3. Perang dingin

11 2 1
                                    

Terkadang, ada beberapa hal yang lo anggap sederhana tapi punya dampak besar bagi orang lain, Ra.

Now Playing|iKON-Dive

____

Perpustakaan merupakan tempat paling nyaman seantero sekolah. Bau buku menyeruak masuk ke indera penciumannya sejak pertama kali memasuki ruangan ini. Siapa coba yang menyia-nyiakan tempat ini. AC depan-belakang, Wi-Fi kenceng, buku bacaannya lengkap dan senyap. Untuk cewek seperti Rabekka, ini adalah surganya sekolah.

Rabekka memang pecinta novel sejak duduk di bangku SMP dia sangat mengagumi karya Boy Chandra yang tiap katanya mengandung arti mendalam.

Dia menyusuri rak-rak yang tersedia. Mulai dari novel biografi, buku pelajaran, hingga novel remaja sudah ia hafal dimana tempatnya. Setelah menghabiskan waktu untuk berkutat mencari buku referensi tentang makanan cepat saji, ia berhasil menemukannya. Namun, tempatnya tidak bersahabat dengannya. Bayangkan saja ada sebuah rak buku 5 tingkat, dan buku yang ia cari berada di tingkat ke 5, sedangkan tubuhnya hanya sampai tingkat ke 4.

"ANJIR, bodoamat lah. Daripada tugas prakarya ga selesai mending manjat rak buku." gumam Bekka.

Perlahan, kakinya mulai bergerak menaiki rak pertama, namun saat kakinya akan menyentuh rak kedua ada seseorang yang memergokinya.

"Lo lagi ngapain?" tanya seseorang. Dan sekarang posisi Bekka mirip seperti maling yang ketangkap basah.

"Suka-suka gue kek mau ngapain juga." Tanpa melihat laki-laki itu, Bekka menjawab asal sambil berusaha menaiki tangga kedua.

"Butuh bantuan?"

Bekka berdecak kesal, "Minggir kek, ngilangin fokus gue aja. Bentar lagi dapet nih."

Tak sesuai harapan, buku yang sudah ia pegang malah ditarik oleh laki-laki yang sedari tadi mengganggunya. Alhasil, Bekka terjatuh ke dada bidang orang itu. Dengan sigap, laki-laki itu memeluk pinggang Bekka.

Bekka yang sadar pun langsung mendorong dada laki-laki itu menjauh dan bersiap-siap memaki laki-laki tak sopan itu.

"Sialan, lo. Dasar cowok keganjenan! Bisa-bisanya nyari kesempatan di siang bolong!" maki Bekka sambil memukuli perut cowok itu dengan bukunya. Namun, bukannya melawan, cowok tadi malah meninggalkan Bekka sambil merapatkan hoodienya.

"Heh, cowok sok misterius. Disekolah nggak boleh pake hoodie, berhenti lo!" teriak Bekka sambil berlari mengejar cowok itu. "Woi berhenti!" teriaknya lagi.

Dengan gerakan yang tak terduga, cowok tadi malah menarik lengan Bekka dan menguncinya di belakang rak buku. Cowok tadi langsung membuka hoodienya dengan gerakan slow motion.

Betapa terkejutnya Bekka saat tahu kalau cowok tadi adalah cowok yang menggangu pikirannya beberapa hari terakhir. Sial, bukannya memaki cowok itu karena sudah menariknya tanpa izin, Bekka malah terpesona oleh ketampanannya.

"Nah, diem kan adem." celetuk cowok itu. Alhasil, Bekka yang sedang menatap cowok itu langsung memalingkan wajahnys ke sembarang arah.

Dengan tak enak, Bekka pun menyingkirkan tangan cowok itu dari pundaknya, "Maaf, kak. Nggak enak dilihat orang." ucapnya.

"Eh iya, sorry."

After Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang