mama mau ngomel in Ara. Mending mama bantuin Ara nih. Ara buru buru" sambil melesat menuju kamar mandi
"Hih itu anak amit - amit dibilangin orang tua bukannya didengerin malah diledekin" ucap mamanya lalu kembali melanjutkan beberes ny didapur lalu bergegas berangkat untuk kerja
Tak lama Ara pun sudah bersiap dengan seragam setengah jadinya. Dasi belum terpasang dengan benar, topi yang tidak terpasang dengan tepat dikepalanya serta sabuk yang tidak terpasang.
"Ma Ara berangkat assalamualaikum" sahut shiren
"Waalaikumsalam, Eeehh! tunggu dulu. Kamu gk mau sarapan?"
"Haduh ma. Ini bukan waktuny sarapan"
Lalu melanjutkan larinya menuju halaman depan"Tunggu dulu" sahut mamany lagi
"Apa lagi ma?"
"Baju kamu itu kenapa modelnya begitu?"
"Ntar Ara rapiin ma. Tenang aja. Berangkat ma assalamualaikum" langsung menaiki sepeda motor metiknya
"Eeehh Ara? Ra?" Panggil mamanya. Namun yang dipanggil justru mempercepat laju sepeda motor nya
"Hmmm, heran gue punya anak gitu amat kelakuannya, yang satu kaku kek triplek yang satunya bar-bar. Padahal gue mau bilang kalo ini helm ketinggalan. Au ah Kena polisi mampus tu anak" pasrah mamanya dengan kelakuan anak bungsu nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MAYOR (REVISI + ON GOING)
Romance"kamu rindu sama saya?" Tanya Mayor muda angkatan darat bernama Arkana "Enggak" jawab Ara "Bagus" ucap Arkana "Maksudnya?" Tanya Ara "Rindu itu berat, kamu gak akan kuat biar saya saja" ucap Arkana dengan jelas "Lo mau jadi Dilan?" "Enggak. Saya ma...