6 - Smile On Your Face

638 63 24
                                    

Highschool!AU

🏫

.

Length: 3k lebih dikit

.

Senyumnya... manis sekali. Mengalahkan manisnya arum manis. Aku ingin menikmati senyumnya setiap saat seperti aku menikmati manisnya helaian arum manis.

Senyumnya... membuat jantungku kembali menemukan hidupnya. Dia menjadi lebih hidup, berkat senyumannya. Aku ingin memiliki senyumannya.

Namun, aku hanya bisa menikmati senyuman secerah mentari itu dari jauh saja. Aku dan dia tak sebanding sama sekali, bagaikan langit dan bumi.

Mana mungkin Oh Sehun, si anak populer itu melirik si pecundang ini? Dia terlalu menyilaukan bagiku.

Jika kalian berpikir aku adalah seorang kutu buku dengan tampilan yang sungguh membuatmu tak betah berlama-lama memandangku, well, tidak salah. Tapi tidak benar juga.

Aku seorang kutu buku, itu benar. Dan percayalah, aku ini tampan kok. Aku hanya tak suka keramaian. Aku suka menyendiri. Dan aku tidak punya teman.

Dan bisa kalian bayangkan sosok seperti apa Oh Sehun itu setelah mengetahui siapa diriku. Dia bagaikan bintang di sekolah ini. Semua orang mengenalnya. Dia ramah, supel, ceria. Berkebalikan sekali dengan diriku.

Ibarat sebuah pementasan, dialah sang pemeran utama. Sementara aku hanya menjadi seorang figuran.

.

🍭

.

Aku mengenalnya sejak semester yang lalu, dan langsung jatuh hati ketika melihat senyumnya. Mungkin kalian akan mengatakan bahwa aku hanya membual, tapi aku mengatakan hal yang sebenarnya.


Sosoknya yang misterius, membuatku penasaran.

Aku bertemu dengannya ketika sedang menunggu bus datang menjemputku. Ia duduk di sampingku, dan aku berinisiatif untuk menyapanya lebih dulu dengan memberikan senyuman kecil.

Ia tampak terkejut, dan pada akhirnya turut membalas senyumanku dengan ragu-ragu.

"Hai. Aku Oh Sehun. Kelas 10 C."

"H...hai. Aku Kim Jongin. Kelas 10 A."

Secara refleks, aku memasang wajah terkejut. Aku memang orang yang ekspresif. Dan ia tampak terkejut melihat reaksiku. Ugh, apa aku terlalu berlebihan?

"Kelas A? Woah, pasti kau pintar, 'kan?"

"A-ah, tidak... biasa saja kok."

"Hey, ayolah. Jangan merendah begitu! Aku sendiri sih, tidak terlalu pintar. Tapi bukan berarti aku bodoh ya...."

Ku akui aku merasa malu pada hari itu, karena yang banyak bicara itu aku! Sementara si Jongin itu hanya menanggapi seperlunya, dan terkesan tak ingin berbicara denganku.

Tapi aku tak menyesali pertemuanku dengannya pada waktu itu. Aku berharap, pada semester selanjutnya kami berada dalam kelas yang sama. Aku... ingin lebih mengenalnya. Aku ingin berteman dengannya.

.


🍭


.

Bisakah kalian menebak apa yang terjadi di semester berikutnya?

Aku, si kutu buku ini terjebak dalam kelas yang isinya kebanyakan orang-orang populer. Ugh, aku tidak suka berurusan dengan orang-orang seperti itu.

• Petite Histoire | Kaihun •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang