4. Hiperventilasi

19 2 4
                                    

Kamu masih mau ngambek sama aku, Ra? Katanya, ngambek itu termasuk bumbu cinta tau. Kamu cinta mati sama aku ya, Ra?

-Bian-

Now Playing|Winner-HOLD

Happy Reading!

Hari ini, hari kedua Bian berangkat ke sekolah sendiri. Lagipula percuma. Kalaupun dia sudah menjemput Rabekka, pasti cewek itu akan menolaknya mentah-mentah. Cewek itu memang keras kepala.

Sudah dua hari ini, Bekka seolah menghidar dari Bian. Dia tak pernah muncul di kantin, bahkan di perpustakaan juga tidak. Sekalinya berpapasan hanya saat pulang sekolah. Itupun hanya berbalas pandang saja.

Setibanya di sekolah, Bian berpapasan dengan Bekka. Namun, cewek itu malah berpura-pura tidak melihatnya. Alhasil, Bian lah yang harus melembutkan sikap keras kepalanya.

"Ra." Dengan sigap, Bian langsung menggenggam erat tangan cewek itu.

Bekka berdecak, "Lepasin, Bian." ucap Bekka penuh penekanan, Bian pun melepaskan genggamannya.

"Kamu menghindar dari aku, Ra?" tanya Bian.

"Menurut kamu?"

"Padahal lo yang selingkuh, Rabekka. Tapi lo bersikap seolah Bian yang salah." ucap Benji yang tak sengaja lewat disamping mereka.

Bekka melotot tak terima, "Kamu curhat ke Benji?" tanya Bekka seolah meminta penjelasan.

Benji menyahut sebelum Bian memberi penjelasan, "Gausah nyalahin Bian. Gue tau dari anak-anak. Kayaknya lagi rame tuh didepan mading." ucap Benji dengan entengnya.

Mendengar itu, Bian langsung berlari menuju kerumunan didepannya. Benar apa kata Benji, disana ada foto Rabekka sedang dipeluk oleh seorang cowok yang memakai hoodie. Sontak, hal itu membuat dirinya terkejut bukan main. Bian langsung mencabut foto-foto itu dan membuangnya ke tempat sampah.

"Lo liat kan, sesayang itu dia sama lo. Bodoh banget emang si Bian, nyari cewek perfeksionis kayak lo."

____

Rabekka tidak berbohong, namun saat melihat Bian berdiri didepan pintu kelasnya membuat hatinya menghangat. Bian bahkan tidak marah kepada Bekka. Apa Bekka sekeras itu kepada Bian?

"Kantin bareng, yuk. Aku denger kamu jarang makan siang sekarang." Bian menggenggam jemari Bekka erat, seolah memberikan kehangatan di sana.

Selama diperjalanan, Bekka hanya menatap kebawah sambil melihat tangannya yang digenggam erat oleh Bian. Tangan kecil Bekka terasa sangat pas digenggaman Bian. Genggaman sederhana itu membuat Bekka merasa bersalah kepada Bian.

"Maafin aku."

Bian terkekeh, "Akhirnya kamu ngomong juga, aku kira kamu lagi sakit gigi."

Mendengar itu, Bekka langsung memukul Bian dengan tangan kosong. "Jangan mulai deh!" makinya.

"Ngambek itu bumbu cinta,Ra. Aku tau kamu nggak bisa lama marah ke cogan satu ini. Kamu cinta banget sama aku ya?" canda Bian sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Narsis dasar." balas Rabekka sambil mencubit pinggang Bian.

"Tapi seneng kan?" Ucapan Bian barusan membuat Rabekka harus berpikir 2 kali.

After Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang