07 : Rasa Canggung

128 15 2
                                    

👀 Hallo! Voment nya jangan lupa!~♡
Jadi ga Sepi-sepi bae work aku hehehe
Maafkan juga kalau ada typo 🙏

Bel rumah keluarga kang terus berbunyi, hingga akhirnya Nyonya Kang membuka pintu rumah dan melihat siapa yang bertamu. Tanpa di sangka Wajah Hangyul dengan senyuman lah yang terlihat ketika pintu rumah terbuka.

"Eh, Nak Hangyul. Mau ketemu Hyewon ya? ayo masuk dulu" Nyonya Kang membalas senyuman Hangyul.

"Iya tante, Hyewon nya ada kan ?" Hangyul melangkahkan kaki masuk ke kediaman keluarga Kang.

"Ada-ada, tapi dia lagi sakit sekarang. Bisa sekalian kamu bawakan makanan ya ke kamarnya ?"

"Loh hyewon sakit tante?" Hangyul terkejut dengan ucapan wanita paruh baya di depan nya. Karena yang dia tau, saat siang tadi Hyewon masih baik-baik saja.

"Tadi siang setelah jemput Minhee, dia bilang badan nya lemas dan langsung tidur di kamarnya" Bunda Jihyo memberikan penjelasan.

"Iya udah tante, biar hangyul bawain makan malam nya buat Hyewon" Ucap Hangyul.

🍃🍃🍃

Setelah Nyonya Kang memberikan nampan berisi makanan, hangyul segera izin untuk pergi ke kamar hyewon.

Hangyul membuka pintu kamar pelan dan melihat punggung yang membelakangi nya dari arah ranjang. Dengan membiarkan pintu kamar tetap terbuka, Hangyul berjalan perlahan menuju ranjang dengan bed cover berwarna biru itu lalu meletakkan nampan di nakas.

Baru saja tangannya ingin mencoba memegang Hyewon dengan tujuan membangunkan nya segera terhenti karena melihat gadis itu gelisah dalam tidurnya. Hyewon terus bergerak tidak nyaman dengan keringat di dahi dan keluar air dari mata yang tertutup.

Hangyul mengerutkan kening nya dan memegang tangan Hyewon.

"Hey ? Won bangun. Kamu kenapa ?" Hangyul mencoba membangun kan Hyewon.

Baru saja Hangyul ingin membangun nya, mata Hyewon terbuka seperti orang kaget. Jelas sekali hyewon seperti orang ketakutan sekarang.

"Won kam--"

Ucapan hangyul terhenti karena dengan cepat kini Hyewon memeluknya erat dan menangis. Pertama kalinya bagi Hangyul mendengar dan melihat gadis ini menangis.

"Won kenapa ? Mimpi buruk ?" Hangyul mengelus rambut Hyewon pelan.

Hyewon menganggukan kepala nya "Gyul aku takut hiks." Ucap Hyewon lirih.

Hangyul mencoba melepaskan pelukan Hyewon, menatap paras cantik gadis di depan nya lalu menghapus air mata nya.

"Itu cuma mimpi buruk okay ? Aku disini dan jangan takut lagi."

"Nih, hapus dulu air matanya" Hangyul memberikan tissue yang di ambil dari nakas samping ranjang Hyewon. "Di lap ingus kamu juga tuh, jelek banget kaya anak kecil"

"IH HANGYUL NGESELIN" Hyewon memukul lengan laki-laki di hadapan nya.

Hangyul tertawa keras karena berhasil menggoda Hyewon dan seperti nya gadis itu sudah lupa kalau dengan mimpi buruk yang baru di alami nya.

"Udah-udah sekarang kamu makan dulu. Tadi kata tante, kamu sakit ? Kenapa ga bilang ke aku ?" Hangyul mencoba menahan tangan Hyewon yang masih saja terus memukulnya dan beralih mengambil nampan yang dia bawa tadi lalu memberikan kepada Hyewon

"Tadi siang sedikit pusing dan lemas aja kok dan ngapain juga aku laporan ke kamu ? Emang nya aku pacar kamu apa ? " tanya Hyewon dengan sedikit ketawa canggung lalu segera menerima nampan makanan yang Hangyul bawa dan segera memakannya. Oke Hyewon mengakui sangat lapar sekarang.

Sedangkan Hangyul terdiam setelah pertanyaan Hyewon tadi. Benar juga dia hanyalah sebatas teman bagi Hyewon, lalu mengapa dia harus meminta gadis itu memberitahukan segala keadaan nya ? Hangyul merasa ada yang salah dengan diri nya. Apa benar perkataan Minhee kalau dia menyukai Hyewon ? Hangyul terus menatap Hyewon yang sedang makan dengan lahap.

Merasa terus diperhatikan Hyewon beralih menatap Laki-laki itu juga. Ini aneh kenapa tiba-tiba Hyewon gugup saat mata mereka bertemu. Berakhir mereka berdua terdiam tanpa sepatah kata pun dan saling bertatapan.

"Kalau gitu, kamu jadi pacar aku aja." Gila! Hangyul tidak sadar dengan ucapan nya.

"Hah?" mata Hyewon membola saat Hangyul berbicara seperti itu.

"Hmm. Maaf Won, aku pulang dulu. Gak usah di pikirin ucapan aku tadi. Cepat sembuh ya."

Hangyul yang sadar salah bicara itu segera pamit untuk pulang meninggalkan Hyewon yang tetap diam dan bingung.

🍃🍃🍃

"Huh, selalu saja aku lagi yang membuang sampah" Gerutu seorang gadis dengan kuncir kuda. Di tangan ada plastik sampah yang sudah waktunya untuk di buang.

Setelah membuang sampah, tatapan nya beralih pada minimarket yang tidak jauh dari posisinya berdiri. Gadis itu melangkahkan kaki menuju minimarket dengan tujuan mencari ice cream yang bisa menetralkan mood nya malam ini.

Sesampainya gadis itu mulai memilih ice cream tapi sepertinya kali ini dia harus rebutan dengan seseorang. Karena saat tangan mengambil ice cream pilihan nya, ada tangan lain yang juga hendak mengambil ice cream itu.

"Loh, kamu yena kan?" Tanya orang yang juga memilih ice cream yang sama.

Yena tentu saja kaget, karena orang itu adalah Yohan. Yena hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan yohan.

"Yaudah ice cream nya buat kamu aja" Ucap yohan dengan senyumannya.

"Eoh? eh iya makasih ya" Yena segera pergi untuk membayar ice cream nya.

Baru saja langkah kaki yena keluar dari minimarket tadi, gadis itu kembali kaget. Karena Yohan masih ada di luar minimarket dan tersenyum manis saat melihat Yena keluar.

"Kamu belum pulang ?" Tanya Yena penasaran

"Tungguin kamu, gak baik tau cewek pulang sendirian udah malam gini" Kata Yohan dengan senyuman yang belum juga luntur sedari tadi.

"Gapapa kok, biasa juga aku pulang sendiri kok."

"Udah ayok aku antar pulang, Aku gak mau jadi merasa bersalah biar cewek pulang sendirian" Ucap Yohan lalu memegang tangan Yena.

Yena hanya bingung dan mengikuti arah tangan yang ditarik cowok dihadapan nya.

"apaan ini ? Dia memegang tangan ku ? Kalau pacar nya tau apa gapapa ? Apa dia memang seperti ini dengan orang yang baru dia kenal ?" Batin yena terus bertanya. Ini terlalu canggung, Dia dan Yohan baru kenalan siang tadi.

"T-tunggu, hm aku rasa tidak usah berpegangan tangan dan juga memang nya kamu tau rumah ku dimana ?" Yena dengan segera menarik tangannya dari tangan Yohan.

"Ah, maaf. Kalau gitu kamu yang memimpin jalan. Biar aku yang pastikan kamu selamat sampai rumah mu." Jelas Yohan mempertahankan pendirian nya untuk tetap mengantarkan gadis itu pulang.

Yena segera berjalan didepan lelaki itu. Tidak ada percakapan sama sekali sampai akhirnya Yena sampai di depan rumahnya.

"Ini rumah ku, kalau begitu aku masuk dulu. Makasih ya" Yena dengan cepat memasuki rumahnya.

Tetapi sebelum gadis itu benar-benar menghilang masuk ke dalam rumah, Yohan sempat berteriak dan hanya dibalas senyuman oleh Yena.

"Sampai bertemu lagi nanti! Selamat Malam Yena!" Teriak Yohan.

Setelah memastikan Yohan pergi dari depan rumahnya, Yena menghela nafas lega.

"Sayangnya udah ada yang punya" Gumam Yena pelan lalu melangkahkan kaki menuju kamarnya.

🍃TBC🍃

Maaf agak pendek :)
Terimakasih telah membaca ❤

fielsaarn
200304

I Want to be with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang