pelupa

32 13 5
                                    

Pov author

"Aku..."kata orang itu terus menggantungkan kalimatnya anaya pun terlihat menunggu "aku ah coba tebak siapa masa sih kamu lupa!?" Dia pun terduduk di sebelah ayana.

Ayana yang merasa was-was langsung berdiri, dan menatap orang itu dengan tajam "loe ini siapa sih so kenal banget!" Sambil melotot galak

"Eits santai dong masa sih kamu gk inget aku"katanya lagi "coba perhatiin muka aku" dia menaik turun kan alis nya, anaya menatap wajah pria itu dengan seksama "ah sepertinya benar aku kenal" batin anaya "oh iyh loe kn murid baru itu kn??"

"Akhirnya ya allah dia ingat hamba"sambil sujud syukur berkali (thor kok loe tega sih sama abi yang gantng ini??". "iyah yang wajahnya mulus kek pantat bayi". " dasar author lacknut" haha jangan hiraukan yang ini author lagi gabut)

"Ngapain loe kok ada disini sih?"

"Beby kok kamu gitu sih ngomongnya ini kan taman semua orang bebas ada disini" ana yang mendengar itu memutar matanya dengan malas.

"Loe ini!!" dengan geram anaya meninggalkan abi yang mesem-mesem kagak jelas.

tapi baru saja ana pergi beberapa langkah tangan ia sudah ada yang menarik paksa saat dilihat oleh ana siapa orang itu ana langsung merasa emosi nya sudah tidak bisa ditahan lagi.

"ABIGAIL LOE NGAPAIN SIH NARIK TANGAN GUE!" mendengar ana yang berteriak abi hanya tersenyum sambil tangan nya masih menarik anaya yang terpaksa ikut sambil hati dongkol nya minta ampun

Tak berapa lama mereka pun berhenti di depan tempat tukang bubur yang berjualan dengan gerobak "nana kita makan bubur yu" abi menatap dengan penuh harap

"Nggk ah gue gak bawa duit" anaya sengaja berbohong supaya bisa dapat gratisan hehe klo gratis sih author juga mau lah.

"Kan aku yang ngajak yu beli yu yu" sambil mencolek colek tangan anaya.

"Yaudah deh ini loe yang maksa yah" kata anaya sambil melengos duduk di kursi yang tersedia abi heleng-geleng kepala liat tingkah nya.

"Bang dua yh yang satu tanpa kacang,kamu kumplit atau gimna?" namun yang ditanya hanya menjawab dengan anggukan "oke yang satu kumplit ya bang"

"Nay"

"Hmm"

"Naya"

"Iya apa abi?!" anaya menatap abi dengan jengah

"Gak jadi deh umi" sambil memasang wajah so imut nyh,sedangankan yang dipanggil begitu malah membulatkan matanya dengan galak "hehehe jan gitu dong liatinya kan abi jadi malu"

"Anj*ng bangs*t tol*ol kenapa sih gue bisa ketemu orang kayak gini" segala macam cacian naya lontarkan didalam hatinya "loe mau ke rumah sakit apa kuburan???" naya bertanya dengan senyum manis namun terkesan menyeramkan abi pun sampe meringis dibuatnya baru saja anaya mengangkat tangannya

"Ini pesenan nya mas mbak silakan dinikmati"

"Selamet selamet selamet" abi berbisik sambil mengelus dadanya

"Apa loe??"

"Hehe nggak,yaudah makan yuu"

Mereka mkn dengan khidmat tak ada yang bicara sepatah kata pun,stelah selesai mereka langsung pulang kerumah masing-masing dengan anaya yang diantar abi pulang tanpa penolakan sedikit pun karena sudah mendapat sogokan semangkuk bubur ayam (haha anaya kek author di sogok makanan seuprit langsung luluh).

"Udah pulang sana,ngapain masih ngejogrog disitu?" anaya menatap abi dengan malas

"Nawar-nawarin masuk dulu kek neng"

"Neng apaan loe kira gue adik loe?"

"Ish galak bnr" abi pun meringis mendengar  nada bicara anaya

Anaya tersenyum dengan terpaksa "abi pulang yah ke rumah abi,atau mau langsung pulang ke tanah?" kata anaya sambil mengepalkan tangannya

"Hehe nggak de iyh ini abi pulang kok" abi langsung menghidupkan motor kesayangannyh "abi pulang dulu yah,dahh umi" ia pun langsung tarik gas dan kabur sambil ketawa lepas.

"Ehhhh untung orang kalo bukan udah gue bunuh!" anaya masuk ke rumahnya dengan menghentakan kakinyh.

####

Haha mood ku ambyar

Serpihan Rasa (On Going + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang