Sudah 20 menit Ara berdiri di depan tiang bendera. Panas nya terik matahari yang menyengat di tengah lapangan saat ini membuat siapapun yang berada dibawahnya pasti tak tahan dan ingin cepat-cepat mencari tempat teduh untuk sekedar menghilangkan rasa panas yang menyengat tubuh.
"Tega bener sih pak Yanto nyuruh Selena gemes berjemur dibawah tiang bendera. Hufttt" rutuk shiren
Dari kejauhan terlihat Bagas (kakak Ara) tengah berjalan bersama sahabatnya yang bernama Muhammad fajar aldero (Sang ketua OSIS SMAN 1 Mandala) menuju ruang OSIS untuk rapat. Ya rapat! Dari man Ara tau? Jelas saja ketika ada ketua OSIS dan sang kakak selaku ketua eskul tim Basket berjalan berdampingan sambil membawa beberapa berkas menuju ruangan yang sudah dapat dipastikan itu ruangan OSIS pastilah mereka akan rapat.
Ara juga tak ingin kepo lebih dalam tentang sang kakak. Karena ia sudah bisa menduga bagai cenayang jika mereka pasti akan rapat membicarakan perpisahan sekolah yang tak lama lagi.
"Gas? Itu kan adek Lo Ara" ucap fajar saat mendapati Ara tak jauh dari mereka berdua dan tengah di hukum
"Hmm" sahut Bagas dengan berdehem
"Dia telat? Kenapa gak bareng Lo" tanya fajar
"Kebo" jawab Bagas yang membuat fajar mengernyit bingung. Apa maksudnya kebo? Perasaan tadi fajar tidak menanyakan pasal hewan dan semacamnya
"Hah?" Beo fajar
"Susah bangun" jawab Bagas lagi
"Ahahaha maksud Lo, si Ara kek kebo gitu kalo udah tidur? Susah dibangunin nya?"
"Hm" jawab bagas
"Ada ada aja Lo" ucap fajar sambil tersenyum
Merasa ada gelagat yang aneh diantara sang kakak dan sahabatnya itu sambil terdengar nama Ara di sebut. Ia sudah dapat memastikan bahwa 2 cowok tersebut sedang membicarakannya. Dengan cepat shiren segera mendatanginya.
"Bang, woy" teriak Ara sambil memanggil Bagas
"Apa?" Tanya Bagas to the point. Begini lah memang sifat Bagas selain irit bicara dia paling tidak suka dengan basa-basi. Dia suka to the point.
"Lo Napa tadi ninggalin gue ke sekolah hah?" Tanya Ara emosi
"Katanya Lo kebo ren" celetuk Fajar yang berada di samping kakak beradik itu
"Kebo? Maksudnya?" Gagal paham Ara. Ara memang selalu tak paham dan tak mengerti ucapan sang kakak itu.
"Susah bangunin Lo" ucap Bagas
"Hah? Wah kampret Lo ya bang. Ngatain gue Lo? Berani sama gue Lo ya? Sini maju ayo lawan gue" ucap Ara sambil berlagak seperti seseorang yang akan siap meninju musuh atau penjahat di hadapannya.
"Tangkep" bukannya meladeni Ara Bagas justru menginstruksi Ara sambil melemparkan sebuah roti ke arah adiknya itu. Untung refleks Ara bagus jadi roti pemberian kakaknya tidak jatuh ke bawah
"Makan" ucap Bagas lalu pergi meninggalkan Ara terlebih dahulu dan Fajar yang masih diam di tempat.
"Bang? Lo beliin gue roti buat serapan?"
Tak ada sautan sebab Bagas sudah berlalu jauh di depannya
"Iya, tadi dia ngajak aku mampir kantin bentar, beli roti buat kamu. Katanya kalo gak diingetin sarapan kamu gk bakal sarapan pagi sedangkan kamu punya maag" ucap fajar pada Ara
"Serius an kak?, Ahh jadi makin ily sama bang Bagas" ucap Ara sambil tersenyum sumringah sontak saja membuat fajar sedikit tertegun dan ikut tersenyum tanpa sadar
"Manis" ucap fajar tanpa sengaja. Sontak saja Ara pun dibuat bingung
"Apa kak?" Beo Ara
"Aku ke ruang OSIS dulu ya. Jangan dibiasakan gak sarapan. Gak bagus" ucapnya sambil menepuk pucuk kepala Ara dengan lembut dan yang pasti mampu membuat Ara gugup tanpa sengaja. Pasalnya ini adalah kali pertama nya ditepuk lembut puncak kepalanya oleh seorang lelaki selain papanya. Bahkan Bagas saja tidak pernah. Bagas terlalu kaku dan dingin walopun diam-diam Perhatian sih
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MAYOR (REVISI + ON GOING)
Romance"kamu rindu sama saya?" Tanya Mayor muda angkatan darat bernama Arkana "Enggak" jawab Ara "Bagus" ucap Arkana "Maksudnya?" Tanya Ara "Rindu itu berat, kamu gak akan kuat biar saya saja" ucap Arkana dengan jelas "Lo mau jadi Dilan?" "Enggak. Saya ma...