AKU MENUNGGUMU DI TEMPAT BIASA

22 3 0
                                    

Udara di kota Nice siang itu begitu sejuk. Suara deru mobil saling bersahutan bersamaan dengan kepulan asap dari knalpotnya yang menimbulkan polusi udara. Kota Nice merupakan salah satu kota yang terkenal dengan keindahan laut dan pantainya. Langit yang cerah, desiran ombak di pantai serta angin musim semi yang bertiup begitu lembut menambah atmosfir positif bagi mereka yang menikmati keindahan kota ini.

Di halte bus di pinggir jalan yang tidak jauh dari pantai, berdiri seorang gadis dengan shopping bag di tangannya. Gadis itu sedikit gemuk dan tinggi dengan dandanannya yang sederhana. Berpakaian sederhana dengan celana jeans dan baju kaos big size di tubuhnya. Kulitnya yang putih merona, wajahnya yang chubby seperti bayi gemuk yang imut dan rambut panjangnya yang ikal diikat ekor kuda sedikit kusut tertiup angin.

Gadis itu bernama Alexandria Vallery. Seorang gadis sederhana dengan pemikirannya yang sederhana. Ia menunggu seseorang yang sangat ia cintai dengan hati yang berbunga-bunga. Seorang pria yang sudah lama menjadi teman dekatnya dan ia cintai secara diam-diam. Seorang pria yang baru saja kemarin resmi menjadi kekasihnya. Xandria yang baru saja memiliki pacar idaman yang tampan sangat bahagia, karena selama ini sangat sulit baginya memiliki seorang pacar. Dengan kondisi fisiknya yang bisa dibilang gemuk, sangat sederhana, bukan dari kalangan "Bourjois" dan tidak menarik sedikitpun membuat banyak pria menolaknya. Selain hanya memiliki seorang teman wanita bernama Bella, beberapa tahun terakhir hanya ada seorang pria yang dekat dengannya. Pria itu bernama Justin Bill yang sekarang berstatus sebagai pacarnya.

Sudah satu jam lebih Xandria berdiri di pinggir jalan menunggu lelaki pujaan hatinya. Ia menunggu dengan sabar berharap sang pria akan datang menemuinya. Karena hari ini adalah kencan pertamanya bersama Justin. Selain itu hari ini adalah hari ulang tahun Justin dan ia ingin merayakannya bersama di Café pinggir pantai tempat biasa mereka bertemu.

Kamu sudah sampai mana? Aku menunggumu di tempat biasa

-Xandria-

Xandria mengirimkan pesan kepada seseorang yang ia tunggu. Belasan menit ia menatap layar handphone di tangannya yang tak kunjung memberikan tanda sebuah pesan masuk, kemudian memasukan ke dalam tasnya. Ia masih berdiri dengan sabar di pinggir jalan dekat halte bus sambil berulang kali melakukan adegan yang sama.

Tiga jam berlalu dan gerimis yang turunpun mulai membasahi kulitnya. Saat ia telah lelah berdiri dan berniat menuju halte untuk duduk dan berteduh, handphone dalam tasnya bergetar dan berbunyi pertanda sebuah pesan masuk.

Tidak usah menungguku. Aku tidak bisa datang menemuimu. Maaf.

-Justin Bill-

Xandria mematung setelah membaca pesan tersebut. Padahal semalam ia sudah membuat janji dengan pria yang mengirimkan pesan itu. Ia sudah mempersiapkan semuanya dengan baik dan membeli kado untuk Justin dari uang tabungannya sendiri. Ia menatap ke langit yang tadi siang sangat cerah. Kini langit yang cerah itu berubah menjadi gelap seperti mau runtuh mewakili suasana hatinya yang seakan ikut runtuh karena kecewa.

Gerimis yang tadi sedikit membasahi dirinya tanpa ia sadari berubah menjadi hujan yang begitu deras. Ia masih berdiri mematung dibawah deras hujan yang kini membasahi seluruh tubuhnya. Tiba-tiba suara petir yang menggelegar memecahkan lamunannya. Ia tidak mencari tempat untuk berteduh, namun berjalan dan terus berjalan tanpa tahu arah. Kekecewaan benar-benar menyelimuti hatinya. Air mata turun begitu deras membasahi pipi mulusnya. Ia menangis sejadi-jadinya tanpa mengeluarkan suara di bawah derasnya hujan. Di lubuk hatinya ia sangat tahu bahwa Justin tidak mencintainya. Ia tahu Justin menerimanya hanya karena tidak ingin melukai perasaannya. Ia selalu berusaha menghilangkan pikiran itu asalkan ia bisa bersama Justin. Tapi kejadian hari ini membuat ia sadar bahwa cinta yang ia harapkan hanya bayangan semu.

LOVING MY HOT BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang