TINGGAL DI MANSION KELUARGA GRIFFIN

11 2 0
                                    

Mr. dan Mrs.Griffin membawa Xandria untuk tinggal di Mansion mereka. Rumah yang begitu besar bak istana beberapa tahun terakhir hanya ditinggali oleh mereka berdua dan beberapa orang maid. Mr.Griffin memiliki seorang putra yang sedang melanjutkan study nya di Paris. Selain melanjutkan study-nya, putra mereka juga mengurus beberapa perusahaan milik Griffin Corp yang ada di Paris. Karena kesibukan terebut, putra mereka sangat jarang pulang ke kota Nice. Dan beliau berdualah yang sering mengunjungi anaknya ke Paris.

Xandria baru saja keluar dari kamarnya dengan baju kaos big size dan celana pendek bergaya rumahan. Ia selalu tampil sederhana seperti saat masih bersama orang tuanya. Wajahnya yang lesu dan pucat, serta tubuhnya yang sedikit lebih kurus semenjak kepergian orang tuanya. Ia benar-benar telihat sangat kehilangan.

Di ruang makan yang bergaya classic dengan dominan warna putih dan coklat keemasan, dua orang tua paruh baya duduk menyantap sarapan mereka yang terhidang di meja dengan elegan. Mr.Juan Griffin dengan kemeja dan jas kerjanya terlihat tampan dan berwibawa. Meski sudah berumur lebih dari lima puluh tahun, wajahnya yang tegas dan tampan terlihat sepuluh tahun lebih muda dari umurnya. Sedangkan istrinya Mrs.Isabella Griffin terlihat begitu cantik dan berkelas dengan midi dress cream lengan panjang di tubuhnya. Beliau terlihat seperti wanita berumur empat puluhan dengan wajah cantik dan kulit indah terawat tanpa keriput sedikitpun. Benar-benar pasangan yang sangat serasi dan enak dipandang.

"Xandria...kemarilah, kita sarapan bersama." Mrs.Griffin menoleh ke arah Xandria yang sedang menuruni tangga.

Xandria mengangguk, "Baik Nyonya."

"Sudah aku katakan berulang kali, jangan panggil aku nyonya." Beliau tersenyum hangat sambil menuangkan segelas susu dan memberikannya pada Xandria yang baru saja duduk di meja makan. "Panggil saja kami Aunty dan Uncle. Atau kalau kamu mau, kamu bisa panggil kami Mom dan Dad." Mrs.Graffin meletakkan sepiring sandwich di hadapan Xandria. "Anggap kami seperti orang tuamu sendiri."

"...."

"Xandria, bagaimana dengan sekolahmu? Tidak lama lagi kamu akan lulus, apa sudah ada rencana mau lanjut kemana?" Mr.Graffin bertanya disela-sela percakapan.

"Sekolahku baik Da...Da...Dad." Xandria menjawab dengan canggung.

"Mendiang ayahmu sangat ingin kamu melanjutkan study ke jenjang yang lebih tinggi. Kalau tidak salah, kamu menyukai design. Bagaimana kalau kamu melanjutkan study di Politecnico di Milan?" Mr.Griffin kemudian menyeruput kopinya. "Atau kamu lanjutkan di Ecole de la Chambre Syndicale de la Couture Parisiene di Paris saja, kamu bisa tinggal bersama De di sana."

"Aku belum memikirkannya Dad."

"Hal ini harus kamu pikirkan baik-baik, karena pendidikan itu penting. Masalah biaya kamu tidak perlu memikirkannya. Serahkan semua pada kami, kamu hanya tinggal belajar dengan baik dan menggapai cita-citamu." Mrs.Griffin yang berbicara dengan nada rendah tapi penuh tekanan.

"Baik Mom, Dad, akan aku pikirkan." Xandria menjawab sambil menyantap sarapan dan menenggak susunya hingga habis.

****

Siang hari saat Xandria sedang duduk membaca buku di ruang baca kediaman Keluarga Graffin, tiba-tiba notif pesan masuk muncul di layar handphone-nya.

Bagaimana kabarmu?

-Justin Bill-

Xandria hanya diam membaca pesan yang ada di layar handphone-nya dan membalas beberapa menit kemudian. Ia masih kecewa dengan Justin atas kejadian beberapa hari yang lalu. Bahkan saat pemakaman kedua orang tuanya Xandria tidak melihat kehadiran Justin.

LOVING MY HOT BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang