Song Recommended :
Say Goodbye
–Song Haye–
****************************************
Busan, South Korea
16.00 KSTAku adalah orang yang sulit jatuh cinta. Maksudku, katakan lah aku orang yang pemilih. Bukan pemilih dalam hal fisik, materi, dan lain sebagainya. Tetapi pemilih dalam hal memberikan perasaanku. Aku percaya, jatuh cinta dan memiliki cinta sejati adalah sekali seumur hidup. Iya, benar bukan? Seharusnya cinta sejati menurutku sekali seumur hidup.
Dan.. seseorang sudah berhasil mengambil perasaanku. Aku benar-benar tak ragu, dia benar-benar berhasil membuat ku menyerahkan perasaanku padanya, seluruhnya. Benar-benar seluruhnya, ia membuatku jatuh cinta dengan cara yang baik.
Hingga, kami berencana melakukan pernikahan, kami sepakat untuk mengikat janji sehidup semati.
Bahagia? Hei tentu saja! Seolah mimpiku jadi kenyataan, cinta sejati yang sekali seumur hidup. Aku merasa seolah sudah menemukan cinta sejati untuk hidupku. Aku hampir menggenggam nya. Hampir saja.
Tapi nyatanya..
Disini sekarang aku berdiri. Sendirian. Menatap fotonya yang dikelilingi oleh berbagai makanan dan hal lain yang dilakukan untuk upacara peringatan kematian.
Iya, disini aku, menghadiri upacara peringatan kematian di sebuah kuil di Busan. Ini adalah upacara peringatan kematian yang ke dua dari seseorang yang ku anggap sebagai cinta sejatiku.
Benar, nyatanya kami tidak berakhir sehidup semati. Akhirnya, dia mati tanpa aku, dan aku hidup tanpa dia.
***
"Kau tidak usah datang lagi, aku sudah mengatakan agar kau mengurus hidupmu sendiri, kau harus bahagia" aku menoleh dan mendapati calon ibu mertua.. ah tidak. –mantan calon ibu mertuaku.
"Kau tidak punya hutang apapun untuk datang setiap tahun, cari seseorang yang baik untukmu nak" lanjutnya menatapku dengan tatapan lembut.
Aku tersenyum dan membalikan tubuhku menghadapnya yang berdiri disampingku.
Dulu, dulu sekali, aku menangis dan berteriak ketika ia berkata seperti itu "eomma gila? Aku hanya mencintainya, dia meninggal. Perasaanku juga mati saat ini. Kenapa kau tega mengusirku dan menyuruhku mencari yang baru?!"
Iya, seperti itu dulu aku berteriak dan menangis sakit hati ketika berkali-kali diusir.
Namun sekarang aku mengerti, beliau hanya ingin aku berbahagia, dia tak ingin masa depanku terhalangi karena kematian puteranya.
"Tenang saja, aku sudah mulai dekat dengan seorang pria" Ucapku berbohong. "Tapi aku akan tetap datang setiap upacara peringatan kepergiannya. Bagaimana jika dia marah karena aku tidak izin padanya?" Aku terkekeh –palsu. Seujurnya,aku ingin menangis saat ini juga. Selalu setiap tahunnya, setiap aku mengingatnya, aku akan tersenyum dan tak lama kemudian aku akan menangis karena merindukannya.
"Sayang, Jimin juga pasti ingin kau bahagia. Ibu tahu selama ini yang terpenting bagi dia itu kebahagiaanmu" ucapnya lagi kali ini ia mengelus lengan atasku.
"Eomma, aku tidak bisa melupakannya begitu saja. Jimin tetap seseorang yang spesial di hatiku. Perasaanku padanya tetap sama, itu kenyataannya." Kali ini aku jujur dan menatap ekspresinya yang tampak sedih.
"Tapi, eomma tenang saja. Aku akan segera mengenalkan calon suamiku nanti" namun aku akhiri dengan kembali berbohong, hanya agar dia tak lagi khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LIGHT OF MY LIFE
Fanfiction[Kumpulan FF Oneshot Rosé] Berisi cerita-cerita yang berasal dari imajinasi penulis. Hanya menuangkan Ide cerita kedalam bentuk tulisan. ________________________________________ Copyright : febvorite Bukan author handal,hanya newbie. Tapi siapapun y...