Pertemuan lagi

50 0 0
                                    

Katakanlah
Buatku membatu
Tenang, ku diam membisu
Jangan, buatku berpaling
Mencari cinta yang lain
Oh, pecahkan sunyimu
Meski, kucinta kau dalam hening
Kubutuh kata-kata
Bunuhku dengan kata rayumu

Rayu – Marion Jola

Pesan dari facebook messanger tiba-tiba muncul ketika aku menscroll postingan teman-teman di facebook

Nara. Narayana.

Seseorang yang pernah ada di hidupku, dalam waktu yang lama tanpa kepastian.
Bingung kan?
Jadi, si Nara ini kakak kelasku. Kami kenal sejak SMP. Tapi waktu itu kami belum satu sekolah.
Katanya dia tahu dari temanku. Aku sih percaya saja. Setahun kemudian dia jadi kakak kelas di SMA.

Aku bukan tipe cewek populer yang dikenal kakak kelas. Boro-boro kakak kelas, bahkan teman-teman seangkatanku juga nggak seberapa tahu aku, kecuali mereka yang pernah satu kelas sama aku.

Kami dekat selama satu tahun di SMA. Aku nggak pernah mikir apa-apa sih, ya cuma temenan aja. Tapi kalo ditanya apa aku suka sama Nara, ya pastinya dong.

Gimana nggak kalo kelakuan dia kaya ajaib banget.
Kalo valentine bawain cokelat
Kalo ulang tahun kasih kado
Kadang ngantar pulang
Malam minggu tiba-tiba main ke rumah
Tapi nggak pernah bilang apa-apa
Kadang penasaranjuga sih, sebenarnya nih orang maunya apa ya?

Tapi tindakan Nara cuma gitu aja, nggak ada omongan apa kek yang buat aku paham apa maksudnya sampai ada orang lain yang datang, memberi harapan dan akhirnya aku jadian sama dia.

Nggak sampe putus hubungan, kalo ketemu ya saling menyapa, tapi udah nggak deket sedekat dulu sampe datang ke rumah segala. Sampai akhirnya dia kuliah di luar kota, dan setahun kemudian aku juga ke Suranaya untuk kuliah dan terdampar disini sampai sekarang.

Lama nggak online?

Hai... Iya nih, kebetulan aja. Kamu tumben online?

Aku sering online, km aja yg enggak

Oh... Hehehehe... Btw, skarang dimana?

Disini aja.

Serius woy

Di Ampana

Mana itu?

Makanya kalo pelajaran tentang Indonesia tuh dengerin, nggak malah bolos

Hahaha... Ya maap, dulu belajar peta buta, tapi skarang masih buta peta

Hahaha... Di  Sulawesi

Wuiiih keliling Indonesia ya...

Ya begitu. Kamu apa kabar?

Baik dong

Masih di Surabaya?

Kok tahu sih?

Tau dong. Apa sih yang nggak aku tahu dari kamu?

Sadaaaaaap….

Kapan2 ketemu yuk, kalo pas aq balik Jawa

Boleh2

Eh minta no hp dong

Siyap...


Diawali dari chat facebook berpindah ke whatsapp. Sejak percakapan pertama di facebook itu, hampir setiap saat aku dan Nara bertukar pesan, walau mungkin pesan receh yang nggak penting.
Bahkan kadang telepon sampai menjelang pagi, Cuma ngobrol receh nggak jelas gitu.

“Hai..”
“Hallo…”
“Sibuk nggak?”
“Ih apa sih, biasanya juga telepon, nggak pake tanya-tanya”
“Biar nggak ganggu gitu. Heheheh… Kamu lagi apa?”
“Lagi prepare buat hari minggu nih, ada event di kantor. Aku sambil chat sama temenku nggak papa ya?”
“Iya, aku juga lagi edit video kok.”

Saking sibuknya ada jeda panjang diantara kami yang sebetulnya masih berada dalam line telepon.
“Coba dicek aja dulu, confirm sama vendor kira-kira bisa diubah nggak…”, aku tersadar masih di line telepon. “Hallo…?”
“Ya?”
“Sorry, aku kalo chat biasanya kudu omong biar nggak salah ketik”
“Iya nggak apa-apa kok. Kamu ngomong terus aja, aku dengerin kamu kok, aku cuma kangen dengerin suaramu”
“. . . .”
“Hallo?”
“Eh iya?”
“Kok hening? Kirain tidur”

Nggak. Nggak tidur, tapi berusaha mengatur detak jantung. Dasar Bambang!!

Nggak sekali dua kali, Nara mengucapkan kata-kata yang bikin deg-degan.

Karena sama-sama sibuk, biasanya Nara bakalan telepon di jam-jam menjelang tengah malam. Padahal di sana lebih malam dari pada di sini.

“Na, kamu nggak ngantuk?”
“Ya ngantuk sih…”
“Ya udah tidur aja, besok kan masih ada banyak kerjaan”
“Nanti dulu…”
“Kok nanti?”
“Iya. Masih pengen denger suaramu. Aku kangen…”
“Apa?”
“Nggak, nggak apa-apa”
“Serius Na, apa?”
“Nggak apa-apa”

Nara. Dari dulu mulutnya manis banget. Tapi cuma dimulut aja, nggak ada tindakan lanjut.

Long Distance AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang